TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Terletak di Kecamatan Belitang III, Kabupaten OKU Timur, Desa Nusa Maju menjadi contoh nyata bagaimana desa transmigrasi mampu tumbuh menjadi wilayah yang mandiri, produktif, dan berdaya saing.
Dibentuk sejak tahun 1959, Desa Nusa Maju merupakan bagian dari program transmigrasi nasional yang bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat, mendorong pemerataan pembangunan, serta menghadirkan pelayanan publik yang lebih efektif.
Nama “Nusa Maju” sendiri mengandung makna harapan besar para transmigran akan kehidupan yang lebih baik. “Nusa” berarti wilayah atau tempat, sementara “Maju” mencerminkan tekad untuk berkembang dan lebih sejahtera dibandingkan daerah asal mereka di Pulau Jawa.
Dengan luas wilayah sekitar 720 hektare (berdasarkan Perda No. 2 Tahun 2009), Desa Nusa Maju kini dihuni oleh 534 kepala keluarga atau total 1.644 jiwa, yang terdiri dari 828 laki-laki dan 816 perempuan.
Penduduknya berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa, seperti Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Administratif desa terbagi menjadi tiga kepala dusun dan delapan Rukun Tetangga (RT).
Lalu batas wilayah meliputi, di Utara Desa Karya Maju, di Selatan Desa Ringin Sari, di Timur: Desa Purwo Sari (Kecamatan Belitang II), di Barat:Desa Suka Negara
Posyandu sebagai Garda Terdepan Kesehatan Masyarakat
Desa Nusa Maju menjadi sorotan berkat keberhasilan dan konsistensinya dalam mengelola berbagai program kesehatan masyarakat, terutama yang berbasis Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Keberadaan Posyandu menjadi tulang punggung pelayanan kesehatan dasar bagi ibu hamil, balita, lansia, hingga remaja.
Setiap tanggal 12, Posyandu Ibu Hamil diadakan secara rutin dengan tujuan memberikan edukasi kepada ibu hamil, terutama yang baru mengalami kehamilan pertama.
Para kader desa bersama bidan desa memfasilitasi pemeriksaan kehamilan, pemberian makanan tambahan bergizi seperti sayur-mayur, serta penyuluhan seputar kehamilan sehat dan pencegahan komplikasi.
Trimester pertama menjadi fase krusial bagi ibu hamil karena perubahan hormon dan fisik yang dapat menimbulkan mual, pusing, hingga ketidakstabilan emosi.
Posyandu Ibu Hamil hadir sebagai pendamping, memberikan pengetahuan, serta mendeteksi dini risiko kehamilan, sehingga angka kematian ibu dan bayi bisa ditekan semaksimal mungkin.
Tak hanya untuk ibu dan balita, perhatian terhadap para lanjut usia juga menjadi prioritas. Posyandu Lansia rutin mengadakan kegiatan pemeriksaan tekanan darah, berat badan, gula darah, dan kolesterol.
Konsultasi gratis pun diberikan agar para lansia mendapatkan penanganan preventif terhadap penyakit umum.
Uniknya, sesi senam lansia yang dipandu instruktur menjadi momen yang paling ditunggu. Tak hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga mempererat hubungan sosial antar warga.
Kebersamaan dan canda tawa para lansia menjadi bukti bahwa kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Kemudian setiap bulannya, sekitar 40 balita mengikuti kegiatan Posyandu Balita di Poskesdes Nusa Maju. Antusiasme tinggi ditunjukkan oleh para ibu yang berbondong-bondong datang untuk menimbang anak, memantau tumbuh kembangnya, serta mendapatkan informasi seputar imunisasi, gizi, dan perawatan balita.
Melalui kerja sama dengan UPTD Puskesmas Nusa Bakti, Desa Nusa Maju menggelar sosialisasi kesehatan reproduksi remaja (CATIN).
Kegiatan ini bertujuan membekali para remaja dan keluarga mereka dengan pengetahuan mengenai masa pubertas, kebersihan diri, serta risiko kesehatan akibat pergaulan bebas dan seks pranikah.
Data global menunjukkan bahwa 40 persen infeksi HIV terjadi pada usia 15–24 tahun. Ancaman ini menjadi alarm penting agar remaja mendapatkan informasi yang tepat, akurat, dan bertanggung jawab melalui pendidikan yang benar.
Tak kalah penting, Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) menjadi garda depan dalam menghadapi penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes, dan jantung.
Kegiatan Posbindu yang dilaksanakan oleh UPTD Puskesmas Nusa Bakti bersama kader desa meliputi pemeriksaan tekanan darah, lingkar perut, kadar lemak tubuh menggunakan alat Body Fat, serta sesi konseling.
Dengan gaya hidup modern yang minim aktivitas fisik dan pola makan tak sehat, kehadiran Posbindu menjadi sangat relevan. Edukasi dini dan pemantauan kesehatan berkala menjadi langkah konkret dalam menjaga kualitas hidup masyarakat, terutama lansia.
Desa Nusa Maju bukan hanya sekadar kawasan transmigrasi, namun telah bertransformasi menjadi desa sehat yang mandiri, inklusif, dan peduli terhadap semua kelompok usia.
Sinergi antara masyarakat, kader kesehatan, dan tenaga medis dari Puskesmas Nusa Bakti telah membuktikan bahwa pelayanan dasar, jika dilakukan secara konsisten dan menyentuh semua lapisan warga, dapat membawa perubahan besar dalam meningkatkan kesejahteraan desa.
Dengan berbagai program kesehatan berbasis masyarakat yang aktif dan partisipatif, Desa Nusa Maju menjadi cermin keberhasilan pembangunan dari pinggiran yang patut diapresiasi dan dijadikan inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia.