TRIBUNNEWS, KLATEN - Cerita petugas pemadam kebakaran (Damkar) yang menjadi buah bibir karena semangat menolong dan jiwa kepahlawanan di masyarakat terus berulang di berbagai daerah.
Ibarat sosok pahlawan di cerita fiksi Superman, petugas Damkar nyaris bisa dimintai tolong warga untuk keperluan apa saja saat terjadi kondisi darurat, genting bahkan yang mengancam nyawa warga dan hewan ternak.
Kali ini cerita kepahlawanan petugas Damkar datang dari warga Dukuh Dorowati, Desa Krajan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Seekor sapi peranakan ongole (PO) milik warga untuk kurban Idul Adha 1446 Hijriah ini tiba-tiba terlepas dari tali kekang saat hendak disembelih, Jumat (6/6/2025) pagi.
Warga dan panitia kurban di Dukuh Dorowati pun panik. Upaya menangkap lagi sang sapi tak berhasil.
Sang pemilik sapi yang sedang berontak itu bahkan terseret sang sapi sampai beberapa meter karena kuatnya tenaga sang sapi yang berusaha kabur.
Warga kemudian berinisiatif menghubungi kantor Dinas Pemadam Kebakaran Klaten untuk minta tolong menangkapnya.
Permintaan tersebut kemudian dipenuhi. Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Klaten kemudian mengirim personil menggunakan kendaraan ke lokasi kejadian.
Sat-set, petugas Damkar turun tangan untuk mengevakuasi sapi berbobot sekitar 700 kg itu.
Anggota Regu 2 Damkar Klaten, Satria Bagyanto, mengungkapkan pihaknya mendapat laporan terkait sapi kurban lepas saat hendak disembelih di Desa Krajan, Kecamatan Jatinom, Klaten tersebut sekitar pukul 08.30 WIB.
Pihaknya kemudian merespon laporan itu dengan memberangkatkan lima personel.
"Menurut keterangan pemilik, sapi itu terlepas ketika dikeluarkan dari kandang dan akan dibawa ke tempat penyembelihan. Tetapi sapinya memberontak dan akhirnya terlepas," ungkap Satria kepada Tribunjogja.com, Jumat (6/6/2025).
Dia menjelaskan, sapi tersebut milik seorang warga lansia bernama Sugito Widodo berusia 60 tahun.
Diduga Sugito tidak kuasa mengendalikan sapi berbobot 700 kg itu saat memberontak dan akhirnya terlepas. "Pemilik sempat terseret tapi tidak mengalami luka setelah kami cek," ucapnya.
Saat terlepas, sapi warna putih itu berlari sejauh 50 meter ke arah ladang jagung. Warga dan pemilik sempat berusaha menangkap kembali sapi tersebut. Namun tidak berhasil dan menghubungi tim Damkar Klaten.
"Kami mengevakuasi sapi tadi menggunakan tali dengan sistem jerat dibantu anggota Polsek Jatinom dan warga. Proses evakuasi berlangsung selama 1,5 jam," katanya.
Satria menuturkan proses evakuasi sempat mengalami kendala terkait membawa sapi tersebut ke tempat penyembelihan.
Ini karena lokasi ladang jagung dengan jalan raya memiliki ketinggian sekitar 7 meter.
Setelah sapi berhasil ditangkap dan diserahkan ke pemiliknya kemudian diputuskan sapi tersebut disembelih di ladang jagung untuk memudahkan proses kurbannya.
Cerita menarik lainnya tentang sapi kurban darang dari Kota Bandung, Jawa Barat. Seekor sapi kurban yang akan disembelih untuk Hari Raya Iduladha 2025 tiba-tiba mengamuk dan menyeruduk anak-anak, Jumat (6/6/2025).
Insiden itu terjadi di Jalan Kopo, Gang Pabrik Kulit Selatan, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung.
