TRIBUNNEWS.COM - Inter Milan benar-benar mengalami malam mencekam di Allianz Arena, Minggu (1/6/2025) dinihari WIB.
Kekalahan 5-0 dari Paris Saint Germain (PSG) di Final Liga Champions membuat Inter Milan mengakhiri musim 2024/2025 dengan tanpa gelar sama sekali alias Inter Zero Tituli.
Hanya sebulan lalu, Inter Milan tampak berada di jalur emas untuk menciptakan sejarah meraih treble winners.
Kala itu peluang meraih treble winners—Scudetto, Coppa Italia, dan Liga Champions—masih terbuka lebar setelah keberhasilan menyingkirkan Barcelona di semifinal.
Bahkan pelatih Simone Inzaghi sempat berani menyebut target "quadruple", dengan menambahkan Piala Dunia Antarklub dalam daftar impian.
Namun, mimpi itu berubah menjadi mimpi buruk paling menyakitkan dalam sejarah modern klub.
Puncaknya terjadi di Allianz Arena, Sabtu (31/5/2025) malam waktu setempat, ketika Inter Milan dihancurkan Paris Saint-Germain dengan skor telak 5-0 dalam final Liga Champions.
Kekalahan ini bukan hanya menyakitkan karena skor besar atau status pertandingan, tetapi juga karena ini menjadi penutup musim yang kosong tanpa trofi bagi Nerazzurri.
Inter sebenarnya mengawali musim dengan penuh optimisme. Mereka bersaing ketat di papan atas Serie A, melaju hingga semifinal Coppa Italia, dan tampil brilian di Liga Champions.
Bahkan kemenangan dramatis 7-6 atas Barcelona di semifinal Liga Champions sempat membakar kembali keyakinan publik bahwa musim ini adalah milik mereka.
Namun segalanya mulai runtuh saat disingkirkan oleh rival sekota, AC Milan, di semifinal Coppa Italia.
Kekalahan tersebut disusul hasil mengecewakan melawan Roma dan Lazio, yang membuat Napoli mengkudeta puncak klasemen Serie A di pekan-pekan akhir.
Dalam waktu kurang dari dua minggu, dua peluang trofi dari kompetisi domestik menguap.
Sadar peluang di kompetisi domestik menipis, Inter mengalihkan fokus total ke Liga Champions saat dihadapkan dengan PSG.
Tapi malam di Allianz Arena menjadi malam terburuk mereka. Sejak menit pertama Inter Milan dikurung lawan.
PSG tampil sangat dominan. Tim asuhan Luis Enrique menunjukkan bahwa mereka bukan hanya datang untuk bermain, tapi untuk mengukir sejarah.
Les Parisiens mengontrol 59 persen penguasaan bola dan melepaskan 23 tembakan—8 di antaranya tepat sasaran—dengan lima berbuah gol.
Achraf Hakimi membuka skor di menit ke-12 sebelum Desire Doue mencetak dua gol (20’, 63’) dan Khvicha Kvaratskhelia menambah keunggulan di menit ke-70. Senny Mayulu melengkapi pesta gol di menit ke-86.
Inter, di sisi lain, hanya menciptakan dua tembakan tepat sasaran dan tak pernah benar-benar mengancam gawang Donnarumma.
Kekalahan ini terasa lebih menyakitkan karena Inter datang sebagai tim berpengalaman di final, dengan status final kedua dalam tiga tahun terakhir.
Tapi pengalaman itu tidak berarti banyak saat lini belakang mereka terus dibongkar oleh kecepatan dan teknik PSG.
Jika ada yang bisa menggambarkan musim Inter 2024/2025, maka itu adalah ironi. Dari tim yang begitu dekat dengan empat trofi, kini mereka mengakhiri musim tanpa sebiji pun gelar.
Jelas ini jadi pebuah pencapaian pahit yang akan sulit dilupakan oleh pendukung Nerazzurri.
Sebaliknya, PSG menutup musim dengan manis. Kemenangan ini mengukuhkan mereka sebagai juara Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Mereka menyempurnakan musim dengan treble domestik + Eropa: juara Ligue 1, Piala Prancis, dan kini trofi si Kuping Besar Liga Champions.
(Tio)