TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, dr Andini Aridewi menyatakan, ada 251 kasus terkonfirmasi Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang Januari-Mei 2025.
Dari jumlah kasus yang ada, tidak ada kasus kematian yang terjadi pada pasien kategori anak-anak atau dewasa.
Andini menegaskan, Dinas Kesehatan berupaya penuh mengantisipasi terjadinya kasus kematian pada penderita DBD.
Salah satu langkahnya dengan memberikan fasilitasi alat NS1 yang berfungsi mendeteksi kasus DBD lebih dini.
Supaya penanganan pasien DBD bisa dilakukan lebih cepat setelah terdeteksi.
Alat NS1 tersebut kini sudah ada di setiap puskesmas dan rumah sakit.
Bisa diakses gratis bagi masyarakat yang hendak memeriksakan kondisi tubuh ketika mengalami demam tak kunjung sembuh disertai gejala khusus lainnya, seperti ruam merah pada anggota tubuh.
"Dari total kasus DBD yang ada, sejauh ini aman tidak ada kasus kematian. Semoga ke depan penanganan DBD di Kudus semakin baik lagi," terangnya di Kudus, Selasa (20/5/2025).
Selain berkomitmen zero kematian kasus DBD, lanjut Andini, Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus juga berupaya menekan laju pertumbuhan kasus DBD.
Satu di antaranya dengan menggagas pertemuan lintas sektor Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Penanggulangan Dengue Kabupaten Kudus.
Diharapkan lahir solusi strategis yang digagas oleh para Pokjanal dari lintas sektor dalam rangka penanganan terhadap kasus DBD.
"Semoga ke depan angka kasus DBD di Kudus tidak bertambah lagi, bisa ditekan semaksimal mungkin," tutur dia.
Sementara itu, Bupati Kudus Sam'ani Intakoris berharap agar Pokjanal bisa menjadi ujung tombak dalam mewujudkan Kudus zero kasus DBD.
Tentunya butuh peran serta dari Dinas Kesehatan, dan seluruh stakeholder yang berkaitan. Termasuk peran dari Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) dan OPD lainnya dalam mewujudkan sekolah bebas nyamuk.
"Angka DBD sudah turun dibanding dua tahun sebelumnya. Targetnya tahun ini zero kasus DBD," tegas dia. (Sam)