TIMESINDONESIA, BALI – Dalam balutan keindahan dan filosofi yang mendalam, koleksi Swarna Loka Danu, Sang Dewi Danu hadir sebagai persembahan visual bagi alam, khususnya elemen air yang direpresentasikan melalui sosok mitologis Dewi Danu, yaitu penjaga kesucian dan kesuburan danau.
Terinspirasi dari lanskap spiritual dan alamiah danau di pegunungan Bali, koleksi ini menggambarkan keseimbangan antara kekuatan dan kelembutan, antara ketenangan dan kemegahan.
Melalui garis-garis busana yang mengalir, pilihan warna biru safir, hijau zamrud, serta kilau emas yang melambangkan swarna loka (dunia cahaya), setiap helaian menjadi perwujudan penghormatan terhadap Sang Dewi yang agung.
Motif-motif sulam yang menyerupai riak air, ornamen menyerupai bunga teratai, serta siluet dramatis yang mengalun seperti ombak danau yang tenang, semua dirancang untuk membangkitkan rasa kagum akan keajaiban alam air.
Lebih dari sekadar karya mode, koleksi ini adalah narasi spiritual tentang hubungan manusia dengan alam. Ia mengajak kita untuk merenung, menghormati, dan menjaga keselarasan yang diwariskan oleh para leluhur melalui simbolisasi Dewi Danu.
Desainer asal Bali, Basundari, tampil memukau di panggung Indonesia Fashion Week (IFW) 2025 dengan koleksi bertema “Swarna Loka Danu – Sang Dewi Danu”. Koleksi ini terinspirasi dari keindahan dan kekuatan danau serta personifikasinya dalam sosok mitologis Dewi Danu, yang melambangkan kesucian dan kesuburan alam.
Melalui desain yang memadukan unsur tradisional dan modern, Basundari menghadirkan harmoni antara manusia dan alam, khususnya elemen air.
"Setiap busana dalam koleksi ini dirancang untuk menceritakan kisah tentang keagungan dan spiritualitas yang terkandung dalam elemen air, dengan sentuhan mewah dan anggun," kata Basundari, Selasa (3/6/2025).
Partisipasi Basundari di IFW 2025 tidak hanya menyoroti kekayaan budaya Bali, tetapi juga memperkuat posisi desainer lokal di kancah mode nasional.
Melalui karya-karyanya, Basundari berhasil membawa nama Bali ke panggung utama industri fashion Indonesia, menunjukkan bahwa warisan budaya dapat diolah menjadi karya yang relevan dan memikat di era modern. (*)