Dalam rekaman CCTV yang beredar, tampak seekor sapi berbulu putih itu menyeruduk kerumunan anak-anak yang tengah berada di dalam gang untuk menyaksikan proses penyembelihan hewan kurban.
Sejumlah anak yang terjatuh oleh serudukan sapi tersebut bahkan ada juga anak yang badannya terinjak.
Bahkan sejumlah bocah mengalami luka karena mereka tak sempat menyelamatkan diri, mengingat kondisi gang cukup sempit dan dipenuhi orang.
"Awalnya mau ditaliin ke tiang, tapi ternyata si sapi itu lihat anak-anak, lihat banyak orang jadi belok."
"Ternyata sapi itu lompat, langsung lari," ujar panitia kurban, Febri Gunawan, di lokasi kejadian, dilansir Tribun Jabar, Jumat.
Ia menyebut, sapi itu terlihat agresif ketika diturunkan dari truk maupun saat di perjalanan.
Kemudian saat tiba di lokasi, sapi itu melihat banyak orang sampai kemungkinan besar mengalami stres dan langsung kabur.
Sapi tersebut melarikan diri sejauh 100 meter dan sempat merusak dua unit sepeda motor.
Hingga akhirnya, sapi yang berbobot hampir 800 kilogram itu pun terjebak di salah satu rumah warga.
"Jadi warga yang diseruduk banyak, ada anak-anak kecil, dan bapak-bapak. Sapi kemudian masuk (halaman rumah warga), tapi gerbangnya langsung ditutup," kata Febri.
Total ada empat orang anak dan satu orang dewasa menjadi korban. Seorang anak bahkan mengalami patah tulang pada bagian tangan dan dibawa ke IGD RS Immanuel, Kota Bandung.
"Kurang lebih ada tiga orang (korban). Ada satu yang patah (tangan), sudah dibawa ke IGD juga, terus mobil juga ada yang pecah," ucapnya.
Ketua DKM Masjid Al Hidayah, Armin Abdul Jabbar, menyampaikan permintaan maaf kepada para korban karena peristiwa ini di luar kendali pihak panitia yang sudah melakukan pengamanan ketat.
Insiden sapi kurban mengamuk seperti terjadi di Kopo, Bandung, juga terjadi di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Seekor sapi kurban sumbangan Presiden Prabowo Subianto di kompleks Masjid Ar-Rahman Waipare, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Jumat (6/6/2025) pagi.
Puluhan petugas kurban kewalahan mengurus sapi jenis simmental tersebut.
Pada awalnya, sapi tersebut sedang dalam proses diikat. Namun, tiba-tiba ia memberontak dan menyebabkan tiang penyangga dari besi ikut patah.
Beberapa saat kemudian, sapi seberat 815 kilogram itu berhasil dirobohkan dan di ikat kuat pada satu batang pohon untuk di sembelih.
Ketua Takmir Masjid Ar-Rahman Waipare, Laurika, mengungkapkan proses penyembelihan hewan kurban bantuan dari Presiden Prabowo menghadapi kendala karena sapi tersebut berukuran besar dengan bobot mencapai 815 kilogram.
"Hewan kurban bantuan dari Bapak Presiden sangat besar dan kami sudah siapkan tiang kusus akhirnya bisa tumbang juga, tapi dalam perjalanan bisa diantisipasi dan disiasati sehingga bisa dilakukan penyembelihan," ujarnya, dikutip dari Pos-Kupang.com.
Ia mengaku, penyembelihan hewan kurban sapi sebesar ini, baru pertama kali dilaksanakan oleh umat muslim di Masjid Ar-Rahman Waipare.
Laurika menyampaikan, para petugas penyembelihan Masjid Ar-rahman Waipare membutuhkan waktu kurang lebih tiga puluh menit untuk membuat sapi tersebut roboh.
Laporan Kolaboratif Reporter: Dewi Rukmini/Falza Fuadina/Hilman Kamaludin | Sumber: Tribun Jateng