Bahlil Sebut Tambang Nikel Bukan di Pulau Tujuan Wisata Raja Ampat
GH News June 06, 2025 03:03 PM

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menepis kabar aktivitas tambang nikel berada tepat di ikon Raja Ampat, yakni Pulau Piaynemo. Hal ini ia sampaikan menyusul penghentian sementara PT Gag Nikel, anak usaha PT Antam Tbk, yang dituding merusak ekosistem Raja Ampat.

Bahlil menjelaskan aktivitas pertambangan PT Gag Nikel berada di Pulau Gag, yang terletak sekitar 30- 40 kilometer (km) dari Pulau Piaynemo yang menjadi salah satu tujuan wisata.

Namun, Bahlil menekankan seluruh kawasan Raja Ampat harus dilindungi karena merupakan wilayah pariwisata.

"Aktivitas pertambangan dilakukan di Pulau Gag bukan Piaynemo seperti yang perlihatkan di beberapa media yang saya baca. Saya sering di Raja Ampat Pulau Piaynemo dengan Pulau Gag, itu kurang lebih sekitar 30 km sampai dengan 40 km. Di wilayah Raja Ampat itu betul wilayah perwisata yang kita harus lindungi," ujar Bahlill dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (6/6/2025).

Selain itu, Bahlil menegaskan, PT Gag Nikel di Raja Ampat terbit jauh sebelum ia menjabat sebagai menteri.

"Saat izin usaha pertambangan dikeluarkan, saya masih Ketua Umum HIPMI Indonesia, Ketua Umum BPP HIPMI dan belum masuk di Kabinet," kata Bahlil

Mengutip data Kementerian ESDM, PT Gag Nikel, pemegang Kontrak Karya Generasi VII No. B53/Pres/I/1998, resmi berdiri pada 19 Januari 1998 setelah ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia.

Awalnya, struktur kepemilikan saham perusahaan ini terdiri dari Asia Pacific Nickel Pty. Ltd. (APN Pty. Ltd) sebesar 75% dan PT ANTAM Tbk. sebesar 25%. Namun sejak tahun 2008, PT ANTAM Tbk. berhasil mengakuisisi seluruh saham APN Pty. Ltd., sehingga kendali penuh PT GAG Nikel berada di tangan PT ANTAM Tbk.

Kementerian ESDM akan mengawasi aktivitas tambang PT Gag Nikel untuk memastikan sesuai dengan kaidah pertambangan yang baik (good mining practice).

Verifikasi langsung ke lapangan juga dilakukan untuk memahami kondisi sebenarnya.

"Karena itu untuk memahami kondisi sebenarnya kita harus cross check ke lapangan guna mengetahui kondisi sebenarnya secara obyektif," tutur Bahlil.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.