Rekam Jejak Dewi Astutik, Bos Kurir Narkoba Golden Triangle, Terafiliasi Sindikat Afrika
Siti Nurjannah Wulandari June 05, 2025 08:32 AM

TRIBUNNEWS.com - Warga Ponorogo, Jawa Timur, bernama Dewi Astutik, yang kini menjadi buron Interpol terkait peredaran narkoba, ternyata memiliki rekam jejak tak main-main.

Beberapa waktu lalu, Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, mengungkapkan Dewi memang sejak lama menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI).

"Sudah lama jadi PMI," ungkap Andin, Rabu (28/5/2025), dilansir Kompas.com.

Hal serupa turut disampaikan Kepala Dusun domisili Dewi sesuai Kartu Tanda Penduduk, Gunawan.

Diketahui, berdasarkan KTP-nya, Dewi berdomisili di Dusun Sumber Agung, Desa/Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.

Menurut Gunawan, Dewi pernah bekerja di Hongkong dan Taiwan.

Kabar terbaru, Dewi berpamitan kepada keluarganya bekerja di Kamboja.

"Memang bekerja di luar negeri dan sudah lama berangkat. Ia pernah bekerja di Hongkong dan Taiwan, terakhir ini katanya di Kamboja," jelas dia, Selasa (27/5/2025), dilansir Surya.co.id.

Namun, keberangkatan Dewi ke Kamboja ternyata menyisakan sejumlah kejanggalan.

Ia diketahui menggunakan identitas palsu milik keluarganya.

Dewi sendiri diketahui bernama asli PA.

"Kalau foto dan alamat yang beredar itu kenalnya adalah PA, memang warga sini. Tapi, kalau nama Dewi Astutik, kita tidak kenal," ungkap warga Dusun Sumber Agung, Sri Wahyuni.

"Ibu itu (Dewi Astutik) memang KTP-nya Ponorogo. Identitas yang pertama dipalsukan, punya keluarganya. Orang situ (Ponorogo), tapi kartunya (KTP) dipalsukan," kata Andin terpisah.

Terendusnya Nama Dewi Astutik

Nama Dewi Astutik mencuat ketika Badan Narkotika Nasional berhasil membongkar peredaran heroin seberat 2,76 kilogram di Bandara Soekarno-Hatta.

Heroin itu diamankan dari seorang pria berinisial ZM pada 24 September 2024, ketika ia baru tiba di Terminal 3 Kedatangan Bandara.

ZM sendiri diketahui menumpang pesawat dari Singapura.

Saat pemeriksaan, ZM mengaku heroin yang dibawanya akan diserahkan kepada SS.

BNN lantas bergerak menangkap SS dan didapati nama pelaku lain, yakni AH.

Ternyata, AH adalah orang yang memerintahkan ZM dan SS untuk mengambil heroin dari Dewi Astutik di Kamboja.

Berdasarkan petunjuk itu, BNN akhirnya mengamankan AH di Medan, Sumatra Utara.

Bos Kurir Narkoba

Dewi Astutik diketahui telah bergabung dengan jaringan narkoba internasional, Golden Triangle.

Dalam organisasi itu, Dewi memiliki peran signifikan dalam hal peredaran narkoba.

Ia merupakan pemimpin sekaligus perekrut kurir-kurir yang kebanyakan berasal dari Indonesia.

Hal ini diketahui setelah BNN bersama Bea Cukai dan TNI AL mengamankan dua ton sabu dari kapal MT. Sea Dragon Tarawa di Kepulauan Riau pada 22 Mei 2025.

Empat awak kapal yang berstatus warga negara Indonesia (WNI), diketahui terkait dengan Dewi.

"Kita bisa pastikan kurir-kurir ini tiketnya dipesan oleh orang yang berhubungan dengan Dewi Astutik," ungkap Kepala BNN, Komjen, Marthinus Hukom, dalam tayangan Rosi di KompasTV.

"Dewi Astutik memainkan peran penting dalam proses rekrutmen ini," imbuhnya.

Tak tanggung-tanggung, Dewi, dikatakan Marthinus, saat ini telah mengendalikan ratusan kurir narkoba yang kebanyakan merupakan WNI.

Bahkan, hingga saat ini, ada lebih dari 110 WNI 'asuhan' Dewi yang ditangkap di berbagai negara, seperti Brasil, Kamboja, hingga Korea Selatan.

"Ada 110 lebih orang Indonesia ditangkap di luar negeri, ada di Brasil, Addis Ababa (ibu kota Ethiopia), di India, Kamboja, Thailand, Korea. Itu semua ketika kita bertanya, mereka bagian dari Dewi Astutik," tutur Marthinus.

Terafiliasi Sindikat Afrika

Karena perannya sebagai pemimpin dan perekrut kurir, Dewi Astutik diduga kuat terhubungan dengan jaringan narkoba lainnya.

Komjen Marthinus Hukom menyebut Dewi termasuk dalam jajaran pimpinan di Golden Triangle, meskipun bukan yang tertinggi.

Sebab, selain membawahi ratusan kurir narkoba, Dewi juga terhubung dengan sindikat Afrika yang beroperasi di Thailand dan semenanjung Malaysia.

"Dewi ini sudah menjadi semacam pimpinan dari jaringan ini (Golden Triangle). Tapi, saya yakin dia bukan pimpinan tertingginya," ujar Marthinus.

"Dia terhubung dengan sindikat Afrika yang beroperasi di Thailand dan semenanjung Malaya," imbuhnya.

Kini Jadi Buron Interpol

BNN telah mengajukan Red Notice untuk nama Dewi Astutik kepada Interpol.

Dewi sendiri sudah menjadi buron sejak 2024.

Saat ini, BNN juga bekerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mengejar keberadaan Dewi.

"Kami bekerja sama dengan BIN (Badan Intelijen Nasional) untuk mencari Dewi Astutik di Kamboja dan sekitarnya," kata Komjen Marthinus Hukom.

(Pravitri Retno W/Fahmi Ramadhan, Surya.co.id/Pramita, Kompas.com)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.