Tottenham Hotspur dan Manchester United diprediksi akan berhati-hati di final Liga Europa. Masing-masing tak ingin bikin kesalahan yang kian merusak musim.
Tottenham Hotspur dan Manchester United akan berhadapan di San Mames, Bilbao, Kamis (22/5/2025) dini hari WIB, pada final Liga Europa. Final ini kesempatan terbaik kedua tim untuk menebus musim buruk.
MU dipastikan menjalani finis terburuknya sepanjang sejarah Premier League. Setan Merah saat ini berada di posisi 16 klasemen Liga Inggris dan maksimal hanya bisa naik ke urutan 14.
Sementara Spurs, yang saat ini di peringkat 17, menghadapi ancaman rekor posisi terendah di Premier LEague. Jika gagal memenangi laga terakhir, The Lilywhites akan mendapatkan hasil terburuk sejak finis ke-15 pada musim 1993/1994.
Maka ada semacam pertaruhan harga diri yang lebih besar di final nanti. Kemenangan akan sedikit memudarkan coreng di muka akibat hasil buruk musim ini, juga menjadi modal bagus untuk perbaikan menatap musim baru.
Sebaliknya, kekalahan niscaya membawa siapapun yang mengalaminya ke titik lebih rendah. Dimitar Berbatov, mantan pemain Spurs dan MU, percaya alasan-alasan itu akan bikin masing-masing tim main lebih hati-hati.
"Final itu soal konsentrasi, soal tidak membuat kesalahan-kesalahan bodoh, karena Anda bisa dihukum dan tidak ada tanding ulang," ungkapnya dikutip Sky Sports.
"Mungkin kita akan terkejut dan ini akan jadi pertandingan yang berjalan terbuka. Tapi saya memperkirakan adanya kewaspadaan, tidak ada yang ingin mengambil risiko. Musim mereka dipertaruhkan."
"Satu-satunya hal yang bisa membenarkan musim masing-masing adalah mengangkat trofi itu. Siapa yang lebih menginginkannya? Itulah pertanyaannya," imbuhnya.