TRIBUNNEWS.COM - Nama Marc Marquez terseret ketika Pecco Bagnaia mengeluhkan soal motor Ducati setelah balapan di Prancis.
Bagnaia yang bekerja sama dengan kepala kru, Cristian Gabarrini, mengungkap bahwa Marquez ciptakan standar baru untuk mengendarai Desmosedici GP25.
Hal tersebut juga dilaporkan kepada Davide Tardozzi, manajer Ducati yang mencoba untuk membantu Bagnaia menyelesaikan masalah.
"Seseorang telah tiba yang meningkatkan standar, dan ini adalah motivasi besar bagi semua orang untuk mencoba menutup celah atau memahami di mana yang lain terkuat dan mencoba mencari cara untuk mencapainya," buka Bagnaia melansir Motosan.
"Jadi, saya tidak melihat adanya masalah besar; saya melihat peluang besar untuk berkembang lebih jauh lagi," tambahnya.
Bicara soal balapan di Sirkuit Le Mans, Prancis, Bagnaia mengulas aksinya ketika akan mengarungin wet race.
"Saat Anda mulai masuk, Anda selalu merasa akan mencapai batas," ujar Bagnaia berbicara dengan Davide Tardozzi di pit.
"Sudah seperti ini sejak awal tahun. Sekarang saya membalik halaman dan mulai mengemudi dengan cara yang berbeda, karena memang begitulah adanya," sambungnya.
"Dengan begitu, Anda akan terbiasa dan Anda bisa mengaturnya. Hanya saja itu jauh lebih sulit bagi saya karena saya akan jatuh," jawab Tardozzi.
Bagnaia kepada pers menekankan bahwa The Baby Alien - julukan Marquez, telah membuat sebuah kemajuan.
Mulai dari mengendarai GP23 di Gresini, Marquez tak sempat mengarungi agenda balapan dengan GP24.
Alhasil ketika sudah menembus tim pabrikan, kakak Alex Marquez langsung menunggangi GP25 milik Ducati.
Karena tak sempat menaiki GP24 namun moncer dengan GP25, itu yang membuat Bagnaia terkesan.
Dengan tegas dia menuturkan bahwa rider asal Spanyol nomor #93 telah membuat sebuah kemajuan yang harus ia kejar.
"Marc mengendarai GP23, motor yang memiliki batasan. Namun, dia tidak mengendarai GP24, motor yang saya yakini sebagai motor terdepan," cerita Bagnaia soal Marquez.
"Marc belum pernah mengendarai GP24 dan akibatnya, membuat lompatan dari GP23 ke GP24 adalah sebuah kemajuan," tegasnya menambahkan.
Di akhir, Bagnaia menuntut timnya untuk menjelaskan kepadanya kenapa dia tak bisa mendapat feeling bagus dengan GP25.
Hal itu yang membuatnya menelan pil pahit di Le Mans. Bahkan dia mengakui hal tersebut terjadi sejak awal musim 2025 di seri Thailand.
"Tim saya perlu menjelaskan kepada saya mengapa saya kehilangan perasaan saya, mereka perlu memberi saya lebih banyak," tutur suami Domizia Castagnini.
"Mereka mencoba semua yang mereka bisa untuk membantu saya. Setelah enam akhir pekan, memperbaiki hal ini menjadi mudah."
"Tetapi kami perlu menemukan sesuatu sesegera mungkin, dan dalam situasi saat ini, sulit untuk menemukan apa pun," pungkasnya.
(Niken)