Menperin Agus Gumiwang Pamer Kinerja Industri Manufaktur Indonesia ke Diaspora RI di Brasil 
Sanusi May 25, 2025 12:35 PM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkap kinerja sektor industri manufaktur Indonesia kepada para diaspora atau masyarakat Indonesia di Brasil.

Ketika sedang bertemu pada Kamis (22/5/2025) malam di Brasilia, Brasil, Agus menyampaikan pada triwulan I 2025, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 4,31 persen year-on-year (y-o-y).

Agus menyebut capaian pada triwulan I 2025 itu berkontribusi sebesar 17,50 persen terhadap PDB nasional.

Kontribusi manufaktur tersebut mengalami kenaikan. Secara quarter-to-quarter (q-to-q) naik 0,19, sedangkan y-o-y naik 0,03 persen.

Sementara itu dari sisi kinerja ekspor dan investasi, pada triwulan I-2025, industri pengolahan nonmigas mencatatkan nilai ekspor sebesar 52,90 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dan realisasi dari nilai investasi mencapai Rp 179,70 triliun.

Selanjutnya, di tingkat global, pria yang tengah menjalani masa jabatan keduanya sebagai Menperin itu menilai, industri manufaktur Indonesia patut dibanggakan jika dilihat dari nilai Manufacturing Value Added (MVA)-nya.

"Secara global, posisi Indonesia dalam industri manufaktur sangat membanggakan," kata Agus dikutip dari siaran pers pada Minggu (25/5/2025).

Merujuk data World Bank, MVA Indonesia mencapai 255,96 miliar dolar AS pada 2023.

RI menempatkan posisi keempat sebagai negara yang memiliki nilai MVA terbesar dari anggota BRICS setelah China (4.658,79 miliar dolar AS), India (461,38 miliar dolar AS), dan Brasil (289,79 miliar dolar AS).

Negara anggota BRICS lainnya dengan MVA di bawah Indonesia ada Rusia sebesar 251,58 miliar dolar AS, disusul Arab Saudi 157.88 miliar dolar AS, dan Iran 78,54 miliar dolar AS.

Berikutnya, ada Mesir dengan MVA sebesar 59 miliar dolar AS, Uni Emirat Arab 55,76 miliar dolar AS, Afrika Selatan 49,35 miliarm dolar AS, dan Ethiopia 7,33 miliar dolar AS.

Di Asia, Indonesia menempati urutan kelima setelah China, Jepang, India, dan Korea Selatan.

"Hebatnya, untuk di kawasan ASEAN, Indonesia menduduki posisi teratas, melampaui Thailand dan Vietnam," ujar Agus.

Agus menyebut Indonesia harus mampu menjaga orientasi dan arah pembangunan nasional di tengah perubahan dunia yang begitu cepat.

Ia mengatakan Indonesia memiliki potensi besar dalam sumber daya alam, kekayaan hayati, dan bonus demografi.

"Tapi semua itu tidak akan berarti tanpa inovasi, kerja keras, dan keberanian mengambil peran di panggung internasional. BRICS memberi kita peluang, tapi juga menuntut kontribusi nyata,” ujar Agus.

Komitmen Pemerintah

Agus menyatakan komitmen Pemerintah RI menciptakan ekosistem industri yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan, baik dari sisi kebijakan, infrastruktur, insentif, maupun sumber daya manusia.

“Kami juga bertekad mempersempit kesenjangan teknologi antara industri besar dan IKM, agar semua pelaku industri dapat mengambil bagian dalam revolusi industri keempat,” katanya.

Politikus Partai Golkar itu optimistis dengan kerja sama dan gotong royong semua pihak, termasuk komunitas diaspora di luar negeri seperti yang ada di Brasil, Indonesia akan mampu mengambil manfaat maksimal dari keanggotaan BRICS ini.

“Saya ingin menegaskan kembali bahwa kunjungan saya ke Brasil bukan hanya membawa kepentingan diplomatik atau sektor industri semata, tetapi juga membawa pesan kebangsaan dan solidaritas," ujar Agus.

"Kami datang untuk membangun jembatan, memperkuat relasi, dan membawa nama baik Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi,” pungkasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.