TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Prosesi ibadah di puncak ibadah haji 1446H/2025M masih berlangsung. Viral di media sosial banyak jemaah kelelahan usai jalan kaki.
Video dan foto jemaah haji Indonesia jalan kaki dari Muzdalifah ke Mina viral bertebran di media sosial.
Tidak sedikit dikabarkan kelelahan bahkan pingsan saat jalan kaki.
Bagaimana bisa terjadi? Simak ulasannya.
Pantauan Tribunnews.com network dari berbagai sumber salah satunya dari Kompas, pergerakan jemaah ini diawali saat seusai wukuf pada Kamis 5 Juni 2025 sore, jemaah berangsur digeser ke Muzdalifah pada Kamis malam hingga Jumat (6/6/2025) dini hari.
Pergeseran jemaah dari Muzdalifah ke Mina mulai berangsur dilakukan pada Jumat dini hari.
Terlihat jemaah banyak yang berjalan kaki sejak Jumat tengah malam atau tanggal 10 Zulhijah.
Untuk jemaah yang mengambil skema murur, mereka tak turun dari kendaraan tetapi hanya singgah sebentar dan melanjutkan perjalanan ke Mina.
Sebagian jemaah berjalan kaki dari Muzdalifah ke Mina pada Jumat (6/6/2025).
Pilihan ini diambil karena bus penjemput terlambat tiba akibat kamacetan dan penumpukan kendaraan di rute Muzdalifah-Mina.
Semula pengangkutan jemaah dari Muzdalifah ke Mina berjalan lancar. Bus-bus penjemput datang dan pergi membawa jemaah.
Namun menjelang pagi, kemacetan membuat bus penjemput cukup lama tiba di Muzdalifah. Sebagian anggota jemaah akhirnya memilih berjalan kaki.
Hal ini menyebabkan banyak anggota jemaah sakit dan kelelahan.
Terlebih setiba di Mina, banyak anggota jemaah memaksakan diri langsung melanjutkan berjalan kaki ke Jamarat untuk melontar jumrah.
Sementara saat sampai di Mina, hingga Jumat malam jemaah tidak masuk tenda. Mereka memilih duduk di emperan jalan atau terowongan.
Hal ini umumnya terjadi karena lokasi tenda cukup jauh, sementara jemaah sudah kelelahan berjalan. Ada pula karena masuk ke tenda yang beda layanan syarikah.
Terkait jemaah yang kelelahan dan lokasi tenda yang jauh, pihak petugas penyelenggara ibadah haji Arab Saudi mendapatkan bantuan mobil golf untuk mengantar jemaah.
Kendaraan ini juga digunakan untuk menjemput jemaah yang kelelahan di Jamarat dan sulit melanjutkan perjalanan kembali ke tenda Mina
Sebagian jemaah meninggalkan Muzdalifah ke Mina dengan berjalan kaki pada Jumat (6/6/2025).
Hal ini dilakukan katena bus penjemput cukup lama tiba akibat penumpukan kendraaan di jalan menuju Muzdalifah dan Mina.
Mobil-mobil ini ditempatkan di sekitar tenda misi haji Indonesia yang terletak di samping Rumah Sakit Mina Al Wadi. Kendaraan ini cukup membantu petugas menjangkau titik-titik yang cukup jauh dari pusat komando, terutama di area tenda-tenda bagian atas Mina.
”Kami bersyukur ada tambahan mobil golf untuk bisa memudahkan mengantar. Karena beberapa tenda cukup jauh dari kantor misi haji kita yang berada di Mina al-Wadi ini, terutama dengan yang bagian atas. Itu luar biasa jauh dari sini,” kata Kepala Bidang Perlindungan Jemaah yang juga Kasatops Armuzna, Harun Arrasyid, Sabtu (7/6/2025) dini hari.
Bantuan ini datang langsung dari delapan syarikah penyedia layanan jemaah haji. Masing-masing syarikah memberikan sekitar dua unit mobil golf sebagai bentuk dukungan terhadap kelancaran operasional PPIH di lapangan.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI, Hilman Latief, yang juga Penanggungjawab Operasional Haji 2025 menjelaskan penyebab jamaah haji Indonesia jalan kaki dari Muzdalifah ke Mina.
Hilman juga menyampaikan permintaan maaf kepada jamaah haji atas kekurangan saat pergerakan jamaah dari Muzdalifah ke Mina.
