Angkat Citra Jajanan Tradisional, Kuwei Gunting Indonesia Modernkan Kue Gunting khas Tionghoa
Randy P.F Hutagaol May 29, 2025 08:32 PM

TRIBUN-MEDAN.com - Di tengah arus modernisasi kuliner, sebuah panganan tradisional asal Tionghoa yang kerap dijumpai di pasar-pasar tradisional kini menjelma menjadi produk kekinian yang tampil menarik tanpa meninggalkan cita rasa aslinya.

Adalah Kuwei Gunting Indonesia, pelopor kue gunting modern yang sukses mengemas jajanan legendaris ini menjadi lebih higienis, menarik, dan menjangkau pasar yang lebih luas.

Kue gunting, atau dalam dialek Hokkien disebut kua cin thien, merupakan makanan ringan khas Tionghoa yang berbahan dasar tepung, telur, dan gula. Biasanya digoreng dan dipotong menggunakan gunting, jajanan ini memiliki rasa manis gurih dan tekstur renyah di luar, lembut di dalam.

Meski dikenal sebagai jajanan lawas, eksistensinya tak pernah benar-benar hilang dari pasar tradisional.

Salah satu penjaja kue gunting yang melegenda di Medan adalah Akiong (66 tahun), seorang penjual kue gunting keliling yang setia berjualan sejak tahun 1985. Ia mengaku telah mengenal dunia berdagang sejak masih anak-anak.

“Saya berjualan kue gunting ini sejak tahun 1985. Sejak kecil saya berjualan sambil sekolah untuk mencukupi kehidupan,” ujar Akiong saat ditemui di Pasar Besi, Sukaramai, Kota Medan.

Akiong awalnya hanya menjual kue buatan orang lain, namun kini ia meracik sendiri berbagai varian kue gunting bersama istrinya di rumah.

Meski varian kuwei buatannya kini banyak jenisnya, dari yang digoreng hingga dikukus, semuanya tetap laris manis setiap hari. Akiong berjualan dari pukul 7 pagi hingga 10 pagi di pasar, lalu melanjutkan berkeliling ke berbagai tempat.

“Tak jarang pula, pelanggan telfon saya untuk datang ke rumahnya,” kata Akiong sembari tersenyum.

Ia tetap mempertahankan metode berjualan secara tradisional dengan gerobak dorong, karena menurutnya itu adalah bagian dari identitas kue gunting.

“Saya tetap berjualan tradisional seperti ini agar tetap mempertahankan cita rasanya yang asli. Lagi pula yang orang tau, kue gunting seperti ini ya jualannya gerobagkan. Meskipun usia saya sudah 66 tahun, selagi bisa saya kerjakan akan saya kerjakan,” ujarnya penuh semangat.

Namun di tengah gaya lama yang bertahan, ada generasi muda yang mencoba mengangkat kue gunting ke level yang lebih modern. Wilson (25 tahun), anak dari Akiong, melihat adanya peluang sekaligus tantangan besar dalam mempertahankan jajanan tradisional ini agar tetap relevan di kalangan muda.

“Saya melihat, orang tua saya berjualan keliling seperti pedagang lainnya. Dan kebanyakan, pedagang kue gunting adalah orang-orang yang sudah berumur. Saya khawatir, tidak ada penerus usaha kue gunting ini karena terkesan tradisional,” ungkap Wilson.

Dari kekhawatiran itulah lahir Kuwei Gunting Indonesia, sebuah brand kue gunting modern yang sudah membuka beberapa cabang di Medan, seperti di Jalan S. Parman dan Komplek Citraland Gama City.

“Kamilah pelopor pertama kue gunting modern yang ada stand-nya dan buka di beberapa cabang,” tegas Wilson.

Meskipun telah tampil modern dengan kemasan food grade dan konsep outlet yang nyaman, Wilson mengaku tak mudah mengubah kebiasaan pelanggan.

“Tantangan yang saya rasakan adalah lebih ke edukasi ke pelanggan. Karena perilaku pelanggan itu sangat sulit diubah. Bahkan saya akui, saya tidak bisa mengubah perilaku pelanggan yang sudah terbiasa membeli kue gunting gerobakan,” tambahnya.

Wilson mendapatkan kenyataan bahwa target pasar untuk Kuwei Gunting Indonesia dan kue gunting gerobakan masih sangat berbeda.

“Market Kuwei belum bisa masuk ke marketnya orang tua saya atau penjual kue gunting gerobakan lainnya. Justru, Kuwei Gunting Indonesia membentuk market sendiri dan itu menjadi tantangan besar bagi saya,” katanya.

Untuk itu, Wilson mengandalkan strategi seperti memberikan tester dan menonjolkan kualitas serta keistimewaan produknya.

“Sampai saat ini, lebih dari 80 persen orang yang sudah coba kue gunting di Kuwei Gunting Indonesia, jarang ada lagi yang mau membeli kue gunting gerobakan. Karena istimewanya, Kuwei menyajikan kue gunting yang masih hangat dan digoreng ketika ada pesanan saja,” jelasnya.

Kuwei Gunting Indonesia juga menghadirkan berbagai varian kue gunting dan kemasan modern agar produk ini bisa bersaing di dunia kuliner kekinian.

“Sebenarnya, masih banyak orang yang nggak terima konsep kue gunting yang dibuat modern seperti Kuwei Gunting Indonesia. Contohnya, kemasan yang berbeda. Di kue gunting tradisional, masih menggunakan plastik atau daun pisang, sedangkan Kuwei Gunting Indonesia sudah menggunakan kemasan yang food grade karena kita menyajikan kue gunting yang masih panas,” terang Wilson.

Selain bisa dibeli langsung di outlet, pelanggan juga bisa menikmati Kuwei Gunting Indonesia melalui layanan pesan antar seperti GoFood dan GrabFood, menyesuaikan gaya hidup praktis masa kini.

(Cr34/Tribun-medan.com)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.