Begini Cara Simpan Keju yang Benar Menurut Para Ahli
kumparanFOOD June 06, 2025 04:20 AM
Setiap kali menyebut kata keju, kamu mungkin langsung merasa lapar dan membayangkan lelehan keju hangat di atas roti panggang, pasta, atau camilan favoritmu, bukan? Enggak salah sih, karena makanan yang satu ini memang punya tempat istimewa di hati banyak orang.
Sebagai pencinta keju, kamu tahu enggak sih kalau tanggal 4 Juni diperingati sebagai Hari Keju Sedunia? Meskipun asal-usulnya belum begitu jelas, hari tersebut menjadi momen bagi para penggemar keju di seluruh dunia untuk merayakan kelezatan dan keragaman dari produk olahan susu ini.
Tapi, selain menikmatinya, satu hal penting yang kadang terlupakan adalah cara menyimpan keju dengan benar di rumah. Apakah kamu saat ini punya stok keju di rumah? Kalau iya, kamu biasanya simpan di mana? Dibiarkan di suhu ruang atau asal taruh di lemari es?
Padahal, menurut Oliver Sutton, kepala ahli keju di The Cheese Artisans, kesalahan dalam menyimpan keju bisa bikin rasanya cepat berubah.
"Menyimpan keju dengan benar bukan hanya memperpanjang umur keju, tapi juga meningkatkan pengalaman makan. Itulah sebabnya kami berinvestasi membuat ruang pematangan khusus agar keju bisa disimpan dalam lingkungan yang mendukung kualitas terbaiknya,” kata Sutton seperti dikutip dari laman Micheline Guide, Kamis (5/6).
Sutton juga membagikan tips bagaimana cara menyimpan keju di rumah agar tetap dalam kondisi prima. Apa saja? Simak selengkapnya berikut ini.
Alih-alih menyimpan keju dalam jumlah banyak, lebih baik beli dalam porsi kecil yang bisa kamu habiskan dalam 2–3 hari. “Seperti halnya sebotol anggur yang kualitasnya menurun dan teroksidasi setelah dibuka, keju juga akan memburuk setelah dipotong,” jelas Sutton.
Serut Tipis
Ketika membeli keju di supermarket atau toko grosir, kamu mungkin menemukan keju yang dibungkus dalam plastik vakum. Meskipun praktis dan bisa memperpanjang umur simpan, bungkus ini bukan metode terbaik setelah kemasan dibuka.
Setelah membukanya, cium aromanya dan cicipi sedikit. Kalau tercium atau terasa plastik, jangan buru-buru dibuang. Serut tipis bagian permukaan keju, lalu cicipi kembali. Ulangi hingga rasa plastiknya hilang.
Metode serut tipis ini juga berguna jika keju mulai terlihat berjamur. Sutton menjelaskan bahwa keju tetap bisa dikonsumsi selama jamur hanya muncul di permukaan.
"Kejunya tetap aman dikonsumsi, karena jamur biasanya muncul akibat kombinasi kelembapan dan udara yang menciptakan kondisi ideal bagi pertumbuhan jamur," jelasnya.
Perbesar
Ilustrasi membekukan keju. Foto: Shutterstock
Simpan dalam Wadah Kaca
Tips penting lainnya adalah menyimpan keju di dalam wadah tertutup, terutama saat kamu menaruhnya di kulkas, yang merupakan tempat lembap, apalagi jika sering dibuka-tutup.
Menurut Sutton, pilihan wadah juga tidak bisa sembarangan. Wadah kaca lebih disarankan dibandingkan plastik, karena kaca tidak menyerap atau memindahkan aroma.
“Ini bisa mencegah embun masuk ke keju setiap kali kulkas dibuka, sekaligus mencegah keju mengering. Dan kalau kamu menyimpan keju yang aromanya kuat, baunya tidak akan menyebar ke seluruh isi kulkas,” kata dia.
Gunakan Kertas Roti atau Kertas Lilin
Jika tidak punya kantong penyimpanan khusus keju, kamu bisa menggunakan kertas lilin atau kertas roti. Caranya cukup mudah, letakkan keju di atas kertas, lalu bungkus rapat dengan lipatan rapi. Metode ini membantu keju tetap bisa “bernapas” sambil terlindung dari kekeringan.
Perbesar
Ilustrasi keju di kulkas Foto: Shutterstock
Sebenarnya, keju bisa bertahan berapa lama sih setelah dibuka dari kemasannya? Menurut Carlos Yescas, seorang pakar keju, masa simpan keju tidak bisa disamaratakan karena daya tahannya sangat tergantung pada jenisnya.
Begitu keju dikeluarkan dari kemasan aslinya atau dipotong dari roda besar di toko keju, maka usia simpannya akan mulai berkurang. Untuk keju segar seperti ricotta atau cream cheese, keju biasanya tetap baik dikonsumsi setidaknya selama satu minggu, asalkan disimpan dengan cara yang benar. Hal yang sama juga berlaku untuk keju lunak matang seperti Brie atau Camembert.
Sementara itu, keju yang lebih kokoh seperti blue cheese atau keju biru, keju semi-lunak, hingga semi-keras, memiliki ketahanan yang lebih lama, rata-rata antara dua hingga tiga minggu jika disimpan di dalam kulkas. Bahkan untuk keju keras seperti Parmesan atau Gouda tua, masa simpannya bisa mencapai sebulan atau lebih.
Namun, seperti halnya makanan lain, semakin cepat keju dikonsumsi, semakin baik rasa dan kualitasnya. Menyimpannya terlalu lama, meskipun masih tergolong aman, tetap berisiko membuat rasa dan teksturnya berubah.
Sama seperti Sutton, Yescas juga menyarankan agar kita membeli keju dalam potongan kecil dan rutin, dibanding menyetok dalam jumlah besar. Menurutnya, keju bukan hanya soal ketahanan, tapi juga tentang seni dan sains dalam menjaga kualitasnya.
“Lebih baik membeli potongan kecil secara rutin daripada membeli potongan besar yang akan rusak di kulkas. Pemastian umur keju itu adalah seni yang melibatkan banyak ilmu. Kamu tidak bisa melakukannya di kulkas dengan satu suhu dan tanpa kontrol kelembapan,” ujar Yescas dikutip dari Food & Wine.