Hal itu disampaikan Hilman saat jumpa pers di Kantor Daker Makkah, Sabtu (7/6/2025).
Menurut Hilman, setelah wukuf Kamis (5/6/2025), jamaah haji Indonesia sudah diberangkatkan ke Muzdalifah.
Pendorongan jamaah dari Arafah ke Muzdalifah selesai Jumat (6/6/2025) sekitar pukul 03.30 dini hari waktu setempat.
“Setelah itu, pergerakan jamaah dari Muzdalifah ke Mina mulai dilakukan. Namun, proses ini menghadapi kendala di lapangan. Kepadatan lalu lintas jadi faktor utama penghambat pergerakan. Jumlah bus yang mengangkut jamaah sangat banyak dan antre menuju Mina,” kata Hilman.
Sementara itu, tidak sedikit jamaah dari negara lain yang berjalan kaki.
Hal ini makin memperlambat laju kendaraan.
Sebagian jamaah Indonesia sudah lebih dulu berada di Muzdalifah.
Mereka menunggu hingga 5 sampai 6 jam di sana.
Karena itu, mereka berharap bisa segera bergerak ke Mina.
Namun, bus yang menjemput mengalami keterlambatan.
Situasi ini membuat sebagian jamaah merasa khawatir.
Apalagi menjelang subuh, sebagian bus belum juga tiba.
“Petugas sebenarnya sudah berupaya menahan jamaah agar tidak jalan kaki. Namun, kondisi psikologis jamaah saat itu sangat sulit dikendalikan. Akhirnya, sebagian jamaah memutuskan berjalan kaki ke Mina. Terutama saat menjelang subuh dan waktu-waktu setelahnya,” kata Hilman.
Hilman menyebut jarak antara Muzdalifah ke Mina cukup jauh.
Bisa mencapai 3 hingga 4 kilometer.
Ia khawatir jamaah, khususnya lansia dan disabilitas, akan kelelahan.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi khawatir jamaah yang tiba di Mina akan kebingungan mencari tenda. Mengingat luasnya area Mina.
Petugas terus berkoordinasi dengan otoritas Arab Saudi.
Termasuk dengan perusahaan transportasi yang menangani angkutan jamaah.
Sesuai jadwal, evakuasi harusnya selesai pukul 09.00 pagi.
Namun realisasinya baru selesai pukul 09.40 waktu setempat.
Keterlambatan sekitar 40 menit tersebut sudah diantisipasi.
Setelah itu, seluruh jamaah dipastikan keluar dari Muzdalifah.
Selanjutnya, petugas Arab Saudi membantu normalisasi area Mina.
Penataan tenda-tenda jamaah dilakukan kembali agar tertib.
Sebagian jamaah sempat kesulitan mencari tendanya.
Karena itu, butuh waktu untuk memastikan mereka masuk ke tenda masing-masing.
Hilman mengatakan, sebagian jamaah juga memilih tanazul.
Yakni kembali ke hotel sekitar Mina atas inisiatif sendiri.
Petugas PPIH tetap mendata dan memastikan layanan konsumsi tetap didapat.
Proses tanazul dan pergeseran jamaah masih terus berjalan.
Hilman berharap ibadah lontar jumrah bisa berjalan lancar.
Hilman mengapresiasi dukungan Kementerian Haji Arab Saudi. Pihak Saudi bahkan menurunkan tim khusus ke lapangan.
Tim mitigasi dipimpin langsung pejabat tinggi Kementerian Haji Saudi, Asisten Deputi Kementerian Haji Arab Saudi, Iyadh bin Ahmed Rahbini
“Tim ini ikut terlibat langsung secara teknis membangun skenario kedaruratan sejak dari Arafah agar ibadah haji berjalan lancar,” tambah Hilman.
Terakhir, Hilman menyampaikan permintaan maaf kepada jamaah haji Indonesia.
Ia mengakui masih ada kekurangan teknis di lapangan.
Namun ia berharap seluruh jamaah tetap bisa beribadah dengan lancar.
“Atas nama penanggung jawab tugas penyelenggara ibadah haji Indonesia di tanah suci Mekkah kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang didapatkan oleh jamaah haji Indonesia selama proses pergerakan tersebut. Mudah-mudahan jamaah Indonesia saat ini dapat menjalankan ibadahnya yang lancar dan mendapatkan predikat Haji mabrur,” kata Hilman.
(Tribunnews.com Network/MANSUR AMIRULLAH/Kompas/Reny)