Kapan terakhir cek gula darah? Harus diakui, tak semua orang punya kebiasaan melakukan cek gula darah secara rutin. Kebiasaan ini kadang baru terbentuk, dengan sedikit terpaksa, ketika sudah telanjur punya diagnosis diabetes mellitus alias kencing manis.
Padahal, diabetes mellitus bisa dicegah ketika hasil cek gula darah mengarah pada kondisi prediabetes. Pada kondisi ini, kadar gula darah mulai harus diwaspadai meski belum terlalu tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes.
Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) atau populer disebut Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diadakan Kementerian Kesehatan RI mengungkap temuan yang bisa menjadi alarm terkait hal itu. Selama kurang lebih sebulan sejak program ini diluncurkan pada Februari 2025, prediabetes atau pradiabetes menjadi salah satu temuan paling banyak.
"Jadi kalau posisi sekarang sudah 357 ribu orang yang periksa, yang kita dapatkan prediabetes dengan hipertensi itu di angka 180 ribu," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dr Siti Nadia Tarmizi saat ditemui Rabu (12/3/2025).
Dikutip dari Mayo Clinic, kerusakan jangka panjang akibat diabetes mellitus mungkin sudah dimulai pada tahap prediabetes. Kabar baiknya, perkembangan dari prediabetes menjadi diabetes mellitus bukan tak bisa dicegah.
Perbandingan kadar gula darah normal dengan kondisi prediabetes dan diabetes terangkum sebagai berikut:
Ada beberapa pemeriksaan gula darah yang umum dilakukan. Berikut ulasannya:
Disebut juga glycated hemoglobin test, glycosylated hemoglobin test, hemoglobin A1C test, atau HbA1c test. Hasil tes ini paling akurat mengindikasikan kadar gula darah rata-rata dalam 2-3 bulan terakhir.
Sampel darah diambil setelah puasa makan selama 6 jam atau sepanjang malam. Hasilnya dinyatakan dalam mg/dL.
Berbeda dengan tes gula darah puasa, tes gula darah sewaktu atau random menggunakan sampel yang diambil kapan saja tanpa harus didahului dengan puasa. Fungsinya untuk monitoring maupun untuk diagnosis cepat, yang hasilnya mungkin perlu di-follow up lagi.
Untuk kebutuhan screening pada individu sehat tanpa keluhan terkait diabetes mellitus, tes gula darah bisa dilakukan setahun sekali. Pemeriksaan lebih sering bisa dilakukan jika memiliki faktor risiko seperti obesitas atau punya keluarga dengan gangguan metabolisme.
Sedangkan jika sudah terdiagnosis prediabetes atau bahkan telanjur diabetes, maka pemeriksaan lebih sering perlu dilakukan untuk memonitor fluktuasi kadar gula darah serta efektivitas pengobatan.