Berkurangnya Bunga Rhododendron, Berkurang Pula Kunjungan Wisatawan ke Nepal
GH News May 28, 2025 09:03 PM
-

Dulu, kawasan Tinjure-Milke-Jaljale di Nepal dikenal akan hamparan bunga rhododendron yang sedang mekar, atau yang secara lokal disebut laligurans.

Setiap musim semi, bukit-bukit di daerah tersebut berubah menjadi merah menyala, menarik ribuan wisatawan dari dalam dan luar negeri. Namun, pada tahun ini pemandangan tersebut nyaris tak terlihat.

Melansir The Rising Nepal, Rabu (28/5/2025) Bunga rhododendron yang mekar jauh lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan dampaknya terlihat jelas pada jumlah pengunjung menurun drastis.


Warga setempat menilai berkurangnya bunga itu disebabkan oleh beberapa faktor lingkungan, seperti peningkatan suhu, rendahnya curah hujan dan salju, kerusakan pada hutan, serta cabang pohon yang patah. Selain itu, beberapa warga meyakini bahwa setelah satu tahun terjadi mekarnya bunga secara besar-besaran, tahun berikutnya biasanya akan mengalami penurunan yang signifikan.

Salah satu penduduk lokal, Dika Bahadur Gurung, menegaskan bahwa penurunan jumlah bunga sangat berpengaruh terhadap sektor pariwisata.

"Pada tahun-tahun sebelumnya, musim seperti ini biasanya dipenuhi bunga rhododendron dan wisatawan. Namun tahun ini, tidak ada bunga maupun pengunjung," katanya.

Daerah Tinjure-Milke-Jaljale sendiri dikenal sebagai Ibu Kota Rhododendron karena kekayaan jenis bunga tersebut yang dimilikinya. Wilayah yang terletak di pertemuan tiga distrik, Tehrathum, Sankhuwasabha, dan Taplejung ini merupakan habitat bagi 28 dari 33 spesies rhododendron yang ada di Nepal.

Pada musim sebelumnya, kawasan tersebut mampu menarik lebih dari 50.000 wisatawan domestik maupun internasional. Namun warga memperkirakan bahwa tahun ini jumlah itu bisa menurun hingga 50%.

"Tempat itu sendiri secara alamiah indah dan menawan, tetapi kami mendengar bahwa selama musim ini bukit-bukit akan ditutupi bunga rhododendron merah. Sayangnya, kami tidak melihatnya," ujar salah satu pengunjung dari Dharan, Sujit Singh

Biasanya, antara akhir Maret hingga pertengahan Juni, kawasan itu ramai dikunjungi wisatawan yang ingin menyaksikan keindahan rhododendron yang bermekaran. Tetapi dengan menurunnya jumlah bunga dan pengunjung tahun ini, pelaku usaha lokal pun terkena imbasnya.

Pemilik hotel di daerah tersebut, Chandra Karki, menyebutkan bahwa musim dingin dengan salju serta mekarnya rhododendron saat musim semi selama ini menjadi pendorong utama pariwisata dan aktivitas ekonomi.

"Tahun ini, kami tidak mendapatkan salju maupun bunga. Akibatnya, penurunan jumlah wisatawan telah menyebabkan kemerosotan bisnis," katanya.





© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.