TIMESINDONESIA, MALANG – Kota Malang kembali memperkaya ragam kulinernya dengan kehadiran Sego Penjara, sajian nasi sederhana yang memiliki cerita unik di balik namanya. Makanan ini bukan sekadar nasi biasa, melainkan membawa pengalaman makan yang terinspirasi dari kehidupan para narapidana dalam suasana yang aman dan penuh kenikmatan cita rasa.
Kontributor TIMES Indonesia, Fatikhatul Maulida, mahasiswa FISIP Universitas Negeri Malang (Unmer Malang), melaporkan Sego Penjara pertama kali dikenal melalui warung legendaris yang sejak lama menjadi langganan anak-anak asongan dan masyarakat sekitar.
Hidangan ini terdiri dari nasi putih, sambal pedas khas, tempe goreng, telur pindang, dan terkadang lauk tambahan seperti oseng kikil atau ayam suwir. Yang membuat Sego Penjara istimewa adalah sambal racikan sendiri serta kehangatan rasa masakan rumahan yang kental.
Ibu Cukam, pemilik warung yang telah melayani pelanggan sejak era 1985, menjelaskan asal muasal nama unik tersebut. “Dikasih nama Sego Penjara karena dulu banyak anak asongan yang beli, dan isiannya sederhana: tempe, sambal, dan mie. Harganya dulu hanya Rp500, sekarang sekitar Rp3.000,” ujarnya.
Sego Penjara menjadi solusi hemat bagi pelajar dan mahasiswa yang membutuhkan makanan lezat namun bersahabat di kantong. Bima, salah satu pelanggan dari kalangan mahasiswa, mengaku rutin makan di warung tersebut karena harganya yang terjangkau dan rasanya yang memuaskan.
Kini, Sego Penjara tidak hanya hadir di satu lokasi, tetapi juga di berbagai warung dan kaki lima di Malang. Beberapa tempat bahkan menggunakan nama “Sego Penjara” sebagai merek dagang mereka, seperti Warung Sego Penjara di Polehan yang selalu dipadati pengunjung dari berbagai kalangan. Dina, mahasiswa asal Surabaya, mengaku penasaran dan akhirnya jatuh hati dengan rasa dan harga yang ditawarkan.
Lebih dari sekadar hidangan, Sego Penjara menjadi simbol transformasi kuliner dan nilai sosial di Malang. Makanan ini menunjukkan bahwa kesederhanaan bisa menyimpan kelezatan dan cerita bermakna. Bagi siapa pun yang berkunjung ke Malang, mencicipi Sego Penjara bukan hanya soal menikmati makanan, melainkan juga merasakan sejarah dan harapan dalam setiap piringnya. (*)