TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu tentara Kamboja tewas dalam bentrokan dengan pasukan Thailand di sepanjang perbatasan yang disengketakan, Rabu (28/5/2025).
Insiden ini terjadi di Provinsi Preah Vihear, Kamboja, yang berbatasan dengan Ubon Ratchathani di Thailand.
Insiden itu terjadi beberapa saat setelah pemimpin kedua negara bertemu dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia.
PM Paetongtarn juga sempat melakukan kunjungan ke Kamboja pada April lalu dan bertemu PM Hun Manet. Kala itu mereka membahas kerja sama lintas batas kedua negara.
Kronologi Kejadian
Bentrokan yang berlangsung selama sekitar 10 menit ini dimulai ketika pasukan Kamboja melakukan patroli rutin.
Sebaliknya, Angkatan Bersenjata Thailand menyatakan bahwa mereka hanya membalas tembakan setelah pasukan Kamboja yang memulai serangan.
"Kami terpaksa menembak kembali untuk mempertahankan diri dan melindungi kedaulatan Thailand," kata Menteri Pertahanan Thailand, Phumtham Wechayachai.
Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, mengeluarkan pernyataan untuk menenangkan situasi setelah insiden tersebut.
Dalam pernyataannya, Hun Manet meminta masyarakat untuk tidak panik dan berharap pertemuan antara komandan militer kedua negara dapat menghasilkan solusi positif.
"Saya berharap stabilitas dan komunikasi militer yang baik dapat terjaga," ujarnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, juga berkomunikasi dengan Hun Manet untuk meredakan ketegangan. "Kami tidak ingin ini semakin memburuk," ungkapnya.
Redam ketegangan
Militer kedua negara juga bergerak cepat memadamkan ketegangan kedua negara.
Segera setelah insiden meletus, Wakil Komandan Brigade Dukungan ke-3 Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja (RCAF) menghubungi Wakil Komandan Satgas Suranaree Thailand melalui telepon.
Kedua pihak sepakat mengakhiri baku tembak yang telah berlangsung sekitar 10 menit.
”Saat ini sedang dilakukan diskusi mengenai mekanisme bilateral bersama untuk menyelesaikan klaim teritorial yang tumpang tindih secara damai dan menetapkan kerangka kerja bersama untuk tindakan di masa mendatang,” kata seorang sumber.
Menteri Pertahanan Thailand Phumtham Wechayachai mengatakan situasi telah terkendali dan kedua belah pihak tidak berniat untuk saling menembak.
Sejarah Perselisihan Perbatasan
Perselisihan antara Kamboja dan Thailand telah berlangsung lama, terutama di wilayah yang membentang lebih dari 800 kilometer.
Ketegangan ini kembali meningkat pada tahun 2008 ketika terjadi bentrokan berdarah di sekitar Candi Preah Vihear yang terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Pengadilan Internasional sebelumnya memutuskan pada tahun 1962 bahwa wilayah yang disengketakan tersebut adalah milik Kamboja.
Dengan insiden terbaru ini, kedua negara diharapkan dapat menjaga komunikasi dan mencegah eskalasi lebih lanjut.