Survei Nestlé Boost Optimum Temukan Setengah Lansia di Kota Besar Merasa Kesepian
Ahmad Sabran May 29, 2025 11:31 AM

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-  Sebuah studi menunjukkan bahwa 5 dari 10 lansia di kota besar mengalami kesepian.

Survei Nestlé Boost Optimum ini dilakukan pada 1.000 lansia di Jakarta, Surabaya dan Medan.

 Setengah dari lansia atau 5 dari 10 berharap bisa bertemu dengan keluarga setidaknya seminggu sekali.

Namun nyatanya, hanya 40 persen yang terpenuhi, dimana pertemuan terjadi saat hari raya atau liburan panjang.

Hal ini bisa berdampak pada kesehatan mental dan emosional para lansia.

“Yang terpenting bagi lansia dimanapun mereka berada, mereka perlu disayangi, diperhatikan dan dijamin kesehatannya. Tetap dikunjungi seminggu sekali,” kata Pembina PP Pergemi (Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia) Prof. Dr. dr. Siti Setiati dalam acara Restoractive Fest 2025 di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Rabu (28/5/2025).

Ia menyebut, perasaan sepi atau tidak mendapatkan perhatian dari keluarga bisa berdampak serius.

Mereka merasa putus asa dalam menjalankan hidup.

Kondisi kesepian ini dapat menurunkan kualitas hidup lansia yakni seperti berisiko mengalami malnutrisi.

Lansia yang hidup sendiri cenderung mengalami malnutrisi akibat kurangnya dukungan keluarga untuk memastikan pemenuhan asupan gizi.

“Semua harus aware dengan masalah nutrisi, karena nutrisi itu penting untuk menjaga kesehatan, bukan hanya fisik tapi mental dan kognitif,” jelas dia.

Ia memaparkan, peran keluarga dalam hal ini penting dilibatkan. Keluarga harus memperhatikan dan memberikan jaminan kesejahteraan bagi lansia.

Sementara bagi lansia, dalam kesehariannya harus melakukan aktivitas fisik teratur, konsumsi makanan bergizi hingga melibatkan diri dalam kegiatan ataupun komunitas.

“Psikososial ini sangat penting untuk memperpanjang masa produktif lansia dan mencegah ketergantungan. Panjang usia saja tidak cukup, sehingga yang perlu diperjuangkan adalah lansia yang sehat, mandiri, aktif, dan berkualitas,” ungkap perempuan yang biasa disapa dr.Ati ini.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan Kemenko PMK Woro Srihastuti Sulistyaningrum, S.T., MIDS membeberkan, saat ini penduduk lansia di tanah air melebihi 10 persen dari total penduduk.

Seiring bertambahnya usia, lansia menghadapi masalah kesehatan kronis dan penurunan fungsi fisik.

 Kondisi ini menurunkan kualitas hidup lansia, dan jika tidak diatasi, akan semakin meningkatkan beban keluarga dan sistem kesehatan nasional.

“Di tahun 2021, di saat angka harapan hidup meningkat menjadi 71,57 tahun, namun angka harapan hidup sehat hanya 60,7 tahun. Artinya, rata-rata lansia menjalani 11 tahun kehidupannya dalam kondisi sakit,” ujar Woro.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 bahwa sekitar 1 dari 10 orang di Indonesia adalah lanjut usia (lansia), dan diperkirakan angka ini akan meningkat dua kali lipat pada 2045.

Melalui program Bakti Sepanjang Usia ini mendukung lansia tetap sehat, aktif, dan terhubung secara sosial.

Ia mengapresiasi komitmen Nestlé Boost Optimum yang secara konsisten menyelenggarakan program bagi lansia sejak 2022. Inisiatif melalui program “Bakti Sepanjang Usia: Membangun Komunitas Peduli Lansia” sejalan dengan upaya mendukung Strategi Nasional Kelanjutusiaan (Perpres No. 88 Tahun 2021).

"Mengingat tantangan lansia meliputi aspek fisik, mental, dan sosial, termasuk risiko malnutrisi dan isolasi pendekatan lintas sektor melalui edukasi, penguatan komunitas, dan inovasi sangat diperlukan. Namun, keberhasilan ini hanya dapat dicapai melalui kerja sama antara pemerintah, keluarga, komunitas, dunia usaha, dan media, agar lansia Indonesia memiliki akses terhadap gizi, layanan kesehatan, aktivitas sosial, dan fasilitas publik yang inklusif sehingga mereka tetap aktif dan berdaya hingga akhir hayat,” ujarnya. 

Business Executive Officer Nestlé Health Science Erfin Suraida menambahkan, setiap tahun, Nestlé Boost Optimum secara konsisten mendorong lansia untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan berkelanjutan guna mendukung gaya hidup yang lebih sehat dan aktif.

"Namun, kami memahami bahwa aktivitas fisik saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan emosional lansia. Tahun ini, melalui program Bakti Sepanjang Usia, kami berfokus pada penciptaan ruang yang mendukung lansia agar tetap terhubung secara sosial, merasa dihargai, serta menjalani hari-hari mereka dengan semangat dan makna
yang lebih dalam,” tuturnya. 

Malnutrisi pada lansia dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, penyakit, dan kondisi hidup. Bagi para lansia yang hidup sendiri cenderung mengalami malnutrisi akibat kurangnya dukungan keluarga untuk memastikan pemenuhan asupan gizi. 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.