Menenun Kebangkitan Nasional
GH News May 21, 2025 04:05 PM

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diperingati setiap 20 Mei merupakan refleksi atas semangat persatuan dan perjuangan bangsa Indonesia. Di era digital saat ini, semangat tersebut diwujudkan oleh para pemuda melalui adaptasi dan inovasi dalam menghadapi tantangan zaman.

Bayangkan, mahasiswa di wilayah Indonesia timur yang menjual tenun tradisional lewat Instagram sambil mengerjakan tugas kuliah hingga larut malam. Atau anak SMP di pelosok yang mempelajari sendiri coding melalui Youtube karena minimnya pelajaran TI di sekolahnya. 

Disetiap sudut negeri ini, semangat kebangkitan nasional tak lagi bergema lewat rapat-rapat di gedung tua, namun melalui ketikan keyboard, desain digital, dan inovasi yang lahir dari kamar kost. Inilah wajah baru perjuangan: di mana gawai menjadi senjata, kreativitas jadi modal, dan mimpi menyambung lintas generasi.

Data BPS mengenai ketenagakerjaan melalui Sakernas Agustus 2024, menunjukkan bahwa 7,95 persen pemuda menganggur, penduduk usia muda (15-24 tahun) yang tidak berada dalam dunia pendidikan atau tidak terserap pasar kerja di Indonesia sebanyak 23,78 persen. 

Dibalik angka angka tersebut, ada napas panjang pemuda yang terjepit antara hasrat berkarya dan tuntutan hidup, di sisi lain usaha digital banyak digerakkan anak muda, hal ini membuktikan di tengah ketidakpastian mereka mencoba menciptakan lapangan kerja sendiri, dengan modal Tik Tok dan media sosial lain dengan semangat pantang menyerah.

Tantangan Pemuda di Era Digitalisasi dan Ekonomi Digital

Transformasi digital membawa banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia kerja dan ekonomi. Fenomena make money in a digital age membuka peluang baru bagi pemuda untuk berwirausaha secara online, menjadi konten creator, atau terlibat dalam ekonomi gig. 

Ekonomi digital ibarat hutan belantara: menjanjikan kebebasan, namun juga penuh jurang tersamar. Seperti terjun bebas tanpa parasut jika tak paham pajak penghasilan, mental health atau negosiasi upah.

Tantangan yang dihadapi tidaklah ringan, persaingan global, kebutuhan akan keterampilan digital, dan risiko keamanan siber menjadi hal hal yang harus diantisipasi. 

Perubahan orientasi generasi muda terhadap pekerjaan dan cara memperoleh penghasilan, disertai semangat untuk mandiri secara finansial, namun seringkali tidak dibarengi dengan pemahaman literasi keuangan dan perlindungan sosial.

Permasalahan lain juga perlu mendapat perhatian, mulai dari kesenjangan akses teknologi dan keterampilan digital antar wilayah serta minimnya perlindungan tenaga kerja informal di sektor digital. 

Tantangan ke depannya nyata, bagaimana menyeimbangkan semangat kewirausahaan digital dengan kesiapan ekosistem pendukungnya mulai dari regulasi yang adaptif, sistem pendidikan yang relevan hingga kebijakan perlindungan pekerja nonformal yang inklusif.

Laptop sebagai Bambu Runcing Zaman Now

Jika 117 tahun lalu Wahidin Sudirohusodo berkeliling naik dokar menyebarkan semangat pendidikan, hari ini para pemuda menyebarkan gagasan lewat podcast, webinar, dan start up sosial. 

Kebangkitan Nasional di masa kini bukan lagi melawan penjajah fisik, namun memberangus ketergantungan pada platform asing, literasi finansial yang lemah dan individualisme. 

Di tangan generasi yang melek teknologi namun tetap berakar pada kearifan lokal, disitulah semangat kebangkitan itu hidup, dalam setiap inovasi yang tak hanya mencari cuan namun juga menyulam makna.

***

*) Oleh : Rr. Vincie Apriany, SST., Statistisi Madya BPS Kabupaten Bandung.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

________
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.