Pakistan Konfirmasi Tembak Jatuh Jet Tempur ke-6 India, Kali Ini Dassault Mirage 2000
TRIBUNNEWS.COM - Pakistan mengonfirmasi kalau militernya telah menembak jatuh jet tempur keenam Angkatan Udara India.
Jet dari jenis Mirage 2000 itu dinyatakan ditembak jatuh oleh jet tempur Angkatan Udara Pakistan pada malam hari tanggal 6-7 Mei di Pampore, timur Srinagar, India.
Klaim ini seperti yang dinyatakan oleh Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif.
Ia mengatakan hal itu saat mengunjungi Pangkalan Angkatan Udara negara itu di Kamra.
"Dengan begitu, menurut klaim Pakistan, jumlah total jet tempur Angkatan Udara India yang ditembak jatuh dalam konflik antara kedua negara bertenaga nuklir itu menjadi enam sejauh ini, termasuk tiga jet tempur Rafale yang paling modern buatan Prancis," tulis laporan situs militer dan pertahanan, DSA dikutip Jumat (16/11/2025).
Pakistan sebelumnya menyatakan bahwa lima jet tempur India ditembak jatuh oleh jet tempur pada awal Konflik Pakistan-India, yaitu tiga jet tempur Rafale dan satu MiG-29 dan satu Sukhoi Su-30MKI.
Baca juga: Makin Banyak Bukti, India Masih Bantah 5 Jet Tempurnya Jatuh Ditembak Pakistan: Ada MiG-Sukhoi Juga
"Konfirmasi keberhasilan penembakan jatuh jet tempur keenam India pada malam 6/7 Mei, sebuah Mirage-2000 di dekat Pampore di timur Srinagar, sekali lagi membuktikan keunggulan tempur Angkatan Udara Pakistan (PAF) dan tekad yang tak tergoyahkan dari Angkatan Bersenjata kami dalam mempertahankan tanah air dengan cara apa pun," kata Perdana Menteri Pakistan.
Namun, Shahbaz tidak mengungkapkan jenis jet tempur Angkatan Udara Pakistan yang bertanggung jawab atas penembakan jatuh jet tempur keenam Angkatan Udara India dan jenis rudal udara-ke-udara yang digunakan untuk menembak jatuh jet tersebut.
Jet tempur Mirage 2000 India kemungkinan besar juga ditembak jatuh oleh jet tempur J-10C buatan China milik Pakistan menggunakan rudal udara-ke-udara PL-15, seperti yang terjadi pada tiga jet tempur Rafale India.
Selain J-10C Angkatan Udara Pakistan, pesawat tempur lain milik negara tersebut yang mampu meluncurkan rudal udara-ke-udara jarak jauh Beyond Visual Range (BVR) dan turut beraksi dalam konflik Pakistan-India adalah JF-17 "Thunder" yang dikembangkan bersama oleh Chengdu Aircraft Industry Corporation (CAIG) dan Pakistan Aeronautical Complex (PAC).
Baik jet tempur Rafale maupun Mirage 2000 yang diduga ditembak jatuh oleh Pakistan dikembangkan oleh perusahaan yang sama, Dassault Aviation.
Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan juga menekankan bahwa Angkatan Bersenjata Pakistan selalu siaga penuh dan berkomitmen untuk mempertahankan setiap inci tanah air.
"Segala bentuk agresi akan ditanggapi dengan tindakan yang tepat waktu, proporsional, dan tegas. Kami berdiri teguh, bersatu, dan selalu waspada untuk mempertahankan kedaulatan negara."
Selama kunjungannya ke Pangkalan Udara Kamra, Perdana Menteri Pakistan juga bertemu dengan pilot pesawat tempur Angkatan Udara Pakistan yang berhasil menembak jatuh enam pesawat tempur Angkatan Udara Pakistan, yang terdiri dari tiga Rafale, satu MiG-29, satu Sukhoi Su-30MKI dan yang terbaru, satu Mirage 2000.
Hingga saat ini, pemerintah maupun militer India belum memberikan reaksi atas pernyataan Perdana Menteri Pakistan tentang jatuhnya jet tempur keenam India, Mirage 2000 di Pampore, Srinagar.
Meskipun menghadapi semakin banyak bukti yang sulit disangkal, militer dan pemerintah India masih menolak untuk mengakui bahwa mereka kehilangan lima (dan sekarang enam) jet tempurnya, termasuk tiga jet tempur paling modernnya, Rafale buatan Prancis, setelah ditembak jatuh oleh Angkatan Udara Pakistan.
Saat ditanya mengenai nasib tiga jet tempur Rafale miliknya, perwira senior Angkatan Udara India Marsekal Udara AK Bharti hanya mengatakan, "Kita berada dalam skenario perang, kerugian merupakan bagian dari pertempuran", namun tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Namun, bagi pengamat pertahanan, tanggapan perwira senior Angkatan Udara India tampaknya mengonfirmasi bahwa mereka memang telah kehilangan lima jet tempur, termasuk tiga Rafale.
Pada hari-hari awal konflik dengan India, Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar mengatakan kepada media bahwa jet tempur Pakistan telah terlibat dengan sedikitnya 75 hingga 80 jet tempur India dalam pertempuran udara terbesar dalam sejarah.
