UN Women Tegaskan Pentingnya Peran Perempuan dalam Lawan Polusi Plastik Dunia
kumparanWOMAN June 06, 2025 08:40 PM
Setiap 5 Juni, dunia merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environment Day. Ini menjadi peringatan bagi seluruh umat manusia untuk terus menjaga kelestarian lingkungan dan seisi Bumi. Dalam misi ini, perempuan menjadi stakeholder penting yang partisipasinya tak boleh dibatasi.
Tahun ini, tema yang diusung untuk peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia adalah Together we can beat plastic pollution (Bersama, kita bisa kalahkan polusi plastik). Menurut data oleh UN Environment Programme (UNEP), setiap tahunnya, 19–23 juta ton sampah plastik mencemari ekosistem perairan, mulai dari sungai, danau, hingga laut. Kerusakan lingkungan pun menjadi ancamannya.
“Melukai spesies makhluk hidup, ekosistem, dan perekonomian adalah hasil dari pencemaran sampah plastik. Kehilangan penghasilan dari pariwisata. Pantai dan sungai yang tercemar harus dibersihkan. Saluran air tersumbat memperburuk banjir,” ucap Direktur Eksekutif UNEP Inger Andersen di Upacara Peringatan Hari Lingkungan Sedunia di Jeju, Korea Selatan, Kamis (5/6), dikutip dari situs resmi UNEP.
“Pertanyaan pun muncul terkait dampaknya terhadap kesehatan manusia. Mikroplastik terus ditemukan dalam pembuluh darah arteri, paru-paru, otak, plasenta, dan ASI—itu adalah lokasi di mana mikroplastik tidak seharusnya ada,” imbuhnya.
Inger pun menegaskan bahwa polusi plastik bisa dilawan. Namun pada perjuangan melawan kerusakan lingkungan, semua orang harus terlibat, tak terkecuali perempuan. Dalam keterangan resmi UN Women, para perempuan bahkan sudah menjadi pionir dan aktivis lingkungan untuk melawan kerusakan alam bahkan sejak setengah abad lalu.
Perbesar
Warga binaan menyelesaikan pembuatan tas ramah lingkungan di bengkel kerja Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas II-A Bulu, Semarang, Jawa Tengah. Foto: Aji Styawan/Antara Foto
UN Women pun menegaskan, perlawanan terhadap pencemaran harus diperkuat dengan kepemimpinan serta solusi oleh para perempuan. Sayangnya, hingga saat ini, partisipasi perempuan—terutama dalam aspek kepemimpinan—masih belum setara.
“Seiring dengan memperingati 30 tahun sejak Deklarasi Beijing dan Platform for Action, pemerintah harus menghargai komitmen mereka untuk memastikan partisipasi penuh dan setara perempuan dalam kepemimpinan terkait lingkungan,” tegas UN Women pada Rabu (4/6).
“Menyongsong Konferensi Perubahan Iklim PBB COP30, janji itu harus diubah dari prinsip menjadi praktik. Namun, saat ini, perempuan hanya menduduki 15 persen peran menteri lingkungan di seluruh dunia.”
Pentingnya peran perempuan dalam pelestarian lingkungan
Perbesar
Ilustrasi perempuan dalam menjaga lingkungan. Foto: Chokniti Khongchum/Shutterstock
Perempuan termasuk ke dalam pihak yang sangat terdampak perubahan iklim, kerusakan lingkungan, dan polusi plastik. Ini bisa mengganggu kesejahteraan hingga kelayakan hidup perempuan. Banyak perempuan yang bergantung dengan alam untuk mencari nafkah dan melanjutkan hidup. Ketika alam terkontaminasi, maka nyawalah taruhannya.
UN Women mengungkap, ketika ancaman kerusakan lingkungan ini semakin tampak nyata, para perempuan pun mengubah ide-ide menjadi aksi. Bahkan, tak sedikit jumlah perempuan yang memimpin jalan menuju keberlanjutan atau sustainability lewat solusi praktis, ide-ide segar, serta perspektif baru.
Perbesar
Seorang perempuan membersihkan kantong plastik yang akan didaur ulang di Yopougon, sebuah wilayah pinggiran Abidjan, pada 2 September 2013. Mengikuti jejak Rwanda dan Mauritania, otoritas di Pantai Gading memutuskan untuk melarang produksi, penggunaan, dan perdagangan kantong plastik pada akhir tahun ini. FOTO AFP / ISSOUF SANOGO
Contohnya, Rwanda—negara di benua Afrika—telah menerapkan larangan penggunaan kantung plastik dalam skala nasional. Para perempuan Rwanda pun memimpin aksi dengan cara mencari alternatif yang ramah lingkungan. Contohnya, mereka mengembangkan kemasan yang pakai ulang (reusable) hingga membangun pusat-pusat daur ulang lokal.
“Ini bukan contoh yang terisolasi. Ini adalah strategi, sebuah intervensi yang dipimpin oleh komunitas yang mempercepat langkah kita untuk mengakhiri kemiskinan dan mendorong kesetaraan gender,” papar UN Women.
Itulah mengapa, UN Women menegaskan bahwa peran perempuan sangat penting dalam perlawanan terhadap polusi plastik dan kerusakan lingkungan. Ketika perempuan diberikan kesempatan yang setara, dunia serta pula menikmati hasil manisnya.
“Inilah waktunya untuk bergerak melampaui sekadar melindungi perempuan dan anak perempuan dari bahaya kerusakan lingkungan. Mereka harus diberdayakan untuk memimpin solusi-solusinya,” tutup UN Women.