Kisah Iqbal Bocah Disabilitas Dapat Rumah dari Dedi Mulyadi, Kehidupan Ibunya Sungguh Pilu
Azis Husein Hasibuan June 08, 2025 07:32 AM

TRIBUN-MEDAN.com - Kisah memilukan datang dari Ikbal, bocah disabilitas murid kelas 1 SDN Mekarjaya 11, Depok, Jawa Barat menyentuh hati Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. 

Belum lama ini, KDM mengundang Ikbal dan dua rekan disabilitas lainnya yakni Atasa dan Rafli ke rumahnya di Lembur Pakuan, Bandung.

Dari ketiga anak disabilitas, Ikbal menyimpan kisah pilu.

Ikbal adalah anak laki-laki yang lahir dengan kondisi disabilitas fisik dan tanpa anus. 

Ia harus menjalani operasi besar untuk membuat saluran pembuangan. 

KDM terenyuh mendengar cerita Ikbal, ayahnya meninggal dunia saat ia masih kecil karena serangan jantung. 

Sedangkan ibu Ikbal, harus kehilangan satu kakinya karena sakit diabetes.

Ikbal juga menjadi korban bullying rekan di rumahnya. Ia pernah ditendang dan dipalak temannya.

Dedi Mulyadi lalu memanggil ibunda Ikbal yang menemaninya ke Lembur Pakuan.

Sehari-hari ibunda Ikbal berjualan kue dan menerima pesanan nasi boks demi kebutuhan hidup dua anaknya.

Ibunda Ikbal juga bercerita bahwa kaki palsunya sudah rusak. 

Ia membeli kaki palsu di RS Universitas Indonesia seharga Rp 11 juta.

"Sudah dua tahun (menderita penyakit gula)," kata ibunda Ikbal dikutip TribunJakarta.com dari akun Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Jumat (6/6/2025).

Dedi sempat menyinggung wajah ibunda Ikbal.

"Wajah ibunya segar kok," kata Dedi.

Ibunda Ikbal bercerita bahwa kadar gulanya sudah normal.

Ia lalu bercerita mengenai keadaan Ikbal yang kini telah berusia 9 tahun namun masih duduk di kelas 1 SD.

Ikbal ternyata sempat tidak memiliki anus. Bocah asal Depok itu akhirnya harus menjalani operasi agar memiliki anus.

Namun, Ikbal kini sebulan hanya bisa tiga kali buang air besar.

"Katanya dulu, kata dokter ususnya itu entah usus orang meninggal atau binatan jadi ususnya disambung," kata ibunda Ikbal.
Dedi pun menyadari saat memegang perut Ikbal yang agak keras. 

Menurut ibunda Ikbal, hal tersebut karena ada bekas jahitan di perutnya.

Selain itu, Ikbal juga harus menggunakan pampers. Pasalnya, buang air kecilnya tidak normal.

Ibunda Ikbal menuturkan anaknya sempat ditolak saat mendaftar ke TK.

Hal yang sama dialami saat mendaftar ke jenjang sekolah dasar. 

Ibunda Ikbal disarankan agar anaknya masuk ke Sekolah Luar Biasa (SLB).

"Saya bilang kalau SLB saya enggak mampu. Saya janda. Saya bilang  saya ngidupin anak dua, rumah ngontrak. Untuk sehari-hari aja Senin-Kamis ya, Pak.

Apalagi untuk kebutuhan sekolah SLB. SLB kan masuknya mahal, terus bayaran sekolahnya juga mahal," kata Ibunda Ikbal.

Akhirnya, Ibunda Ikbal mengadu ke Pemkot Depok yang akhirnya anaknya bisa masuk ke SDN Mekarjaya 11.

Selain itu, ibunda Ikbal menyebutkan suaminya bernama Jimmy meninggal karena serangan jantung.

Ibunda Ikbal lalu bercerita kerabatnya tidak ada yang peduli. 

Apalagi, saat dirinya diamputasi. Bantuan hanya datang dari adiknya yang membantu uang Rp 500 ribu sebulan untuk biaya kontrakan.

"Waktu saya sakit enggak ada. Waktu saya diamputasi enggak ada yang datang ke rumah sakit," kata Ibunda Ikbal.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Ibunda Ikbal akhirnya berjualan kue, nasi bakar dan nasi boks.

Ia kerap mendapatkan pesanan nasi boks untuk Jumat Berkah. Harga satu nasi boks isi ayam yakni Rp 12 ribu.

Biasanya ia mendapatkan keuntungan per minggu Rp 800 ribu. 

"Ada saja sih misalnya kalau nasi boks mendadak gitu, Pak, itu agak lumayan. Itu kita sisihin buat bayar kontrakan," kata ibunda Ikbal.

Ia menyebut biaya kontrakan per bulan seharga Rp 800 ribu. Sedangkan dirinya belum membayar kontrakan selama dua bulan.

"Kita punya prinsip Allah kan menjanjikan kalau anak yatim itu enggak bakalan kelaparan, Pak. Gitu. Cuma itu saja prinsip saya, Pak," kata Ibunda Ikbal yang mengaku berusia 49 tahun.

Dedi Mulyadi lalu memuji Ikbal yang tidak merasa rendah diri meski menggunakan skateboard sehari-hari untuk bersekolah.

"Untungnya enggak malu, Pak. Makanya saya bilang berbaur saja, nak," kata ibunda Ikbal.

Namun, Ikbal tetap menjadi korban bullying. Ibunda Ikbal bercerita kesulitan anaknya saat menjalankan ibadah salat.
Ikbal harus menggunakan celana pendek agar bisa beraktivitas. 

Tetapi, Ikbal akhirnya dibully rekan-rekannya. Celana Ikbal diangkat. Lalu, tangan Ikbal pernah dipegang dan dirinya ditendang.

"Nah, dia nangis pulang sama saya, nangis. Setelah nangis, saya tegur ibunya (pelaku) kan ibunya enggak terima, Pak," kata Dedi. 

Akhirnya, Dedi Mulyadi memberikan bantuan dana agar ibunda Ikbal bisa membeli kaki palsu baru ke Rumah Sakit Universitas Indonesia.

"Alhamdulillah ya Allah," kata Ibunda Ikbal menangis.

Dedi Mulyadi juga memberi bantuan dana untuk membayar kontrakan dan modal usaha.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi juga memberikan uang sebesar Rp 3 juta agar Ikbal membeli skateboard baru.

Selain itu, Dedi Mulyadi juga berjanji membelikan rumah untuk ibunda Ikbal.
"Saya kan punya program rumahrakyat miskin di Kota Depok. Nanti ibu saya kasih hadiah rumah," kata Dedi Mulyadi. 

"Alhamdulillah ya Allah. Doa saya pak setiap hari, setiap malam pak, karena apa? saya sudah tua, saya penyakitan, kalau saya sudah enggak ada umur, berdua tinggal di mana," ucap Ibunda Ikbal penuh syukur.

"Nanti saya cariin rumah buat Ibu. Saya kasih hadiah rumah buat Ibu. Ibu hebat luar biasa. Kamu (Ikbal) jadi anak hebat semua nanti kan enggak apa-apa kalau nanti pindah rumahnya dari tempat kontrakan," kata Dedi Mulyadi.

(*/ Tribun-medan.com)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.