Mengenal Sake, Budaya Minum Jepang yang Masuk UNESCO
GH News May 29, 2025 09:03 AM
-

Bagi orang Jepang, sake bukan cuma sekedar minuman. Sake adalah budaya yang digeluti oleh masyarakat Jepang dengan sepenuh hati secara turun-temurun.

Bagi sebagian orang, Sake hanyalah minuman beralkohol yang terbuat dari besar. Tapi bagi orang Jepang, Sake adalah budaya yang tak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari.

Eko Trisno, seorang ahli sake asal Indonesia menjelaskan budaya minum Jepang yang sudah mendarah daging. Orang-orang Jepang memang punya kebiasaan minum di rumah. "Sekitar 60% orang Jepang menyediakan sake di rumah," ucapnya pada Selasa (27/5).

Walau tidak minum di rumah, orang-orang Jepang biasanya akan tetap minum saat makan di luar. Budaya inilah yang menjadi akar dan membuat Sake semakin menarik untuk dikuliti.

Festival Sake di Senayan

Sake merupakan minuman tradisional asal Jepang yang terbuat dari beras. Meskipun bahan dasarnya adalah beras, Sake memiliki beragam rasa yang kompleks tergantung pada jenis dan gaya pembuatannya.

Setiap variasi memiliki karakteristik unik, seperti Nigori yang cenderung lebih pekat atau Futsushu yang terasa lebih ringan. Perbedaan ini berasal dari jenis beras dan metode yang digunakan dalam proses produksinya.

Mulai bergelut di bidang Sake sejak tahun 2012, Eko yang bekerja di PT Tirtamas Usaha Makmur, rutin bertandang ke Jepang setiap tahun. Memiliki sertifikat sebagai seorang ahli untuk mencicip sake, ia dituntut untuk kenal semua jenis Sake hanya dengan mencium aroma dan melihat warna sake. "Sake itu menjadi teman dari makanan itu sendiri," ucapnya.

Sake memiliki 4 kategori yaitu manis, medium fruity, medium dry dan full bodied (ada alkohol tambahan)

"Jadi dry itu sebenarnya di sini maksudnya itu setelah diminum itu after taste-nya itu ada bitter, rasa pahitnya yang pertama terasa," jelasnya.

Untuk orang Indonesia atau pemula biasanya cocok dengan sake manis. Pemula udah pasti startnya manis. Sake Junmai bisa menjadi pilihan bagi mereka yang suka manis.

Festival Sake di Senayan

"Kemudian menginjak ke level atasnya itu adalah Junmai Ginjo. Itu sudah pasti medium fruity. Nah, kemudian di atasnya lagi ada yang premium, itu namanya Junmai Daiginjo," katanya.

Eko menjelaskan bahwa saat minum sake, orang Jepang akan memilih menu makanan yang sesuai. Jika ingin minum sake manis, menu makannya adalah sashimi atau ramen dengan kuah miso.

Sementara menu makanan dengan cita rasa spicy (berbumbu) akan cocok dengan sake medium fruity atau medium dry. Minuman manis akan kalah dengan rasa makanan yang berbumbu kuat (savory), sehingga rasa sake tidak akan terasa lagi.

"Seperti wine, budaya minum sake itu juga pairing dengan makanannya," jelasnya.

Cara minum sake juga mirip-mirip dengan Wine. Saat Sake dituangkan, baui aromanya, lalu sesap sedikit untuk menikmatinya. Jenis sake medium biasanya akan mengeluarkan rasa buah-buahan dengan rasa pahit sedikit setelahnya.

Melihat status sake yang masuk dalam Situs Warisan Dunia Tak Benda UNESCO, perkembangan sake di Indonesia termasuk signifikan, kata Eko. Penikmatnya telah berkembang di Indonesia.

"Di Indonesia penikmatnya bukan orang-orang Jepang saja, malahan 80% adalah orang Indonesia," kata pria yang dijuluki Sake Guy itu.

Kedepannya, ia berharap agar mereka yang tertarik dengan Sake tak hanya sekedar minum, tapi mau mengenal basic knowledge. Mulai dari asal usulnya yang berasal dari beras, cara pembuatan, hingga kadar alkohol dan cara menikmatinya.

"Semoga orang-orang Indonesia semakin banyak yang mau belajar," pungkasnya.




© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.