Senyawa antioksidan dalam jahe, seperti gingerol, shogaol, zingiberene, dan bisabolene, diduga memiliki khasiat sebagai pengencer darah. Menurut apoteker klinis di University of Minnesota Medical Center, Havy Ngohamilton, Pharm.D., RPh, senyawa-senyawa tersebut dapat mengganggu kerja zat yang disebut tromboksan.
Dikutip dari Eating Well, tromboksan diproduksi oleh sel darah kecil yang disebut dengan trombosit. Ketika terjadi perdarahan, trombosan memicu trombosit untuk menggumpal dan membentuk bekuan darah di lokasi cedera.
Dengan kata lain, jahe mungkin memiliki sifat pengencer darah dan bisa meningkatkan risiko perdarahan jika dikonsumsi bersama dengan obat pengencer darah, seperti aspirin, clopidogrel, dan rivaroxaban.
Jahe disebut memiliki manfaat dalam menurunkan kadar gula darah puasa, meningkatkan sensitivitas insulin, serta menurunkan kadar HbA1c pada pengidap diabetes tipe 2.
Meski demikian, konsumsi jahe bersamaan dengan obat penurun gula darah, seperti metformin dan insulin, dapat memicu penurunan kadar gula darah yang berlebihan.
Hal ini dikarenakan senyawa dalam jahe bisa mengganggu enzim yang memecah karbohidrat dan memperburuk dampak obat diabetes. Jika dikonsumsi berlebihan, jahe bisa menyebabkan hipoglikemia atau gula darah rendah.
Dikutip dari Cleveland Clinic, antiaritmia adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati irama jantung yang terlalu cepat atau tidak teratur, yang dikenal sebagai aritmia. Jahe dapat berinteraksi dengan obat antiaritmia, seperti amiodarone.
Sel-sel jantung memiliki saluran kalsium yang mendukung kemampuan jantung untuk berkontraksi. Senyawa yang ada di jahe bisa menghalangi kalsium memasuki sel-sel jantung dan berpotensi menurunkan tekanan darah.
Jahe juga bisa meningkatkan efektivitas obat tekanan darah. Rempah ini berpotensi mengganggu hormon angiotensin yang mengatur tekanan darah dan kadar cairan dalam tubuh. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang, maka hal ini bisa merelaksasi pembuluh darah yang menyebabkan tekanan darah yang rendah.
Sebelum mengonsumsi jahe, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu apakah ada potensi reaksi antara jahe dan obat-obatan yang dikonsumsi.