Daun sambung nyawa atau Gynura procumbens sejak lama digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan, mulai dari maag hingga kolesterol tinggi. Khasiat ini didapat karena adanya kandungan antioksidan dan berbagai senyawa aktif dalam daun sambung nyawa.
Berkat manfaat tersebut, daun yang berbentuk bulat telur memanjang ini dijuluki penyambung usia atau sambung nyawa. Berikut sejumlah manfaat dari daun sambung nyawa untuk kesehatan.
Manfaat daun sambung nyawa di antaranya menurunkan kadar gula darah, mengobati hipertensi, hingga melindungi sistem pencernaan. Ini penjelasan lengkapnya:
Dikutip dari jurnal berjudul Pemanfaatan Tanaman Daun Sambung Nyawa terhadap Hipertensi di Desa Simirik Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kota Padangsidimpuan, daun sambung nyawa bisa mengobati berbagai penyakit, salah satunya hipertensi. Daun sambung nyawa bisa mengatasi hipertensi dengan mencegah aktivitas angiotensin converting enzyme (ACE). Enzim tersebut berperan dalam mengatur tekanan darah dan melebarkan pembuluh darah.
Daun sambung nyawa memiliki kandungan bahan aktif yang bersifat anti diabetes, seperti steroid, triterpenoid, dan protein. Dikutip dari jurnal berjudul Tanaman Sambung Nyawa sebagai Antihiperglikemik oleh Ayu Agustira dkk, daun sambung nyawa juga mengandung senyawa alkaloid dan flavonoid yang menekan radikal bebas serta memengaruhi pemecahan karbohidrat menjadi monosakarida, sehingga tidak dapat diserap usus.
Dengan begitu, kadar gula darah tidak meningkat setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula. Efek ini bisa menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus.
Daun sambung nyawa juga berpotensi dalam mengobati infertilitas yang merupakan salah satu komplikasi diabetes. Dikutip dari laman Frontiers, secara keseluruhan, penelitian menunjukkan bahwa daun sambung nyawa bisa meningkatkan fungsi reproduksi pria diabetes yang mengalami infertilitas, khususnya dengan meningkatkan jumlah, kualitas, dan motilitas sperma.
Daun sambung nyawa dipercaya mempunyai efek penumpas kanker. Hal ini karena adanya kandungan flavonoid, terpenoid, dan polifenolnya.
Dikutip dari buku The Miracle of Herbs oleh dr Prapti Utami dan Desty Ervira Puspaningtyas, S.Gz, flavonoid pada daun sambung nyawa berperan dalam menghambat perkembangan tumor dan sel kanker. Sebuah studi praklinis pada tahun 2004 menyatakan bahwa ekstrak daun sambung nyawa bisa menurunkan kejadian kanker payudara hingga 40%, sementara menurut studi praklinis pada tahun 2006, ekstrak daun sambung nyawa bisa menghambat perkembangan sel kanker lidah dengan memutus siklus perkembangan kanker.
Daun dengan banyak khasiat ini juga berperan sebagai anti-inflamasi. Menurut Iskander, dkk dalam Plant Food Human Nutrition, kandungan steroid dalam daun sambung nyawa berperan sebagai komponen yang bisa mencegah peradangan pada sel.
Dalam sudi yang diterbitkan pada Journal of Medicinal Plants Research di tahun 2010, ekstrak etanol dalam daun sambung nyawa bisa membantu mengobati permasalahan gangguan gastrointestinal, seperti mencegah adanya ulserasi atau luka pada lambung.
Daun sambung nyawa juga memiliki sifat anti-bakteri sebab adanya kandungan alkaloid dan tanin di dalamnya. Alkaloid bisa mengganggu komponen pembentuk dinding sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel bakteri tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel bakteri.
Menurut studi dalam Journal of Antimicrobial Chemotherapy tahun 2001, senyawa astringent dari tanin bisa merangsang pembentukan kompleks senyawa ikatan tubuh terhadap enzim atau substrat mikroba, sehingga proses penularan dari bakteri tidak terjadi.
Daun sambung nyawa juga baik untuk sistem pencernaan. Menurut riset tahun 2010 dalam Journal of Medicinal Plant Research, daun sambung nyawa bisa melindungi sistem pencernaan, khususnya pada dinding lambung.
Dalam penelitian itu, tikus diberikan ekstrak daun sambung nyawa dan etanol murni untuk menimbulkan luka pada mukosa lambung. Hasilnya, tikus yang diberikan ekstrak daun sambung nyawa tidak mengalami luka signifikan, sedangkan tikus yang tidak diberi ekstrak daun sambung nyawa mengalami luka mukosa lambung yang cukup parah.
