Idul Adha dan Pembangunan Desa
GH News June 06, 2025 04:04 PM

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Idul Adha, sebuah perayaan utama umat Islam yang diperingati tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriyah. Dasar peringatan ini merujuk pada kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang mendapat perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putranya, Ismail AS, sebagai bentuk ujian keimanan. Peringatan ini diabadikan dalam QS. As-Saffat ayat 102–107.

Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

Sebuah peristiwa emosional yang kemudian secara tiba-tiba Allah SWT melalui Malaikat Jibril menggantinya dengan seekor domba. Sehingga peringatan ini kemudian dikenal dengan sebutan Idul Adha yang secara kebahasaan, "Adha" (الأضحى) adalah bentuk jamak dari kata udhiyah (أضحية), yang berarti hewan sembelihan, khususnya hewan ternak seperti kambing, sapi, atau unta yang disembelih pada hari raya. 

Momentum Peningkatan Kepekaan Sosial

Idul Adha mengajarkan pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama. Ibadah kurban menjadi simbol pengorbanan dan kepedulian sosial, di mana daging hewan kurban dibagikan kepada mereka yang membutuhkan. 

Tindakan ini bukan hanya sedekah, tetapi manifestasi nyata dari kesetiakawanan sosial dan tanggung jawab kolektif terhadap pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. 

Daging kurban, dalam konteks ini, bukan sekadar konsumsi sesaat, tetapi bentuk intervensi pangan musiman yang sangat strategis. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur'an:

"Maka makanlah sebagian dari daging kurban itu dan berikanlah kepada orang yang tidak meminta dan orang yang meminta." (QS. Al-Hajj: 36)

Indonesia adalah negara dengan jumlah mayoritas penduduknya penganut agama Islam (Muslim) terbesar di dunia. Jumlah penduduk Indonesia yang menganut agama Islam mengacu pada data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri RI merilis data kependudukan bersih (DKB) Indonesia semester 1 tahun 2024, bahwa Islam menjadi mayoritas dengan 87,08 persen atau 245.973.915 jiwa. Lalu, Kristen 7,40 persen atau 20.911.697 jiwa, Katolik 3,07 persen atau 8.667.619 jiwa, Jakarta Rabu (7/8/2024).

Di Indonesia perayaan ini juga disebut Lebaran Haji atau Idul kurban. Namun, lebih dari sekadar ritual keagamaan, Idul Adha sesungguhnya menyimpan potensi besar dalam konteks pembangunan desa dan pemerataan kesejahteraan. 

Idul Adha menjadi perayaan akbar dengan dimensi spiritual dan sosial yang menyatu. Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, terkadang dihubungkan dengan tradisi lokal yang ada pada masyarakatnya.

Hal ini disebabkan karena penduduk Muslim Indonesia tersebar di berbagai pulau-pulau dengan perbedaan suku yang beragam, Tidak hanya persoalan bentangan jarak, juga ada disparitas lain, salah satunya tentunya adalah kesenjangan kesejahteraan. 

Distribusi daging hewan kurban adalah elemen sentral dalam perayaan Idul Adha. Ayat Al-Qur’an dalam QS. Al-Hajj ayat 28 secara eksplisit memerintahkan agar sebagian dari hewan kurban diberikan kepada orang fakir. 

Idul Adha Menjawab Tantangan Desa

Mengutip artikel yang dimuat katadata, hingga kini masalah kekurangan gizi masih menjadi salah satu isu penting yang dihadapi masyarakat Indonesia. 

Masalah kekurangan gizi ini juga bukan hanya berpengaruh pada kesehatan, tetapi juga memicu tantangan bagi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) nasional, mengingat dampak jangka panjang masalah gizi akan berpengaruh buruk pada kualitas hidup dan produktivitas masyarakat.

Persoalan gizi dan akses terhadap protein hewani masih menjadi tantangan besar di berbagai wilayah pedesaan Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, jumlah desa/kelurahan di Tanah Air yang penduduknya menderita kekurangan gizi mencapai 12.183 desa. 

Ketimpangan akses terhadap makanan bergizi antara kota dan desa menunjukkan adanya kesenjangan struktural yang belum sepenuhnya teratasi.

Dalam situasi ini, distribusi daging kurban secara merata dan tepat sasaran mampu menjadi salah satu solusi temporer yang relevan dan kontekstual. Konteks pembangunan desa tidak bisa dilepaskan dari strategi pemerataan. 

Dalam konteks program prioritas, visi Asta Cita Prabowo-Gibran, pada point 6 secara eksplisit disebutkan Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. 

Program seperti penyediaan makanan bergizi gratis untuk anak-anak sekolah dan ibu hamil bisa bersinergi dengan semangat Idul Adha. Jika daging kurban didistribusikan dengan pendekatan lintas sektor, maka ia dapat mendukung program ketahanan pangan desa dan memperkuat kemandirian ekonomi lokal.

Di sisi lain, dalam penyediaan hewan kurban, juga bisa memunculkan aktivitas ekonomi yang melibatkan para peternak di desa-desa. Sirkulasi ekonomi tahunan ini  memperkuat ekonomi kerakyatan, yang berbasis pada isu ketahanan pangan. 

Maka, mari kita rayakan momentum Idul Adha, tidak hanya sebagai seremoni ritual semata. Lebih dari itu mari kita bersama kembali meneladani ketaatan Ismail dengan semangat penguatan kepedulian sosial melalui mekanisme sistem distribusi kesejahteraan dan penguatan ketahanan pangan desa. Sebab Membangun Desa adalah Membangun Indonesia, menuju Indonesia Emas 2045.

***

*) Oleh : Dr. H. M. Afif Zamroni, Lc., M.E.I., Staf Khusus Menteri Desa & PDT.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.