Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Nama Koperasi Bhahana Lintas Nusantara (BLN) di Boyolali mendadak muncul ke publik.
Ini setelah ada aduan dari para korban di Boyolali.
Bahkan kasus ini sudah jadi perhatian dari Bupati Boyolali dan Gubernur Jateng.
Koperasi yang menawarkan keuntungan besar bagi anggotanya itu tengah menghadapi masalah dugaan penipuan.
Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi meminta masyarakat yang merasa dirugikan melaporkan ke pihak berwajib.
"Tapi prinsip, sepanjang itu (BLN) resmi dan dibawah verifikasi dinas koperasi kita akan dipertanggungjawabkan oleh kita," ujarnya
Di Boyolali, ada 10 nasabah yang sudah berani membuat aduan soal koperasi BLN.
Bupati Boyolali, Agus Irawan menyebut pihaknya sudah mendapatkan informasi tersebut.
Agus bilang menyerahkan permasalahan ini ke Polres Boyolali.
"Tentunya sepenuhnya nanti koordinasi dengan polres juga bagaimana cara penangannya," jelasnya.
Dia berharap, kasus ini dapat segera selesai dan mendapatkan solusi terbaik.
"Kita masih menunggu juga. Semoga nanti segera ada solusinya," pungkasnya.
Modus Keuntungan
Sebanyak 10 orang nasabah Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) mendatangi Polres Boyolali, untuk mengadukan dugaan penipuan yang dilakukan koperasi tersebut.
Pasalnya, keuntungan hingga 200 persen selama 2 tahun seperti yang dijanjikan tak terwujud.
Padahal, mereka sudah terlanjur utang di Bank demi depat menjadi nasabah Koperasi ini.
Aris Carmadi, salah seorang nasabah yang sekaligus menjadi juru bicara teman-teman yang juga diduga menjadi korban, mengungkapkan kerugiannya dan 9 temannya mencapai Rp 1,2 miliar.
"Jadi dari mentor, leader itu menjanjikan setiap nabung itu akan mendapatkan keuntungan 200 persen selama 2 tahun," katanya saat ditemui di Mapolres Boyolali, Selasa (14/5/2025).
Dia yang bergabung sejak 2024 dikejutkan dengan operasional koperasi BLN yang mendadak tutup pada Maret lalu.
Padahal, dia mengaku sudah menyetorkan Rp 60 juta dari pinjaman bank.
"Baru mendapatkan kurang lebih Rp 14 juta," tambahnya.
Dwi Priatmoko, nasabah lainnya mengaku, awalnya dirinya mendapat Undangan Sosialisasi Koperasi BLN di Rumah Makan Bu Yoso Boyolali.
Kemudian ia tertarik mengikuti skema program Sipintar dari BLN.
“Jadi setor uang 100 juta kemudian akan dikembalikan 200 juta dalam waktu 24 bulan dan ditransfer ke rekening penyimpan setiap bulan,” jelasnya.
Tergiur dengan iming-iming bonus besar, Dwi lalu mengambil pinjaman di sebuah bank untuk mengikuti program tersebut.
“Kemudian saya ambil pinjaman dengan menggadaikan sertifikat pensiun, lalu saya setor ke BLN 150 juta berharap uang bisa jadi 300 juta sesuai janji,” ucap Dwi.
Namun setelah melakukan tiga kali pencairan, pihak BLN kemudian secara sepihak mengganti program.
Dwi menerangkan, total nasabah yang ada di BLN sebanyak 40 ribu rekening, dengan total investasi mencapai ratusan miliar.
Menurut Dwi, korban dari Koperasi BLN mulai dari Pensiunan ASN, Pengusaha, hingga Ibu Rumah Tangga.
“Sampai saat ini uang saya yang belum kembali masih sekira 75 juta, teman teman nasabah lain ada yang sampai 4 miliar, terus ada juga yang menanggung ganti rugi 14 miliar karena mengajak ikut masuk koperasi tersebut,” terangnya.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Boyolali, Iptu Winarsih mengatakan pihaknya telah menerima laporan tersebut.
Pihaknya akan melakukan penyelidikan aduan ini.
“Dari Reskrim akan didalami," pungkasnya.
(*)