TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Timnas Prancis, Didier Deschamps tampaknya dibuat pusing jelang laga melawan Spanyol di semifinal UEFA Nations League, Jumat (6/6/2025) lusa mendatang.
Menariknya, pusingnya Deschamps dalam konteks positif, lantaran ia punya skuad yang terlalu mewah.
Bayangkan saja, skuad Les Bleus yang dipanggil Deschamps merupakan pemain berkelas terutama lini depannya.
Nama-nama yang menghiasi lini depan skuad Prancis di final four UEFA Nations League kali ini terasa sangat mewah.
Bahkan, para pemain depan yang dipanggil Deschamps juga tengah dalam performa terbaiknya di level klub.
Mulai Kylian Mbappe, Desire Doue, Michael Olise, Marcus Thuram, Bradley Barcola, Kolo Muani, dan Ousmane Dembele.
Melihat nama-nama di atas, tak bisa disangkal jika lini depan Prancis punya daya ledak paling besar daripada tiga semifinalis lainnya.
Dimulai dari Mbappe yang berstatus kapten utama Timnas Prancis yang musim ini debut di Real Madrid.
Sempat lambat dalam hal adaptasi, performa Mbappe mendadak meledak mulai pertengahan musim hingga akhir.
Hal itu dibuktikan dengan raihan penghargaan individu berupa golden boot yang didapat Mbappe bersama klubnya.
Khusus di Liga Spanyol, Mbappe mampu mengukir catatan 31 gol dan 3 assist dari 34 laga bersama Los Blancos.
Jika ditotal di semua kompetisi, pemain berusia 26 tahun itu mampu mencetak 43 gol dan 5 assist dari 56 laga.
Kontribusi total 48 gol pada musim debut bersama Real Madrid, jelas menjadi awal mengesankan bagi Mbappe.
Meskipun Real Madrid puasa gelar, Mbappe layak bangga karena langsung tampil meledak di musim debut.
Kini, Mbappe punya kesempatan mengobati rasa hampanya dengan berjuang meraih gelar di UEFA Nations League.
Andai mampu mempertahankan level ketajamannya di level klub, bukan hal mustahil Mbappe bisa membawa Prancis merebut kembali gelar UEFA Nations League.
Ketajaman luar biasa tak hanya diperlihatkan Mbappe saja, melainkan juga trio lini depan lainnya yang kebetulan berada dalam satu klub yang sama yakni PSG.
Sebut saja Ousmane Dembele, Desire Doue dan Bradley Barcola yang mampu berbagi peran demi menyukseskan musim PSG yang meraih quadruple.
Dembele jelas yang paling mencolok statistiknya, hingga ia dinobatkan pemain terbaik Liga Champions, sekaligus kandidat kuat pemenang Ballon d'or 2025.
Catatan 33 gol dan 15 assist dari 49 laga menjadi kontribusi fenomenal Dembele musim ini bersama Les Parisiens.
Lalu, Desire Doue yang menjadi bintang kemenangan PSG di final Liga Champions berkat catatan dua gol dan satu assistnya juga tampil sensasional sepanjang musim ini.
Meski baru berusia 20 tahun, Desire Doue yang beroperasi di sayap, mampu mencetak 15 gol dan 16 assist di PSG.
Bradley Barcola juga tak kalah bersinar, meskipun tidak selalu menjadi pilihan utama Luis Enrique di klub.
Pemain berusia 22 tahun itu mampu berkontribusi luar biasa dengan catatan 21 gol dan 19 assistnya di PSG.
Melihat catatan gol dan assist trio tersebut, tak salah jika PSG berjaya merajai semua kompetisi musim ini.
Ada pula Michael Olise yang tak kalah sensasional performanya bersama Bayern Munchen pada musim debutnya.
Pemain berkaki kidal itu menjadi kunci Vincent Kompany membawa Bayern Munchen merajai kembali Liga Jerman.
Khusus di Liga Jerman, Michael Olise sukses mencetak 12 gol dan 18 assist dari 34 laga bersama The Bavarians.
Jika ditotal, Olise bahkan mampu menghasilkan 17 gol dan 21 assist bersama tim barunya di semua kompetisi.
Statistik tersebut jelas menjadi bukti Michael Olise langsung tampil nyetel di musim debut bersama Munchen.
Ada pula Marcus Thuram dan Randal Kolo Muani yang tampil apik bersama klubnya masing-masing di Liga Italia.
Marcus Thuram yang menjadi tandem Lautaro Martinez di Inter Milan, tampil produktif dengan 18 gol dan 9 assist.
Sedangkan, Kolo Muani yang menjalani status pemain pinjaman dari PSG di Juventus, membantu timnya mengamankan slot Liga Champions musim depan.
Kolo Muani tercatat bisa mencetak 8 gol dan 1 assist dari 14 penampilan di paruh kedua musim Liga Italia.
Melihat gacornya para pemain depannya di level klub, kini giliran tugas Deschamps untuk menemukan racikan terbaiknya demi bisa merebut gelar UEFA Nations League.
Mewah dan tajamnya lini depan Les Bleus tentu berpotensi akan menjadi berkah ataupun bencana bagi Deschamps.
Jika mampu menemukan ramuan mujarabnya, Deschamps bakal membuat lini depan Prancis menggila.
Sedangkan jika tidak, Prancis rawan bermain egois di depan, karena pemainnya punya skill individu mencolok.
(Dwi Setiawan)