Israel menyerang Suriah selatan dengan serangkaian serangan pada malam hari dari Selasa malam hingga Rabu dini hari. Israel mengklaim telah menargetkan senjata milik otoritas Suriah setelah peluncuran proyektil.
"Ledakan hebat mengguncang Suriah selatan, terutama Kota Quneitra dan wilayah Daraa, setelah serangan udara Israel, yang tidak menimbulkan korban," kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, seperti dilansir AFP, Rabu (4/6/2025).
Militer Israel juga mengkonfirmasi telah menembaki Suriah selatan setelah mengumumkan bahwa dua proyektil telah diluncurkan dari negara tetangga tersebut. Proyektil itu jatuh tanpa menimbulkan korban atau kerusakan.
Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengatakan Presiden sementara Suriah Ahmed al-Sharaa bertanggung jawab atas dua proyektil yang disebut ditembakkan dari Suriah.
"Kami menganggap presiden Suriah bertanggung jawab langsung atas ancaman atau serangan yang ditujukan ke Negara Israel," kata Katz dalam pernyataan yang dirilis oleh kantornya, seraya menambahkan bahwa "tanggapan lengkap akan segera menyusul".
Suriah mengutuk penembakan Israel sebagai tanggapan atas dua peluncuran proyektil. Suriah menegaskan bahwa pemerintah di Damaskus bukanlah 'ancaman bagi siapa pun'.
"Kami dengan tegas mengutuk pemboman Israel... Eskalasi ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Suriah dan memperburuk ketegangan di kawasan tersebut," kata kantor pers Kementerian Luar negeri dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kata kantor berita resmi Sana.
"Suriah tidak pernah dan tidak akan pernah menjadi ancaman bagi siapa pun di kawasan tersebut," katanya.