BANJARMASINPOST.CO.ID - Sejarah tidak selalu harus dipelajari lewat buku. Di Banjarmasin, ada cara unik untuk mengenal masa lalu kota, yaitu dengan berjalan kaki melihat tempat bersejarah sambil mendengarkan kisah yang dikemas khusus oleh BDJ Walking Tour.
Program ini digagas oleh pasangan suami istri dengan latar belakang berbeda, Muhammad Yulian Ma’mun, seorang dosen UIN Antasari Banjarmasin, dan Meta Ayu Fitrian, dokter yang berdinas di kota yang sama. Keduanya memiliki hobi yang sama menjelajahi kota tua dan merangkai kisah dari setiap bangunan dan jalan yang dilalui.
“Sejak kuliah saya sudah senang jalan-jalan dan menelusuri kawasan kota tua. Hobi itu berlanjut saat saya di Jakarta, saya ikut komunitas Sahabat Museum dan mulai terbiasa mengeksplorasi kota dengan cara jalan kaki,” ujar Yulian saat diwawancari Tribunnews.com, Kamis (22/5).
Saat kembali ke Banjarmasin, Yulian membawa semangat itu ke kota asalnya. Ia melihat potensi wisata sejarah yang belum tergarap maksimal di Kota Seribu Sungai ini.
“Banjarmasin memang tak punya banyak situs sejarah besar, tapi justru banyak kisah menarik yang belum banyak diketahui,” tambahnya.
Melalui BDJ Walking Tour, peserta diajak menyusuri jejak-jejak sejarah kota, termasuk ke kawasan kantor wali kota era kolonial yang masih berdiri di pusat kota. Tur dilakukan dengan jalan kaki agar peserta bisa merasakan langsung suasana dan atmosfer kawasan kota tua.
“Saya percaya berjalan kaki membuat kita lebih dekat dengan tempat dan cerita. Kita bisa melihat detail yang mungkin terlewat jika naik kendaraan,” jelas Yulian.
Tur ini terbuka untuk umum. Pendaftaran dilakukan melalui akun Instagram BDJ Walking Tour di @bdj.walkingtour, minimal H-7 sebelum pelaksanaan. Peserta cukup membayar biaya pendaftaran lewat transfer dan akan mendapat fasilitas berupa peta kawasan, pamflet sejarah, serta konsumsi selama walking tour berlangsung.
Salah satu hal menarik dalam setiap tur adalah pilihan snack yang disajikan. Bukan sembarang makanan, BDJ Walking Tour menghadirkan Gemelli Patisserie, kudapan bergaya Eropa yang erat kaitannya dengan masa kolonial. Hal ini menjadi pendekatan unik agar peserta bisa menyerap sejarah tidak hanya lewat cerita, tetapi juga rasa.
Melansir Banjarmasin Post, perjalanan walking tour ini biasanya diawali dari titik bersejarah: Kantor Walikota Banjarmasin. Di lokasi ini, peserta akan mendapatkan informasi tentang dinamika perpindahan kantor pemerintahan kota sejak zaman kolonial.
Sebagai gambaran, pada tahun 1919, Kantor Walikota Banjarmasin berada di belakang bekas Kantor Gubernur Kalimantan Selatan. Ketika pendudukan Jepang pada 1942, kantor ini dipindahkan ke gedung bekas Toko Jerman Neuffer & Co. Kemudian, sekitar tahun 1970-an, kantor berpindah lagi ke lokasi yang sekarang digunakan.
Kemudian walking tour dilanjutkan ke berbagai lokasi bersejarah lainnya di Banjarmasin.
Antusiasme Tinggi dari Masyarakat
Saat ditanya mengenai pengalaman menarik lainnya, Yulian mengaku dirinya dan istri sempat kaget saat melihat peserta yang antusias terhadap program mereka.
“Kami sempat terkejut saat melihat banyak yang antusias ikut. Saat kami survei, masyarakat ternyata memang ingin belajar sejarah lokal dari Kalimantan Selatan, khususnya Banjarmasin,” ujarnya.
Tak hanya diikuti warga lokal, tur ini juga diminati wisatawan luar daerah. Bahkan, BDJ Walking Tour sempat menjadi tren di TikTok, setelah beberapa peserta mengunggah pengalaman mereka.
“Kami bersyukur media sosial sangat membantu promosi. Banyak peserta baru yang tahu dari video di TikTok,” ucap Yulian.
Meski belum membuat program resmi di luar kota, Yulian menyebut mereka sudah pernah menggelar aktivitas napak tilas sejarah saat berkunjung ke kota lain seperti Padang dan Surabaya.
“Kami pernah eksplorasi perpustakaan di Padang dan Hotel Majapahit di Surabaya. Ke depan, kami ingin memperluas program ini secara bertahap, termasuk ke wilayah lain di Kalimantan Selatan.”
Namun, tantangan tetap ada. Yulian menyebut belum matangnya ekosistem pariwisata sejarah di Banjarmasin menjadi kendala utama.
“Banyak situs sejarah yang sudah hilang. Kami hanya bisa mengandalkan foto-foto dan peta lama sebagai referensi,” ujarnya.
Kendati demikian, BDJ Walking Tour terus berjalan dan mengajak para penggemar dan masyarakat yang ingin mengenal sejarah.
Dengan semangat memperkenalkan kota lewat narasi sejarah, BDJ Walking Tour mengajak siapa saja untuk melihat Banjarmasin bukan sekadar kota sungai, tetapi sebagai ruang yang penuh cerita dan sejarah menarik.