Ibas: Bangun Bangsa Maju dan Berakhlak Lewat Budaya Membaca dan Menulis
GH News May 17, 2025 09:04 PM

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), menegaskan pentingnya budaya literasi dalam membentuk generasi emas Indonesia.

Menurutnya, bangsa yang besar adalah bangsa yang masyarakatnya gemar membaca dan menulis. Karena itu, ia mengajak generasi muda untuk meningkatkan literasi demi menciptakan masyarakat yang cerdas, terdidik, dan berakhlak.

Pesan ini ia sampaikan dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bertema “Pancasila, Buku, dan Anak Bangsa: Terdidik, Maju, dan Sejahtera” yang digelar di Gedung MPR RI pada 15 Mei 2025, sekaligus memperingati Hari Buku Nasional.

“Pertemuan ini adalah momen dari hati ke hati. Dari balik lembar-lembar buku, terpancar ilmu, harapan, dan sejarah perjalanan umat manusia,” ujar Ibas. Ia juga mengutip ilmuwan Carl Sagan yang menyatakan bahwa membaca adalah cara manusia berbicara dengan masa lalu dan menjembatani masa depan.

Ibas menekankan bahwa tak ada bangsa yang bisa maju tanpa budaya baca yang kuat. Oleh sebab itu, ia mengajak semua pihak untuk memperkuat budaya membaca dan menulis—baik lewat buku fisik maupun teknologi digital yang mendukung peningkatan ilmu pengetahuan.

“Literasi bukan hanya soal bisa membaca huruf, tapi bagaimana memahami isi, menyaring makna, dan menerapkannya dalam tindakan nyata,” ujarnya.

Selain itu, Ibas juga menegaskan pentingnya penguatan nilai-nilai kebangsaan melalui empat pilar: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. “Mari kita hayati nilai-nilai kebangsaan ini lewat semangat literasi. Salam Literasi!” serunya yang disambut antusias para peserta.

Sebagai anggota DPR RI dari Dapil Jawa Timur VII, Ibas percaya bahwa buku berperan penting dalam membentuk generasi yang tidak hanya kritis dan kreatif, tetapi juga berakhlak mulia.

“Tak cukup hanya pintar, kita juga harus mampu menyampaikan ide secara bijak dan membangun. Kita butuh generasi yang cerdas sekaligus berkarakter,” tambahnya. Ucapannya langsung disambut seruan “Setuju!” dari para siswa dan guru yang hadir.

Ibas juga mengingatkan pesan Bung Karno bahwa siapa yang berhenti membaca, akan berhenti berkembang. “Kalau kita ingin terus maju, kita harus terus membaca dan belajar,” ujarnya.

Di hadapan ratusan pelajar dan guru, ia menyinggung cepatnya perkembangan teknologi, mulai dari kecerdasan buatan (AI) hingga sistem transportasi modern. Menurutnya, perubahan ini menuntut pendidikan yang adaptif dan responsif.

“Sebagai pimpinan MPR RI, saya ingin memastikan pendidikan kita tidak tertinggal. Anak-anak harus dipersiapkan menghadapi masa depan dengan literasi dan keterampilan yang relevan,” tegasnya.

Ibas juga mengutip Imam Al-Ghazali yang mengatakan bahwa ilmu tanpa amal adalah sia-sia, dan amal tanpa ilmu adalah kosong. “Kita tidak boleh tersesat dalam dunia pendidikan,” pesannya.

Ia menutup sambutan dengan optimisme bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi besar untuk membawa perubahan. “Kami mendukung proses belajar kalian agar lebih maju, mudah diakses, terjangkau, dan berkualitas. Kita ingin pelajar Indonesia tumbuh menjadi pribadi yang positif, solutif, dan berkontribusi bagi bangsa.”

Ia pun mengutip Mahatma Gandhi: “Be the change that you wish to see in the world.” “Jadilah perubahan, jangan hanya melihat ke lingkungan sekitar, tapi bukalah mata untuk melihat dunia yang lebih luas,” pungkasnya.

Sementara itu, Dinda, siswa berprestasi dari SMA Negeri 1 Pacitan, mengungkapkan rasa bahagianya bisa hadir langsung di acara ini. “Kami sangat senang bisa diundang ke MPR RI, ini seperti mimpi yang jadi kenyataan. Terima kasih atas inspirasi dan semangatnya, semoga Bapak Ibas selalu dimudahkan dalam perjuangan membangun bangsa,” ungkapnya.

Acara ini dihadiri ratusan siswa dan guru dari berbagai jenjang pendidikan di wilayah Dapil Jawa Timur VII, yakni Pacitan, Trenggalek, Ponorogo, Magetan, dan Ngawi. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.