Ribuan Driver Ojol Bakal Gelar Aksi, Begini Respons Gojek-Grab hingga Maxim dan inDrive
Sanusi May 19, 2025 09:36 PM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan pengemudi ojek online (ojol) dan taksi online akan menggelar aksi unjuk rasa di berbagai titik Jakarta pada Selasa (20/5/2025).

Menanggapi rencana aksi tersebut, para aplikator memberi responsnya masing-masing.

Direktur PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Catherine Hindra Sutjahyo mengimbau agar para mitra pengemudi mengajukan keluh kesah mereka melalui komunikasi secara internal.

"Jadi memang ini kami akan terus berusaha untuk mengimbau, membuka kanal, semoga kami bisa benar-benar menjawab pertanyaan, menjawab aspirasi itu melalui komunikasi internal," katanya dalam konferensi pers bersama Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dan aplikator ojol lainnya di Jakarta Pusat, Senin (19/5/2025).

Ia memastikan kanal pertanyaan bagi mitra pengemudi akan terus dibuka termasuk saat aksi unjuk rasa berlangsung.

Senada, Director of 2-Wheels & Logistics Grab Indonesia Tyas Widyastuti mengatakan kanal komunikasi pihaknya akan terus terbuka bagi mitra pengemudi mereka.

Selain itu, ia mengatakan operasional perusahaan Grab juga akan masih akan berjalan seperti biasa.

Tyas mengimbau para pengguna Grab merencanakan perjalanannya karena kemungkinan adanya keterlambatan penjemputan di beberapa daerah.

Ia juga meminta para pengguna tidak khawatir kesulitan mendapatkan pengemudi karena sistem mereka otomatis mengalokasikan ke berbagai mitra pengemudi lainnya.

"Kami tahu bahwa mitra-mitra pengemudi tetap harus mencari nafkahnya besok juga, jadi kami juga mencoba melindungi mereka. Kalau memang ada kendala, bisa langsung hubungi pusat bantuan Grab," kata Tyas.

Lalu, Government Relations Specialist Maxim Indonesia Muhammad Rafi Assagaf mengatakan telah mengimbau para mitra pengemudinya agar bisa tetap menjalankan aktivitas menerima pesanan seperti biasa.

Rafi meminta para mitra pengemudi Maxim tetap bijaksana. Ia meminta jika ada keluh kesah yang ingin disampaikan bisa langsung datang ke kantor.

"Direktur kami bahkan juga turun langsung ke lapangan beberapa kali di daerah juga untuk menemui mereka. Kami bisa sampaikan kalau Maxim sampai saat ini juga menjalin komunikasi kepada driver-driver kami," kata Rafi.

Terakhir, Business Development Representative inDrive Ryan Rwanda mengatakan, jika berdasarkan aksi-aksi sebelumnya, inDrive tidak terpengaruh karena jumlah pengemudi mereka yang masih minim.

Menurut Ryan, jumlah pengemudinya yang kerap ikut dalam aksi unjuk rasa sangat sedikit. Fakta ini ia dapati setelah menjalankan diskusi bersama beberapa organisasi pengemudi ojol.

"Beberapa penjelasan dari organisasi driver dan komunitas driver yang terus kami lancarkan beberapa bulan terakhir juga menyatakan bahwasannya mereka tidak terlibat. Kali ini kalau menurut saya dari feedback dari driver, kalau di inDrive kalaupun ada (yang ikut demo) sangat kecil efeknya," kata Ryan.

Demo Ojol

Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia Raden Igun Wicaksono mengungkap aksi unjuk rasa driver ojek online dan taksi online yang akan digelar pada Selasa (20/5/2025) akan dihadiri lebih dari 25 ribu massa ojol dari berbagai penjuru Jabodetabek, Jawa, dan sebagian Sumatera.

Saat aksi tersebut, para driver ojol akan yang ikut serta akan mematikan aplikasi mereka, sehingga akan terjadi pelumpuhan dalam layanan pemesanan penumpang, pemesanan makanan, dan pengiriman barang.

Aksi mematikan aplikasi secara massal akan dilakukan mulai pukul 00.00 WIB sampai 23.59 WIB.

"Kami mengimbau untuk masyarakat luas di Jakarta dan hampir seluruh Indonesia agar sementara dalam satu hari saja untuk tidak melakukan pemesanan layanan ojol roda dua dan roda empat sebagai upaya untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan bersama," kata Igun.

Titik aksi tersebar di lima lokasi. Ada Kementerian Perhubungan, Istana Merdeka, Gedung DPR RI, kantor aplikator, dan semua lokasi yang berhubungan dengan perusahaan aplikasi.

"Aksi akan dilakukan mulai jam 13.00 WIB hingga tuntutan GARDA diterima oleh Pemerintah, DPR RI dan aplikator menyatakan setuju patuhi regulasi Pemerintah RI," ujar Igun.

Berikut tuntutan mereka:

- Presiden RI dan Menteri Perhubungan berikan sanksi tegas kepada perusahaan aplikasi pelanggar Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 12 tahun 2019 dan Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP 1001 tahun 2022.

- DPR RI Komisi V menggelar Rapat Dengar Pendapat gabungan bersama Kementerian Perhubungan, Asosiasi, dan Aplikator.

- Potongan Aplikasi menjadi 10 persen.

- Revisi tarif penumpang dengan menghapus aceng, slot, hemat, prioritas, dan lain-lain.

- Tetapkan tarif layanan makanan dan kiriman barang, libatkan asosiasi, regulator, aplikator, dan YLKI. 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.