Wakil Menteri Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie berikan respons terhadap kebijakan baru pemerintah Amerika Serikat (AS). Kebijakan itu mencakup penghentian sementara pengajuan visa pertukaran pelajar dan pengunjung ke negeri Paman Sam.
"Hari ini, Pemerintah Amerika Serikat melalui US Secretary of State Marco Rubio secara resmi mengumumkan penghentian sementara proses pengajuan student exchange dan visitor visas, F, M, dan J visa," katanya dikutip dari postingan Instagram Kemdiktisaintek, Kamis (29/5/2025).
Berdasarkan hal tersebut, Kemdiktisaintek mengimbau agar mahasiswa Indonesia yang sudah berada di AS dengan visa tersebut, tidak melakukan perjalanan keluar wilayah AS, setidaknya hingga ada kepastian lebih lanjut.
"Bagi adik-adik dan rekan-rekan yang saat ini sudah berada di Amerika Serikat dengan visa F, M, atau J kami merekomendasikan untuk tidak bepergian keluar wilayah AS hingga ada kepastian lebih lanjut," sambungnya.
Tidak hanya bagi mahasiswa yang sudah ada di AS, Kemdiktisaintek juga memberikan catatan penting bagi calon mahasiswa yang akan berkuliah ke negara tersebut. Terutama bagi mereka yang sudah menerima letter of acceptance (LoA).
Menurut Stella, pihaknya terus bekerja keras dan bergerak cepat untuk memastikan kelanjutan studi calon mahasiswa yang sudah menerima LoA dan beasiswa dari Kemdiktisaintek.
"Untuk adik-adik dan rekan-rekan yang telah menerima LoA dan beasiswa dari Kemdiktisaintek, kami sedang mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan kelanjutan studi kalian," beber Stella.
Ada beberapa upaya yang sedang dilakukan pihak kementerian selain menunggu kepastian lebih lanjut terkait pembukaan visa pelajar. Seperti menjajaki peluang studi di kampus unggulan di negara lain.
Kemdiktisaintek juga membuka opsi calon mahasiswa bisa berkuliah di kampus-kampus terbaik di dalam negeri. Berbagai peluang ini bisa dipertimbangkan calon mahasiswa dan kementerian akan memastikan studi mereka tetap berjalan.
"Beberapa upaya yang sedang kami tempuh antara lain, menjajaki peluang studi di perguruan tinggi unggulan di negara-negara lain. Serta juga membuka opsi studi di kampus-kampus terbaik di dalam negeri. Segera kami lakukan," tambahnya.
Mengutip arsip detikEdu, pemerintah AS melalui Departemen Luar Negeri memang tengah mempersiapkan pedoman pemeriksaan menyeluruh terhadap pelajar asing yang akan datang ke AS. Pedoman ini berkaitan dengan pemeriksaan media sosial bagi pemohon visa pelajar dan pertukaran pelajar.
Menlu AS Marco Rubio juga mengimbau bagian konsuler untuk menangguhkan permohonan visa pelajar dan pengunjung pertukaran yakni visa F, M, dan J di kedutaan besar AS seluruh dunia.
Langkah ini disebut menjadi bagian dari agenda pemerintah Donald Trump untuk mendeportasi pelajar internasional dari AS.
Mengingat sebelumnya, Trump menekan Universitas Harvard dan institusi lainnya untuk membatasi ekspresi di lingkungan kampus, terutama yang berkaitan dengan pernyataan anti-Israel.
Trump bahkan telah mencabut izin Harvard untuk menerima mahasiswa internasional. Namun pada Jumat lalu, seorang hakim federal mengeluarkan perintah penangguhan perintah tersebut.
Terkait mahasiswa RI yang ada di Harvard, Mendiktsaintek Brian Yuliarto mengaku Atase Pendidikan RI di AS terus memantau keadaan mereka. Ia masih menunggu dan melihat keadaan ke depan. Kendati demikian, jika terpantau ada yang membutuhkan bantuan, Kemdiktisaintek akan turun tangan.
"Kita ada atase pendidikan di Amerika, kita melihat apa yang bisa kita bantu untuk mahasiswa kita. Kalau memang ada masalah, kita pasti akan bantu" kata Brian usai konferensi pers hasil seleksi SNBT 2025 di Gedung D Kemdiktisaintek, Jakarta pada Selasa (27/5/2025).