TIMESINDONESIA, MALANG – Menjelang perayaan Idul Adha 1446 H yang jatuh pada Kamis (6/6/2025) mendatang, Pemkot Malang menggelar rapat koordinasi (rakor) lintas sektor.
Rapat ini dipimpin langsung oleh Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, dan melibatkan berbagai instansi untuk mengantisipasi sejumlah potensi permasalahan selama libur panjang akhir pekan.
“Rakor ini dilakukan oleh Bakesbangpol sebagai langkah antisipasi. Karena Idul Adha bertepatan dengan long weekend, maka perlu kita duduk bersama, membahas potensi masalah dari aspek kesehatan hewan, harga bahan pokok, kriminalitas, hingga lalu lintas,” ujar Wahyu.
Wahyu menegaskan bahwa kesiapan Kota Malang dalam menyambut Idul Adha sudah cukup matang. Sejumlah laporan dari perangkat daerah seperti Dispangtan, Diskopindag dan Kemenag menunjukkan kondisi aman dan terkendali.
“Dari sisi stok bahan pokok, sudah aman. Harga pun relatif stabil. Kemarin dari rilis BPS, harga-harga cenderung turun. Pedagang juga sudah kembali semangat,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa satu-satunya komoditas yang sempat melonjak adalah tomat, namun kini sudah normal kembali. Tak hanya bahan pokok, sektor energi seperti BBM dan LPG juga telah diantisipasi.
“Stok tersedia, hampir sama dengan saat Idul Fitri kemarin. Sudah ada cadangan disiapkan jika terjadi lonjakan konsumsi,” tambahnya.
Wahyu juga memastikan proses penyembelihan hewan kurban berjalan lancar dan sesuai aturan. Salah satu perhatian khusus adalah pengawasan terhadap pelaksanaan penyembelihan di masjid-masjid.
“Insya Allah saya bersama masyarakat akan melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Jami pada Jumat pagi,” ucapnya.
Sementara, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, drh. Anton menyebut bahwa sudah ada 120 lapak penjual hewan kurban, mulai sapi, kambing hingga domba sudah menjalani pemeriksaan.
“Total, sekitar 4.352 ekor sudah diperiksa,” imbuhnya.
Pemeriksaan yang masih terus berjalan, memastikan keamanan dan kelayakan hewan kurban yang diperjualbelikan di Kota Malang.
Selama pemeriksaan ini, ia menuturkan bahwa hasilnya tidak ditemukan adanya penyakit, seperti halnya PMK (Penyakit Mulut dan Kuku).
“Hanya ada penyakit individu, bukan menular. Mungkin kecapek an saat dikirim ke sini. Tapi kami sarankan ditukar atau dikembalikan ke tempat asal,” jelasnya.
Ia juga menegaskan, beberapa wilayah penyuplai hewan kurban seperti Kabupaten Malang, Madura hingga Blitar, saat mengirim dan memasuki Kota Malang wajib membawa SKKH dan untuk sapi minimal sudsh divaksin PMK satu kali.
“Nanti pada H-1 akan kita terjunkan petugas lagi untuk melaksanakan pemerikaan sebelum dipotong dan sesudah dipotong,” tandasnya.(*)