Isi Khotbah Terakhir Ustad Yahya Waloni Sebelum Meninggal Ambruk di Mimbar, Sampaikan Pesan Keimanan
Slamet Teguh June 07, 2025 12:30 PM

TRIBUNSUMSEL.COM- Kepergian Yahya Waloni saat tengah khotbah mengejutkan ratusan jemaah Masjid Darul Falah, Rappocini, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (6/6/2025) siang.

Ustad Yahya Waloni sempat memberikan pesan terakhir lewat isi ceramah yang disampaikan kepada para jemaah di masjid tersebut.

200 Jemaah salat jumat di masjid Darul Falah kota Makassar jadi saksi dakwah ustad Yahya Waloni sebelum menghembuskan nafas terakhir.

Ustaz Yahya Waloni jatuh lemas tepat di atas mimbar tempat ia berdiri menyampaikan pesan keimanan

Sebelum wafat, Ustaz Yahya menyampaikan khotbah bertemakan kekuatan iman dan ketakwaan.

Ia menyinggung ujian Nabi Ibrahim yang diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail, sebagai wujud ketaatan seorang hamba kepada Sang Pencipta.

Khotbah tersebut berlangsung sekitar 15 menit dan disampaikan dengan suara lantang serta penuh semangat.

Lebih dari 200 jemaah memenuhi area utama dan lantai dua masjid, mendengarkan pesan spiritual dari sang ustaz.

Sekretaris Pengurus Masjid Darul Falah, Harfan Jaya Sakti (39), yang duduk di saf depan, menyatakan bahwa sang ustad masih sempat menyampaikan khutbah kedua dan mengingatkan jamaah tentang pentingnya tauhid.

Seusai duduk di antara dua khotbah, Ustaz Yahya kembali berdiri untuk menyampaikan bagian kedua khotbah.

Tanpa teks, ia berbicara lugas, membacakan selawat, dan menyampaikan penguatan keimanan.

Namun beberapa detik kemudian, tubuhnya melemah.

Ia terlihat memegang dadanya, lalu terjatuh di atas mimbar.

"Saya kira beliau hendak minum, tapi ternyata langsung terduduk dan tak sadarkan diri. Saya masih lihat matanya sempat terbuka, tapi sepertinya sudah sakratul maut," kata Harfan.

Jenazah sempat dievakuasi oleh panitia ke RS Klinik Bahagia Minasa Upa, yang berjarak sekitar 100 meter dari masjid. Namun, nyawanya tidak tertolong.

Hingga pukul 13.30 Wita, jenazah masih disemayamkan di samping mimbar masjid sebelum akhirnya dikembalikan dari klinik.

Dikisahkan, ustad Yahya Waoni, sudah dijadwalkan panitia masjid sebagai khatib Jumat sejak pekan lalu.

Pagi harinya, magister theologia ini memberi khutbah Idul Adha di sebuah masjid di pusat Kota Makassar.

Kesaksian guru besar UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Syahruddin Usman, M.Pd., detik-detik meninggalnya ustaz 

Ustaz Yahya Waloni meninggal dunia saat membawakan khutbah Jumat di Masjid Darul Falah, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Jumat (6/6/2025) siang.

Ustaz Yahya tetiba jatuh usai khutbah di Masjid Darul Falah.

Guru besar UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Syahruddin Usman menyebut kematian Yahya Waloni itu membuat iri banyak jamaah.

"Insyallah, momen kematian almarhum adalah defenisi sejati dari husnul khatimah. Kematiannya bikin iri, jamaah," ujar Professor Syahruddin.

Alasan khusnul khatimah, lanjut guru besar UIN Alauddin ini, kerena waktu, locus, dan konteks amaliyah sebelum momen wafat.

"Momennya hari Jumat. Lokusnya di mimbar khatib, konteks amaliahnya, khutbah tentang indahnya ketaatan, ketauhidan dan pengorbanan sejati Nabi Ibrahim dan putranya Ismail kepada Allah," ujar Guru Besar Dirasah Islamiyah PPs UIN Alauddin ini.

Sebelum kejadian, Prof Syahruddin menyimak khutbah Ustad Yahya dari lantai 2 masjid. 

"Suaranya lantang, bergairah, mudah dimengerti dan khutbahnya sangat sistematis." ujar Syahruddin.

