TRIBUN-BALI.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Kembali ditutup di zona hijau pada perdagangan akhir pekan ini. Dengan demikian IHSG sudah menguat tiga hari berturut-turut.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) via RTI, IHSG melejit 0,94 persen atau bertambah 66,36 poin ke level 7.106,52 pada penutupan perdagangan,Jumat (16/5/2025).
Sementara itu akumulasi kenaikan IHSG sepekan terakhir mencapai 2,60%. Kenaikan IHSG ditopang penguatan delapan indeks sektoral dari total 11 sektor di BEI. Sektor yang naik paling tinggi adalah infrastruktur 2,44%, barang baku 1,86%, energi 1,22%, Kesehatan 0,85%.
Kemudian sektor barang konsumer primer naik 0,50%, sektor perindustrian 0,29?n sektor keuangan menguat 0,07%. Sedangkan sektor yang melemah adalah property dan real estate 0,53%, barang baku 0,52%, teknologi 0,35?n transportasi 0,16%.
Total volume perdagangan saham di BEI pada Jumat mencapai 25,24 miliar dengan nilai transaksi Rp 14,48 triliun. Adapun 325 saham menguat menopang IHSG, 291 saham lainnya melemah an 193 saham stagnan.
Top gainers di LQ45 kemarin yaitu, PT Pertamian Geothermal Energy Tbk (PGEO) 17,59% ke Rp 1.270 per saham, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) 12,27% ke Rp 2.150 per saham, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) 5,74% ke Rp 1.935 per saham. Sedangkan top losers di LQ45 adalah PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) 4,67% ke Rp 510 per saham, PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) 2,63% ke Rp 740 per saham, dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) 2,18% ke Rp 1.795 per saham.
Emiten perbankan seperti saham BBCA, BMRI, dan BBRI mengalami pergerakan yang berbeda saat pasar menguat 0,94% ke level 7.106.
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menguat pada penutupan perdagangan, ditutup di harga Rp 5.475 per saham. Kenaikan ini setara dengan 2,82% dibandingkan harga penutupan Kamis (15/5) yang berada di level Rp 5.325. Saham BMRI dibuka pada harga Rp 5.425, lebih tinggi dari penutupan hari sebelumnya.
Sepanjang perdagangan, saham BMRI bergerak di kisaran Rp 5.200 hingga Rp 5.475, mencatat kenaikan harian sebesar Rp 150. Secara mingguan, saham BMRI telah meningkat sebesar 14,78% dibanding harga 7 hari lalu (09 Mei 2025) di Rp 4.770. Namun, bila dibandingkan dengan posisi setahun lalu (16 Mei 2024) di harga Rp 6.350, saham ini mengalami penurunan sebesar 13,78%.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), total nilai transaksi saham BMRI mencapai Rp 1.230,60 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 2.292.649 lot.
Kemudian, ada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan penguatan pada penutupan perdagangan, berakhir di level Rp 9.300 per saham. Ini menunjukkan kenaikan sebesar 0,27?ri harga penutupan Kamis (15/5) yang berada di Rp 9.275.
BBCA dibuka langsung di harga Rp 9.300, lebih tinggi dari penutupan sebelumnya. Selama sesi perdagangan, harga saham BBCA bergerak antara Rp 9.225 hingga Rp 9.325, dan mencatat kenaikan Rp 25 dalam sehari.
Secara mingguan, saham BBCA naik 3,33% dibanding harga 09 Mei 2025 yang sebesar Rp 9.000. Namun, saat dibandingkan dengan posisi satu tahun lalu (16 Mei 2024), saham BBCA mengalami penurunan 3,13?ri Rp 9.600. Berdasarkan data BEI total nilai transaksi saham BBCA mencapai Rp 584,10 miliar, dengan volume perdagangan sebesar 629.745 lot.
Sementara saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengalami penurunan pada penutupan perdagangan, ditutup di harga Rp 4.250 per saham.
Angka ini mencerminkan penurunan 0,47?ri penutupan Kamis (15/5) di Rp 4.270. Saham BBRI sempat dibuka lebih tinggi dari hari sebelumnya, yakni di Rp 4.310 per saham.
Sepanjang hari, harga saham BBRI bergerak di kisaran Rp 4.160 hingga Rp 4.330, dengan penurunan harian sebesar Rp 20 per saham.
Jika dibandingkan dengan 7 hari sebelumnya (09 Mei 2025), harga saham BBRI telah meningkat sebesar 10,68?ri Rp 3.840. Ketika dihitung secara tahunan, harga saham ini turun 12,19% dibandingkan posisi pada 16 Mei 2024 yang berada di Rp 4.840. Menurut data dari BEI total nilai transaksi saham BBRI mencapai Rp 1.222,50 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 2.890.957 lot. (kontan)