Hari Lahir Pancasila, MUI Banyuwangi: Perlu Keteladan dalam Membumikan Nilai-Nilainya
Haorrohman June 01, 2025 10:31 AM

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Banyuwangi - Nilai-nilai luhur Pancasila tak dapat diinternalisasi ke tengah masyarakat hanya dengan serangkaian seremoni dan peringatan. Namun, perlu keteladanan dari sejumlah publik figur dan para stakeholder.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyuwangi Barur Rohim dalam Haul Pancasila yang digelar oleh Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI/ Polri (FKPPI) Kabupaten Banyuwangi di PP. Adz-Adzikra, Banyuwangi, Sabtu (31/5/2025).

“Jika kita mengeluhkan lunturnya nilai-nilai Pancasila di tengah generasi muda, sejatinya kitalah yang melunturkan hal tersebut. Kita tidak memberikan keteladanan yang baik bagaimana menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Barur.

Dewasa ini, lanjut Barur, ada banyak pengkhianatan terhadap nilai-nilai Pancasila oleh para pihak yang seharusnya menegakkannya. Baik dari kalangan pejabat, aparat penegak hukum hingga para agamawan.

“Bagaimana tidak rusak jika tiap hari dipertontonkan perilaku yang menyimpang dari Pancasila. Pejabat kehakiman jadi makelar kasus, aparat keamanan membackup kriminalitas, agamawan hanya memikirkan harta,” gugat pria yang karib disapa Ayung itu.

Dalam diskusi yang bertajuk “Membumikan Pancasila di Era Transformasi Digital” tersebut, Barur juga menekankan pentingnya pengarusutamaan nilai-nilai Pancasila dalam bentuk kekinian. Media sosial sebagai piranti kekinian haruslah dijadikan medium untuk mengkampanyekan hal tersebut.

“Saat ini, yang dianggap sesuatu yang benar tak mesti hal yang sesungguhnya benar. Tapi, terkadang sesuatu yang dianggap kebenaran itu adalah yang viral. Ini harus kita cermati secara serius,” ungkap penulis buku Islam Blambangan tersebut.

Untuk membendung dampak negatif digitalisasi yang dapat menggerus nilai-nilai Pancasila tersebut, saran Ayung, tak lain dengan memperkuat kultur belajar. “Tak melulu hanya di lembaga-lembaga pendidikan formal. Tapi, sarana-sarana diskusi seperti ini menjadi alternatif. Memperkuat literasi dan kesadaran kritis,” tegasnya.

Dalam diskusi panel tersebut hadir sejumlah pejabat, akademisi dan aktivis sosial kemasyarakatan. Di antaranya Dandim 0825 Banyuwangi Letkol (Arh) Joko Sukoyo dan Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) M. Puji Santoso. Adapula Rektor UBI Banyuwangi Dr. Haya, Akademisi UNIIB Banyuwangi Dr. Emi Hidayati, Isyrofah Amalia Achmad, Ibnu Tsani Rosyada serta dipandu oleh Ketua GM FKPPI Banyuwangi Ir. KH. Achmad Wahyudi, MH.

Hadir pula sejumlah ormas dan organisai kemahasiswaan. Di antaranya Srikandi Pemuda Pancasila, Rumah Kebangsaan, PMII, HMI, GMNI, IPNU, IPPNU, IMM, GKI dan sejumlah perwakilan BEM dari sejumlah kampus di Banyuwangi. 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.