Menurutnya, Inilah kali kedua Ustad Yahya jadi khatib di masjid binaannya.

Tahun lalu, mantan Rektor Sekolah Theologia Eben Heizer Sorong, Papua Barat Daya, ini juga jadi khatib.

"Info dari panitia, Ustad Yahya, minta agar diberi kesempatan jadi khatib Jumat, karena kebetulan lagi safari dakwah di Makassar," ujarnya.

Pagi harinya, Ustad Yahya jadi khatib shalat Idul Adha di sebuah masjid komunitas di Jl Rajawali, samping kompleks Zipur TNI.

Lima hari lalu, Minggu (1 Juni 2025), ustad Yahya ceramah subuh di Masjid Darul Muttaqin BTN Minasa Upa, sekitar 600 meter dari Masjid Darul Falah.

Tema ceramah subuhnya, sama dengan khutbah Jumat dan shalat Ied, Mengokohkan Iman Tauhid dan Meneguhkan Ukhuwah Islamiyah."

Selama di Makassar, ustad Yahya didampingi istrinya, Mutmainnah (43).

Mereka menginap di Hotel Prima, Jl Dr SAM Ratulangi, sekitar 9,3 km dari Minasa Upa.

Kesaksian Humas Masjid

Sementara diungkap Anto Endekang, humas masjid.

Disela rangkaian safari dakwahnya, Ustad Yahya, juga menjajakan sejumlah buku theologi perbandingan agama karya.

"Bukunya dia jual, untuk membiayai dakwah dan pembangunan masjid di kampung halamannya," ujar Anto Endekang.

Anto yang juga muadzin masjid, adalah orang terakhir yang diajak bicara Ustad Yahya, sebelum naik ke mimbar khatib pukul 12.01 Wita.

Ini sekitar 17 menit sebelum duka mengejutkan itu terjadi.

"Saya duduk berdampingan dan siapkan sajadah dan air minumnya," ujar Anto.

Lima menit sebelumnya, Anto juga dapat amanah dari Wakil Ketua I Takmir Masjid untuk memberikan "amplop" ceramah sebelum khutbah.

"Saya diminta yang berikan langsung, sebab ada kekhawatiran panitia Ustad Yahya ini idealis, tak mau terima amplop." 

Anto mengaku kaget. Namun dia tak kehabisan akal.

"Saya cerita dulu, soal hidayah dia jadi muallaf, dari pendeta langsung jadi dai terkenal.  

Lalu, saat ustad sudah senyum, saya langsung masukkan amplop ke kantong depan bajunya."

Anto bahkan masih sempat berfoto dengan sang ustad.

"Tangannya mengepal dan selalu senyum hangat,"

Diketahui, sosok pertama yang menyaksian ustaz Yahya meninggal adalah Prof Dr H Syahruddin Usman MPd (67), Ketua Umum Pengurus Masjid Darul Falah.

Saksi kedua adalah Anto Endekang (68); muadzzin, sekaligus humas masjid.

Sempat Mengeluh Sakit

Sebelum meninggal dunia, ustaz Yahya sempat bertanya kepada istrinya apakah kondisinya mampu membawakan khutbah di hadapan jamaah.

"Waktu pagi saja dia bilang, 'Kira-kira aku kuat nggak khutbah?' Gitu aja," kata sang ustaz ke sang istri pada Jumat (6/6/2025), beberapa jam sebelum menghembuskan napas terakhir di atas mimbar Masjid Darul Falah, Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Istri ustaz Yahya, Fifil menuturkan suaminya memang telah mengeluhkan sakit kepala atau pusing selama menjalani safari dakwah dalam beberapa hari terakhir. 

"Sering pusing. Intinya, bapak khutbah Idul Adha (pagi tadi), lanjut khutbah Jumat, pingsan. Tadi pagi sehat, semangat," ungkap Fifil kepada awak media.

Punya Riwayat Penyakit Jantung

Istri ustaz Yahya, Fifil mengtakaan  sang suami mempunyai riwayat penyakit jantung. Namun, Ustaz Yahya Waloni tidak pernah merasakan kambuh. 

"Sebelumnya ada riwayat jantung, kan. Tapi, lagi nggak kondisi kayak gitu, cuman pusing aja," tutup dia.

Rencananya, jenazah Ustaz Yahya Waloni akan dimakamkan di Jakarta oleh pihak keluarga.

 

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.