TRIBUNJATIM.COM - Mimpi orang yang kita suka tentu sangat menyenangkan.
Lantas, apakah arti mimpi tersebut merupakan petunjuk bagi bagi kisah cinta?
Atau jangan-jangan malah membawa kabar buruk bagi si pemimpi.
Meski sering disebut bunga tidur, mimpi memiliki maknanya sendiri.
Inilah arti mimpi orang yang kita suka menurut Primbon Jawa.
Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com
arti mimpi orang yang kita suka menurut Primbon Jawa
Pertanda baik
Mimpi bertemu orang yang kita sukai bisa menjadi pertanda baik bahwa kita akan mendapatkan kabar gembira atau keberuntungan.
Mimpi bertemu orang yang kita sukai juga bisa menjadi pertanda bahwa kita akan segera bertemu dengan orang tersebut di dunia nyata.
Mimpi bertemu orang yang kita sukai dan melakukan hal-hal yang menyenangkan, seperti berkencan atau menikah, juga bisa menjadi pertanda bahwa kita akan segera mendapatkan jodoh.
Pertanda buruk
Mimpi bertemu orang yang kita sukai dalam keadaan yang buruk, seperti sakit atau meninggal, bisa menjadi pertanda bahwa kita akan mengalami kesulitan atau masalah.
Mimpi bertemu orang yang kita sukai dan melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti bertengkar atau berpisah, juga bisa menjadi pertanda bahwa hubungan kita dengan orang tersebut akan mengalami masalah.
Namun, perlu diingat bahwa arti mimpi hanyalah sebuah pertanda. Kita tidak bisa mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi di masa depan.
Oleh karena itu, kita harus tetap berusaha dan berdoa agar mendapatkan hasil yang terbaik.
Mimpi Sebagai Petunjuk
Tidak semua mimpi yang dialami oleh seseorang bisa dijadikan sebagai petunjuk, sebab ada kemungkinan mimpi yang dialami bukan berasal dari petunjuk Allah, tapi karena bisikan setan.
Mimpi bisa juga disebabkan tersibukkannya seseorang memikirkan suatu objek tertentu hingga objek itu terbawa dalam mimpinya.
Dalam Islam, mimpi yang dapat dijadikan pijakan adalah mimpi yang betul-betul berasal dari petunjuk Allah.
Nabi Muhammad menjadikan dasar penetapannya pada sebuah mimpi yang dialami para sahabat.
Dalam menentukan pensyariatan adzan yang berdasarkan mimpi Abdullah bin Zaid dan Umar bin Khattab. Hal ini merupakan salah satu contoh dari mimpi yang merupakan petunjuk dari Allah.
Untuk membedakan antara mimpi yang benar-benar petunjuk dari Allah dengan mimpi yang berasal dari bisikan setan, salah satunya dengan menandai waktu terjadinya mimpi tersebut.
Jika mimpi terjadi dini hari atau saat waktu sahur, kemungkinan besar mimpi itu adalah mimpi yang benar dan dapat ditafsirkan.
Sedangkan mimpi yang dipandang merupakan bisikan dari setan adalah mimpi yang terjadi pada awal-awal malam atau saat petang.
“Mimpi yang paling benar adalah di waktu sahur, sebab waktu tersebut adalah waktu turunnya (isyarat) ketuhanan, dekat dengan rahmat dan ampunan, serta waktu diamnya setan. Kebalikannya adalah mimpi di waktu petang (awal waktu malam)” (Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Madarij as-Salikin, juz 1, hal. 76).
-----