TRIBUNNEWS.COM – Seorang wanita di China mengalami patah tulang hanya karena berguling di tempat tidur, setelah bertahun-tahun menghindari paparan sinar matahari secara ekstrem.
Dilansir South China Morning Post, insiden tak biasa itu diceritakan oleh Dr. Long Shuang, seorang dokter di unit gawat darurat Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Tiongkok XinDu pada 14 Mei 2025 lalu.
Menurutnya, pasien wanita berusia 48 tahun asal Chengdu, Provinsi Sichuan, itu tiba di rumah sakit dengan keluhan nyeri hebat usai hanya berguling di tempat tidur.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ia mengalami patah tulang akibat kondisi osteoporosis parah.
Dokter Long menyebut penyebab utama kondisi tersebut adalah kekurangan vitamin D akibat kebiasaan ekstrem menghindari sinar matahari sejak kecil.
Pasien diketahui selalu menggunakan pakaian tertutup saat ke luar rumah, enggan memakai baju lengan pendek, dan secara rutin mengoleskan tabir surya.
Tidak diketahui apakah ia atau keluarganya pernah menyuarakan kekhawatiran terkait kebiasaan tersebut.
Kekurangan vitamin D menghambat penyerapan kalsium dan mempercepat proses pengeroposan tulang, yang pada akhirnya menyebabkan tulang menjadi sangat rapuh, bahkan bisa patah hanya karena aktivitas ringan seperti membalikkan badan.
Tren perlindungan dari sinar matahari semakin populer di China, terutama di kalangan wanita.
Berbagai perlengkapan seperti visor lebar, sarung tangan pelindung UV, masker wajah pendingin, hingga hoodie anti-UV kerap digunakan untuk menjaga kulit agar tetap putih.
Namun, para ahli medis memperingatkan bahwa penghindaran sinar matahari secara berlebihan dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, Dr. Jiang Xiaobing, Kepala Ahli Bedah Tulang Belakang Ortopedi di Rumah Sakit Afiliasi Kedua Universitas Kedokteran Guangzhou, menyampaikan peringatannya.
“Sekarang umum melihat orang menutupi seluruh tubuh dari kepala hingga kaki demi menghindari sinar matahari. Ini tidak sehat,” ujarnya.
“Tulang manusia beregenerasi setiap 10 tahun, tetapi sejak usia 30 tahun, kita mulai kehilangan massa tulang 0,5 hingga 1 persen per tahun. "
"Kekurangan vitamin D dan kalsium, serta gaya hidup yang minim aktivitas fisik, bisa memperburuk kondisi tulang.”
“Merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan gaya hidup pasif juga berkontribusi terhadap lemahnya tulang.”
Dr. Jiang juga menyarankan untuk mencukupi asupan kalsium, rutin berolahraga, membatasi konsumsi alkohol (maksimal dua kaleng bir per hari jika kadar alkoholnya 5 persen) dan berhenti merokok.
Ia juga menekankan bahwa wanita menopause harus lebih berhati-hati karena berisiko lebih tinggi mengalami pengeroposan tulang.
Berita ini memicu beragam reaksi di dunia maya.
Seorang netizen menulis: “Ini tidak masuk akal—patah tulang hanya karena membalikkan badan?”
Komentar lain menambahkan: “Sangat ekstrem. Apakah dia juga diet ketat selain menghindari matahari? Semua orang butuh sinar matahari setiap hari!”
Seorang pengguna lain menyindir: “Sayangnya, ini mencerminkan bagaimana masyarakat mengondisikan wanita untuk lebih memprioritaskan kulit putih daripada kesehatan.”
Menurut NHS UK, tubuh memproduksi vitamin D secara alami saat kulit terkena sinar matahari langsung saat berada di luar ruangan.
Namun, bagi mereka yang jarang terpapar sinar matahari, vitamin D dapat diperoleh dari makanan atau suplemen.
Makanan sumber vitamin D meliputi:
Suplemen vitamin D juga tersedia dan dianjurkan terutama bagi lansia, serta mereka yang tinggal di wilayah dengan sedikit sinar matahari.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)