TRIBUNNEWS.COM - Pasukan pertahanan Israel (IDF) mengatakan empat tentara tewas dan 17 lainnya terluka selama bentrokan di Jalur Gaza pada hari Jumat (6/6/2025).
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan itu adalah hari yang buruk bagi Israel.
"Ini adalah hari yang sangat sulit bagi Israel, dan kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga tentara yang gugur," kata Netanyahu pada Jumat malam.
"Tentara kami tewas dalam operasi yang bertujuan untuk memulangkan tentara yang diculik. Keempat tentara yang tewas mengorbankan diri mereka untuk melindungi rakyat Israel," lanjutnya.
Sementara itu, Presiden Israel Isaac Herzog berkata itu adalah momen kesedihan bagi negara pendudukan Israel.
"Harga perang sangat tinggi, dan ini adalah momen kesedihan, tetapi juga momen komitmen mendalam untuk mendukung prajurit kami," kata Herzog, seperti diberitakan Al Jazeera.
Sebelumnya, media Israel di Telegram, termasuk Hadashot Bezman, melaporkan tewasnya dan terlukanya sejumlah tentara dalam penyergapan di Khan Yunis, sebelah selatan Jalur Gaza.
Namun, militer Israel tidak mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden tersebut.
Menurut data militer Israel, 862 tentara telah tewas sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023, termasuk 420 yang tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza.
Menurut data, 5.921 tentara telah terluka sejak awal perang, termasuk 2.687 selama pertempuran darat di Jalur Gaza.
Sebelumnya pada hari Jumat, helikopter Israel terlihat mengangkut tentara pendudukan yang terluka.
Sementara itu, pada hari pertama Idul Adha, tentara pendudukan Israel memerintahkan evakuasi beberapa lingkungan di Jalur Gaza utara, bertepatan dengan serangan kekerasan dan intensif yang telah dilancarkannya sejak pagi ini.
Dalam sebuah posting di media sosial pada hari Jumat, pendudukan meminta penduduk Blok 608, 609, 615, dan 616 di Jalur Gaza utara untuk mengungsi dan menuju ke barat.
Penduduk daerah ini dianggap sebagai mantan pengungsi, karena pendudukan memaksa mereka mengungsi dari seluruh Jalur Gaza utara dan pindah ke selatan pada awal perang.
Tentara pendudukan terus menerus memindahkan secara paksa ribuan warga di banyak wilayah Jalur Gaza ke wilayah lain, di tengah pembantaian, penghancuran rumah, dan kelaparan yang dialami hampir dua juta warga Palestina.
Serangan Israel di Jalur Gaza masih berlangsung sejak Oktober 2023, membunuh lebih dari 54.700 warga Palestina dan melukai lebih dari 125.000 lainnya, menurut laporan Anadolu Agency.
(Yunita Rahmayanti)