TIMESINDONESIA, MANOKWARI – Banjir bandang melanda Kampung Jim di Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, Jumat (17/5/2025) malam. Peristiwa tersebut menewaskan satu orang dan 19 lainnya masih hilang, menurut laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan bahwa banjir terjadi sekitar pukul 21.00 WIT usai hujan deras mengguyur kawasan tersebut. Air bah berasal dari hulu dan menerjang kawasan tempat tinggal sementara para pencari emas tradisional di wilayah itu.
“Luapan air menghanyutkan tenda dan perlengkapan para pencari emas. Korban meninggal dunia diketahui bernama Harun Meidodga (22),” kata Abdul dalam keterangan tertulisnya, Senin (19/5/2025).
Hingga saat ini, tim gabungan masih melakukan pencarian terhadap 19 orang yang belum ditemukan. Nama-nama korban hilang meliputi:
Pit Takaliumang (19), George Takaliumang (55), Yoce Takaliumang (40), Billi Takaliumang (50), Andre Mandage (20), Fence Mandage (41), Jhon (sekitar 40), Jun (sekitar 25), Olden Mote (sekitar 25), Reki Mote (sekitar 35), Jufri Sarenosa (sekitar 35), Melkianus Mandacan (30), Robertus Edison Nurak (sekitar 30), Oktovianus Petrus Alwandi (23), Laurensius Danilson (23), Yan Leo (26), Eleven Primus Elianus (29), Epen (sekitar 20), dan Erik (sekitar 25).
Sementara itu, empat orang lainnya mengalami luka-luka dan telah mendapatkan perawatan awal dari masyarakat setempat. Mereka adalah Fretswan Unas (33), Juandi Takaliumang (22), Yeskiel Takaliumang (34), dan Karunyak Takaliumang (44).
Menurut Abdul, sejauh ini tidak ditemukan adanya kerusakan bangunan atau kerugian materiil yang besar akibat peristiwa tersebut. Selain itu, tidak ada warga yang harus mengungsi.
BPBD Kabupaten Pegunungan Arfak telah melakukan pendataan terhadap para korban dan dampak kejadian, serta terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Papua Barat dan instansi terkait lainnya.
Namun demikian, upaya pencarian masih menemui kendala. "Minimnya jaringan komunikasi di lokasi terdampak sangat menyulitkan pelaporan situasi dan koordinasi langsung di lapangan," jelas Abdul.
Sebagai langkah antisipasi, BNPB mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana—terutama di lereng bukit dan area tambang emas tradisional—untuk selalu waspada, khususnya saat musim hujan.
“Segera menjauh dari lokasi berisiko saat hujan deras dan laporkan potensi bahaya kepada aparat setempat. Keselamatan jiwa adalah prioritas utama,” tegas Abdul. (*)