Dia mengklaim bahwa kelima jet tempur Angkatan Udara India (IAF), termasuk tiga Rafale buatan Prancis, ditembak jatuh oleh jet tempur J-10C Angkatan Udara Pakistan (PAF) menggunakan rudal udara-ke-udara Beyond Visual Range (BVR) PL-15E.
Rudal udara-ke-udara jarak jauh PL-15 memiliki kecepatan Mach 4 dan dilengkapi dengan radar Active Electronically Scanned Array (AESA ) dan dirancang untuk pertempuran di luar jangkauan visual (BVR).
Rudal PL-15 adalah sistem senjata udara-ke-udara Beyond Visual Range (BVR) buatan China yang dirancang untuk memberikan keuntungan strategis bagi Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF).
Klaim Pakistan menembak jatuh jet tempur Angkatan Udara India juga didukung oleh pejabat AS dan Prancis.
"Jet tempur J-10C Pakistan bertanggung jawab atas penembakan jatuh sedikitnya dua jet tempur Angkatan Udara India," kata pejabat senior AS kepada kantor berita internasional Reuters.
Jurnalis senior CNN Jim Sciutto, melalui akunnya di platform X, menyatakan bahwa pejabat senior intelijen Prancis mengonfirmasi bahwa setidaknya satu jet tempur Rafale milik Angkatan Udara India telah ditembak jatuh oleh Pakistan.
Ini adalah jet tempur Rafale pertama yang ditembak jatuh dalam konflik mana pun di seluruh dunia sejauh ini, kata pejabat tersebut.
India telah memiliki jet tempur Mirage 2000 buatan Prancis sejak awal 1980-an, ketika negara tersebut membeli pesawat tersebut dari Dassault Aviation untuk memperkuat kemampuan serangan strategis Angkatan Udara India (IAF).
Pesawat generasi keempat ini telah terbukti efektif dalam berbagai operasi militer termasuk selama Perang Kargil pada tahun 1999, di mana Mirage 2000 digunakan untuk melakukan serangan presisi terhadap posisi musuh di medan pegunungan yang sulit.
India memiliki sekitar 50 pesawat Mirage 2000 dalam berbagai konfigurasi, termasuk versi Mirage 2000H dan Mirage 2000TH, yang masing-masing beroperasi sebagai varian kursi tunggal dan dua kursi.
Mayoritas pesawat Mirage 2000 Angkatan Udara India ditempatkan di Pangkalan Udara Gwalior di negara bagian Madhya Pradesh, yang juga menampung pesawat elit No. 1 “Tigers” dan No. 7 “Battle Axes”.
Pangkalan Udara Gwalior dipilih sebagai pusat operasi utama untuk pesawat Mirage 2000 karena lokasinya yang strategis dan infrastruktur lengkap untuk mendukung operasi dan pemeliharaan pesawat tempur berperforma tinggi tersebut.
Selain itu, pesawat Mirage 2000 India telah menjalani program peningkatan yang signifikan untuk meningkatkan sistem avioniknya, kemampuan persenjataan, dan kesesuaiannya dengan operasi peperangan modern, menjadikannya salah satu platform tempur yang masih relevan dalam doktrin pertahanan udara India saat ini.
Dengan kemampuan membawa rudal udara-ke-udara jarak menengah seperti MICA dan sistem navigasi serta peperangan elektronik yang ditingkatkan, Mirage 2000 tetap menjadi komponen penting jajaran tempur India meskipun usianya kini telah melebihi empat dekade.
Pesawat Mirage 2000 milik Angkatan Udara India (IAF) adalah pesawat tempur multiperan generasi keempat yang diproduksi oleh perusahaan Prancis Dassault Aviation.
Pesawat ini ditenagai oleh mesin turbofan SNECMA M53-P2 tunggal yang mampu menghasilkan daya dorong maksimum hingga 95 kN dengan afterburner, yang memungkinkannya terbang pada kecepatan maksimum Mach 2,2 (lebih dari 2.300 km/jam).
Mirage 2000 memiliki jangkauan operasi sekitar 1.550 km tanpa pengisian bahan bakar di udara, dan dapat ditingkatkan lebih jauh melalui penggunaan tangki bahan bakar eksternal atau pengisian bahan bakar di udara.
Pesawat ini dilengkapi dengan radar RDI (Radar Doppler à Impulsions) untuk deteksi target udara-ke-udara dan permukaan, serta sistem avionik modern termasuk sistem peperangan elektronik dan kokpit kaca dalam versi terbaru Mirage 2000-5.
Dalam hal persenjataan, Mirage 2000 dapat membawa berbagai macam senjata termasuk rudal udara-ke-udara MICA dan Magic II, rudal udara-ke-permukaan seperti AS-30L serta bom pintar dan konvensional.
Pesawat ini juga dilengkapi dengan dua meriam DEFA 554 kaliber 30 mm sebagai senjata tetap untuk pertempuran jarak dekat.
Dengan desain sayap delta tanpa ekor vertikal dan struktur yang ringan, Mirage 2000 dikenal karena kemampuan manuvernya yang tinggi, akurasi serangan, dan keandalannya dalam berbagai misi udara.
(oln/dsa/*)