TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah sukses pada tahun lalu, Fomo Fest kembali digelar di Solo, Jawa Tengah. 

Project Director Fomo Fest Vol 2 Kardana mengungkapkan, tahun ini Fomo Fest yang dilangsungkan pada Oktober di De Tjolomadoe diharapkan bisa dihadiri oleh 12 ribu orang atau dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.

“Tahun lalu tiket yang dijual 7.500 dan yang hadir 6.000 orang. Ketika itu banyak yang datang karena JKT 48. Tahun ini kami juga akan menampilkan lagi JKT 48 yang ternyata punya fans fanatik di Solo. Tapi ada juga musisi lain, rencananya Bernadya dan juga Sal Priadi serta band indie lainnya,” kata Dana, panggilan akrabnya.

Dana mengungkapkan, target utama penonton Fomo Fest Vol 2 sama dengan tahun lalu yaitu anak-anak mulai dari SD, SMP, SMA hingga kuliah. 

Harga tiket juga hampir sama seperti tahun lalu antara Rp89 ribu hingga Rp150 ribu. 

Kata dia, panitia Fomo Fest Vol 2 juga akan menggandeng komunitas yang ada di Solo Raya untuk memeriahkan festival tahun ini.

“Komunitas wibu (penggemar budaya pop Jepang terutama anime, manga dan game) itu kan banyak di Jawa Tengah dan juga besar jadi kita akan jalin kerja sama. Kami juga akan menggandeng sekolah juga serta restoran dan juga kafe-kafe di sekitar Solo,” jelas Dana.

Pria kelahiran Subang, Jawa Barat 38 tahun silam tersebut menjelaskan, ramai atau tidaknya sebuah event musik sangat tergantung dari susunan musisi yang tampil di atas panggung. 

Selain itu, faktor FOMO (Fear of Missing Out) atau takut ketinggalan juga menjadi salah satu faktor acara musik itu banyak penontonnya.

“Saya pernah wawancara sama anak-anak yang nonton konser musik A, memang kalian suka sama lagunya? Ternyata banyak yang bilang enggak tapi karena teman mereka nonton jadi juga ingin ikutan nonton. Nah itu disebut anak—anak FOMO,” jelas Dana.

Pada Fomo Fest Vol 2 nanti, Kardana memastikan para penonton mendapatkan kesempatan untuk menjalankan ibadah salat Maghrib dan Isya. Pada event tahun ini, ada konsep salat Maghrib berjamaah.

“Jadi nanti akan ada adzan di atas panggung. Kita bawa muadzin terkenal dari Jakarta. Selama istirahat dari Maghrib ke Isya, hanya akan diputar lagu-lagu motivasi seperti lagu tentang Ibu dan lagu tentang Ayah supaya mereka bisa sayang sama Ibu dan Ayahnya,” ungkapnya lagi.

Dana yang juga sebagai pendiri Intelektual Properti (IP) Fomo Fest dan saat ini berkolaborasi mengembangkan usaha di bidang Event Organizer  bernama Flazh Production (Yogyakarta) khususnya cabang Jakarta mengungkapkan, dirinya mulai terlibat di dunia EO khususnya musik dan pameran dimulai sejak tahun 2010. 

Ketika itu, event yang dibuatnya dari satu mal ke mal yang lain masih dalam skala kecil dan berkutat diseputaran wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta dan sekitarnya.

“Dulu itu seperti acara bazar UMKM, fashion hingga membawa artis ibu kota ke daerah. Sempat juga bikin acara pengajian yang ada artisnya serta ustaz kondang sampai di satu titik pada 2015 saya fokus kepada produksi acara,” jelas Dana.

Yang terdekat, alumnus Universitas Pamulang (UNPAM), Tangerang Selatan, Fakultas Ilmu Ekonomi lulusan 2014 silam tersebut, rencananya juga akan menggelar acara di kota Semarang, Jawa Tengah. 

Pada hari Minggu 25 Mei nanti, Dana akan membawa JKT 48 di event Semilir Japan Matsuri Vol 4.

“Bukan hanya JKT 48, kami juga membawa Idolnya Jepang yaitu FESTIVE. Kami berharap acara ini akan dihadiri oleh 6 ribu penonton,” tegas Dana yang memiliki impian untuk terus bisa berkarya membesarkan Flazh Production dan dunia digital hub sekaligus industri kreatif di Tanah Air.