JATIM TERPOPULER: Kasus Perdagangan Bayi di Ngawi hingga Penyebab Insiden Mercon Meledak di Ponorogo
Ficca Ayu Saraswaty June 01, 2025 04:30 AM

TRIBUNJATIM.COM - Kumpulan berita peristiwa yang terjadi di Jawa Timur (Jatim) tersangkum dalam berita terpopuler Jatim, Minggu 1 Juni 2025.

Berita pertama empat pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO),inisial SA,ZM,R, dan SEB, diketahui meraup untung yang tidak sedikit.

Kemudian pencari emas di Sungai Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung semakin banyak.

Selanjutnya fakta penyebab mercon meledak di rumah Ismi, Jalan Irawan, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim.

Berikut selengkapnya berita terpopuler Jatim hari ini, Minggu (1/6/2025) di TribunJatim.com.

  1. Kasus Perdagangan Bayi di Ngawi, Polisi Amankan 4 Tersangka, Jadi Mata Pencaharian
PERDAGANGAN BAYI - Kapolres Ngawi AKBP Charles Pandapotan Tampubolon, didampingi jajarannya menjelaskan ungkap  kasus TPPO, dalam konferensi pers di Mapolres Ngawi, Sabtu (31/5/2025). Sebanyak 4 orang diamankan dalam kasus ini dan masing masing meraup untung jutaan rupiah
PERDAGANGAN BAYI - Kapolres Ngawi AKBP Charles Pandapotan Tampubolon, didampingi jajarannya menjelaskan ungkap  kasus TPPO, dalam konferensi pers di Mapolres Ngawi, Sabtu (31/5/2025). Sebanyak 4 orang diamankan dalam kasus ini dan masing masing meraup untung jutaan rupiah. (Humas Polres Ngawi)

Empat pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO),inisial SA,ZM,R, dan SEB, diketahui meraup untung yang tidak sedikit.

Kapolres Ngawi AKBP Charles Pandapotan Tampubolon, menuturkan, pelaku mendapat keuntungan yang berbeda, dari hasil penjualan bayi, dan menjadikannya sebagai mata pencaharian.

Ia merinci, pelaku berinisial SA (35), alamat Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, mendapatkan keuntungan sebesar Rp.4.000.000,

Lalu tersangka ZM (34) alamat Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, mendapat keuntungan sebesar Rp.2.500.000.

Kemudian tersangka R (32) warga Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, mendapatkan keuntungan sebesar Rp.1.000.000.

Serta SEB (22) asal Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, mendapatkan keuntungan sebesar Rp.2.000.000.

“Para tersangka mencari keuntungan dari adopter bayi dengan cara meminta uang dengan dalih untuk biaya persalinan,” ujar AKBP Charles, dalam keterangan pers yang diterima Sabtu (31/5/2025).

Dirinya menambahkan, kasus ini terungkap dari laporan salah satu Perangkat Desa, yang ada di Desa/Kecamatan Bringin,Rabu (14/5/2025).

Saat itu perangkat desa mendapatkan permintaan untuk mengurus surat adopsi, agar didaftarkan untuk akta kelahiran.

“Kami bergerak cepat untuk menyelidiki dan berhasil mengungkap kasus tersebut.Dari hasil pengembangan terhadap jaringan lainnya didapati hasil jaringan tersebut berada di Ponorogo,” bebernya.

2. Pencari Emas di Sungai Keboireng Tulungagung Semakin Banyak, Dipasang Papan Larangan Mendulang

LARANGAN MENDULANG - Papan larangan mendulang emas di Sungai Keboireng Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Papan larangan ini respons pihak terkait karena banyaknya warga yang mencari emas di sungai ini.
LARANGAN MENDULANG - Papan larangan mendulang emas di Sungai Keboireng Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Papan larangan ini respons pihak terkait karena banyaknya warga yang mencari emas di sungai ini. (TribunJatim.com/David Yohanes)

Pencari emas di Sungai Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung semakin banyak.

Warga berduyun-duyun setiap siang hingga menjelang sore hari.

Padahal di lokasi, kini muncul papan larangan mendukung emas di kawasan hutan dan sungai.

Larangan ini keluarkan bersama antara TNI, Polri, Perhutani dan Pemkab Tulungagung.

Pantauan pada Sabtu (31/5/2025), para pencari emas justru semakin banyak.

Keberadaan mereka juga mengundang penjual pentol, eskrim dan anake jajanan lain untuk menjajakan dagangannya.

Seorang pencari emas, Yahya, mengatakan papan larangan itu dipasang pada Rabu (28/5/2025).

"Setelah dipasang itu, warga tetap cari emas. Tapi kami tidak ngawur," katanya.

Menurut Yahya, warga diwanti-wanti oleh perangkat desa agar tidak merusak kali.

Semua harus dilakukan secara manual, tidak boleh menggunakan alat bantu mesin.

3. Terungkap Penyebab Insiden Mercon Meledak di Ponorogo, Dirakit oleh 5 Anak

TEMUAN BALON UDARA - Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto (gundul) bersama Kanit III, IPDA Warsio saat menjelaskan temuan balon udara tanpa awak saat olah tkp mercon meledak di rumah Ismi, Jalan Irawan, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim. Warga Jalan Irawan, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim digegerkan dengan suara ledakan menggelegar, Kamis (29/5/2025) dini hari.
TEMUAN BALON UDARA - Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto (gundul) bersama Kanit III, IPDA Warsio saat menjelaskan temuan balon udara tanpa awak saat olah tkp mercon meledak di rumah Ismi, Jalan Irawan, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim. Warga Jalan Irawan, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim digegerkan dengan suara ledakan menggelegar, Kamis (29/5/2025) dini hari. (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

Fakta penyebab mercon meledak di rumah Ismi, Jalan Irawan, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim.

“Meledaknya saat anak-anak yang merakit mercon memasukkan sumbu pada mercon,” ungkap Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto, Sabtu (31/5/2025).

AKP Rudy menjelaskan fakta itu terkuak ketika melakukan olah tkp di lokasi meledaknya mercon. 

Pun menanyai beberapa saksi maupun korban yang diduga mengetahui meledaknya mercon.

“Pengakuan anak-anak itu, meledaknya mercon tepat saat mereka memasang sumbu di mercon itu,” kata mantan Kasatreskrim Polres Magetan ini.

“Saat hendak memasang sumbu petasan dengan cara menekan menggunakan pisau terjadi ledakan dan mengenai tubuh korban,” paparnya.

Dugaannya, kata dia, terjadi gesekan bahan mercon memicu percikan hingga memantik ledakan. Dahsyatnya ledakan membuat kelima itu terluka.

Dua di antaranya harus dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Harjono Ponorogo. 

AKP Rudy masih mendalami, mereka membeli bahan peledak dimana. Juga apakah ada unsur keterlibatan para orangtua.

“Kami masih belum bisa memastikan yang pasti anak-anak membuat mercon ini didepan rumah. Kalau memang di depan rumah, dan orang tua mengetahui. Harapan kami orang tua bisa mencegah jika anak-anaknya membuat mercon karena itu membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain,” urainya 

---

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.