Serangan rudal dan drone Rusia menewaskan empat orang di Ukraina. Rusia menuding Ukraina melakukan penundaan pertukaran tahanan. Namun, Ukraina membantah tudingan tersebut dan menyebut Moskow bermain kotor.
Dilansir Reuters, Minggu (8/6/2025), rudal di Kharkiv yang menyebabkan tiga orang tewas dan 22 orang terluka. Kemudian pada hari Sabtu (7/6), pesawat Rusia melakukan serangan bom lagi di Kharkiv, menewaskan satu warga sipil dan melukai lebih dari 40 orang, yang oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy disebut sebagai "pembunuhan brutal".
Secara terpisah, pejabat Rusia mengatakan serangan pesawat drone Ukraina di wilayah Moskow melukai dua orang.
Pada putaran kedua perundingan damai di Istanbul pada hari Senin (2/6), kedua belah pihak sepakat untuk menukar lebih banyak tahanan dan mengembalikan jenazah 12.000 tentara yang tewas.
Namun, ajudan Kremlin, Vladimir Medinsky mengatakan pada hari Sabtu (7/6) bahwa Kyiv secara tak terduga telah menunda pertukaran tersebut tanpa batas waktu.
Hal ini dibantah oleh Andriy Kovalenko, seorang pejabat di Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, yang mengatakan bahwa Moskow harus berhenti "bermain curang" dan kembali ke pekerjaan yang konstruktif.
"Pernyataan hari ini oleh pihak Rusia tidak sesuai dengan kenyataan atau dengan perjanjian sebelumnya tentang pertukaran tahanan atau pemulangan jenazah," katanya lewat Telegram.
Dalam semalam, pasukan Rusia menggunakan senjata jarak jauh berpresisi tinggi dan pesawat nirawak untuk menyerang target militer di Ukraina, dan berhasil mengenai semuanya, menurut Kementerian Pertahanan Rusia.
Kota Kharkiv di timur laut, salah satu kota terbesar di Ukraina, hanya berjarak beberapa puluh kilometer dari perbatasan Rusia dan telah menjadi sasaran penembakan Rusia selama lebih dari tiga tahun perang yang dipicu oleh invasi besar-besaran Rusia.