UMKM Kalsel: Sempat Ingin Berhenti, Usaha Gerobak Pentol Kuah di Tapin Ini Raup Rp 200 Ribu Sehari
Edi Nugroho June 01, 2025 03:33 PM

BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Tak ada kesuksesan yang datang tanpa ujian. Itulah yang dialami Sapnah, pelaku UMKM pemilik gerobak Pentol Kuah Dua Putri yang mangkal di Jalan Haji Isbat, Kelurahan Rantau Kanan, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.

Ketika pertama kali membuka usaha dagangannya sekitar empat bulan lalu, Sapnah sempat dilanda rasa putus asa. Gerobaknya sepi pembeli, dagangan tak laku, dan rasa khawatir menyelimuti pikirannya.

“Saya sempat ingin berhenti. Sudah capek-capek bikin gerobak, beli panci, kompor, tabung gas, bahan-bahan, tapi pembeli tak kunjung datang,” ujar Sapnah kepada banjarmasinpost.co.id, Sabtu (1/6/2025).

Total modal yang dihabiskannya kala itu tak sedikit, hampir mencapai Rp 4 juta. Uang tersebut digunakannya untuk membuat gerobak, membeli spanduk nama usaha, alat masak hingga blender dan stok bahan dagangan seperti mie gelas dan pop ice.

Namun di tengah kegalauan itu, Sapnah memilih bersandar pada doa.

“Saya sempatkan membaca shalawat pendek. Biasanya satu hari saya niatkan seribu kali. Itu saya baca sambil menunggu pembeli,” ungkapnya lirih.

Tanpa disangka, saat tim banjarmasinpost.co.id datang berbelanja, sudah ada pembeli pertama datang. Padahal, shalawat yang dibacanya belum genap seribu kali.

Kini, Sapnah bersyukur usahanya perlahan mulai dikenal warga. Dalam sehari, ia bisa membawa pulang uang sekitar Rp 200 ribu. Meski begitu, sebagian besar hasil itu diputar kembali untuk membeli bahan dagangan, dan sebagian ditabung.

Gerobak yang ia desain sendiri itu diakuinya sudah cukup nyaman. Tak kehujanan, tak juga kepanasan.

“Alhamdulillah, sedikit demi sedikit ada hasilnya. Tapi saya tetap hati-hati. Jumlah dagangan tidak banyak, agar rasa tetap segar dan pembeli tidak bosan,” ujarnya.

Menu yang dijualnya antara lain pentol kuah, tahu bakso, sayap ayam bumbu kuning, ceker, dan telur puyuh. Semuanya dibuat sendiri dan dijaga kualitasnya.

Nama gerobaknya, “Dua Putri”, diambil dari kedua buah hatinya yang masih berusia 13 tahun dan 8 tahun.

“Saya ingin tetap bisa menabung untuk keperluan sekolah mereka. Apalagi yang besar baru daftar masuk SMP, biayanya sudah keluar sekitar Rp 4 juta,” katanya. 
(Banjarmasinpost.co.id/Mukhtar Wahid) 

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.