BANJARMASINPOST CO.ID, MARTAPURA - Deru sorak penonton menggema di Lapangan Futsal MRV, Sungkai Baru, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar, Sabtu (31/5/2025) sore.
Selama dua hari, eksibisi IBCA MMA Kalsel HRVRT Cup 2025 digelar dengan atmosfer panas dan pertarungan intens di dalam oktagon.
Partai final HRVRT Cup benar-benar jadi ajang pembuktian dominasi atlet Tapin.
Empat sabuk bergilir diperebutkan, dan tiga di antaranya berhasil diboyong oleh fighter asal Tapin.
Sorotan utama jatuh pada kategori Light Weight 70 kg, di mana Muhammad Rizali Nur tampil agresif dan sukses mengalahkan Roni Normansyah dari Tanahlaut.
Pertarungan sengit lainnya datang dari Feather Weight 65 kg. Di sini, Rahmansyah asal Tapin unjuk gigi dengan tekniknya membuat lawannya, Nur Cahyo dari Tanahbumbu, tak berkutik.
Di kategori Straw Weight 52 kg, duel paling alot tersaji antara Ahmad Syafi melawan Dheo Valentino Eray. Laga berlangsung ketat, namun Ahmad Syafi keluar sebagai pemenang setelah bertarung habis-habisan.
Sementara di kelas Women Bantam Weight 61 kg, laga tak kalah panas. Fathma Amilizha Sukma dari Kabupaten Banjar berhasil menumbangkan Aisyah asal Tanahlaut, sekaligus mengamankan sabuk HRVRT Cup kategori putri.
Perwakilan panitia HRVRT, Arif, mengatakan event ini merupakan bentuk nyata dari keinginan H Rihan untuk membangkitkan kembali semangat IBCA MMA di Kalimantan Selatan.
“Saya mewakili H Rihan ingin mengenalkan kembali IBCA MMA ke masyarakat umum. Harapannya ke depan event ini bisa kami maksimalkan, kalau bisa sampai skala nasional,” ujarnya.
Lebih jauh, dia menekankan pesan utama dari H Rihan, yakni menciptakan wadah prestasi dan mendorong lahirnya bibit-bibit unggul putra daerah di dunia tarung bebas.
Senada dengan itu, Ketua IBCA MMA Kalsel, Okta Tri Nurhidayat, menyebut final HRVRT Cup ini bukan hanya ajang menang-kalah.
“Ini soal pengalaman dan mental bertanding. Harapan kita ke depan, para fighter bisa mewakili tak hanya Kalsel, tapi juga Indonesia,” ungkapnya.
Tak hanya panitia, apresiasi juga datang dari atlet senior MMA nasional, Suwardi julukan Becak Lawu.
Dia menyebut HRVRT Cup sebagai terobosan karena berhasil menyatukan konsep pertandingan amatir dengan standar profesional.
“Saya bangga. Ini konsep baru, karena meski amatir, para fighter bisa dapat sabuk dan uang pembinaan. Ini jadi standar tersendiri dan ini pertama kalinya,” ujarnya.
Dirinya berharap HRVRT Cup tak berhenti di sini, tapi berlanjut ke putaran kedua tahun depan, dan menjadi agenda rutin untuk mencari petarung-petarung berbakat dari daerah.
Meski mengapresiasi keberanian para atlet, Suwardi menekankan standar teknik dan performa tetap harus ditingkatkan.
“Tapi dari kacamata saya, ini sudah lebih dari pertandingan amatir. Para petarung sudah percaya diri dan berani,” pungkasnya. (Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Andra Ramadhan)