Inilah sejarah Kerajaan Pajang, kerajaan Islam pertama di pedalaman Jawa. Berdiri setelah Jaka Tingkir mengalahkan Arya Penangsang.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Bisa dibilang, Kerajaan Pajang adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang berpusat di pedalaman. Ia adalah pengganti Kerajaan Demak yang ada di Pesisir Utara Pulau Jawa.
Kerajaan Pajang, dikenal juga sebagai Kesultanan Pajang, terletak di lokasi yang sekarang berada di perbatasanDesa Pajang, Kota Surakarta, dan Desa Makamhaji, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Kerajaan Pajang adalah kerajaan Islam yang berdiri pada 1568 lalu runtuh pada 1587.
Kerajaan Pajang didirikan oleh Sultan Hadiwijaya yang dikenal sebagai Jaka Tingkir. Tak hanya pendiri, Sultan Hadiwijaya yang membawa kejayaan bagi Pajang. Sayang, kerajaan ini berumur pendek.
Sebagai kerajaan Islam yang bercorak pedalaman, Kerajaan Pajang adalah kerajaan agraris, yang mengandalkan pertanian sebagai tulang punggung perekonomian. Setelah 21 tahun berdiri, Kesultanan Pajang mengalami kemunduran dan akhirnya dijadikan sebagai negeri bawahan Mataram.
Menurut Babad Banten, pendiri Kerajaan Pajang, dalam hal ini adalah Jaka Tingkir, adalah keturunan Pengging, kerajaan kuno di Boyolali yang dipimpin oleh Andayaningrat. Andayaningrat, yang juga memakai nama Jaka Sanagara atau Jaka Bodo, konon masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga raja Majapahit.
Walaupun Majapahit ditaklukkan orang-orang Islam pada 1625, Pengging masih berdaulat hingga di bawah pemerintahan Kebo Kenanga, yang bergelar Ki Angeng Pengging. Saat Ki Angeng Pengging wafat karena dibunuh oleh Sunan Kudus, dia meninggalkan seorang putra bernama Mas Karebet, yang diangkat anak oleh Nyi Ageng Tingkir.
Kelak, orang-orang lebih mengenal Mas Karebet dengan sebutan Jaka Tingkir. Setelah dewasa, Jaka Tingkir memilih untuk mengabdi kepada Kesultanan Demak. Singkat cerita, Jaka Tingkir ditunjuk sebagai Adipati Pajang.
Ketika itu Demak tengah mengalami masa kemunduran karena perebutan kekuasaan. Demak diserang olehArya Penangsang yang merupakan putra dari Pangeran Surowiyoyo alias Raden Kini yang lebih dikenal sebagai Pangeran Sekar Sedo ing Lepen.
Jaka Tingkir pun maju menghadapinya dan berhasil membunuhnya. Dengan demikian, dia menjadi pewaris takhta Kerajaan Demak dan memindahkan ibu kotanya ke pedalaman, ke Pajang. Sejak itulah Kerajaan Pajang berdiri, tepatnya pada 1568.
Setidaknya ada tiga raja yang pernah memerintah Kerajaan demak. Pertama,Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya pada 1568 hingga 1583, disusul Arya Pangiri atau Ngawantipura dari 1583 hingga 1586, lalu Pangeran Benawa atau Prabuwijaya dari 1586 hingga 1587.
Sebagaimana disebut di awal, masa kejayaan Kerajaan Pajang dicapai pada masa Jaka Tingkir alias Sultan Hadiwijaya yang berkuasa selama15 tahun. Selama memerintah, dia berhasil mengantarkan Pajang mencapai puncak kejayaan.
Wilayah kekuasaan Kerajaan Pajang mencapai Madiun, Blora, dan Kediri. Selain itu, Pajang adalah kerajaan bersifat agraris yang mengalami kemajuan pesat di bidang pertanian. Hal ini didukung oleh letaknya yang berada di dataran rendah yang mempertemukan Sungai Pepe dan Dengkeng, sehingga menjadi lumbung beras utama di Pulau Jawa.
Pada 1582 M, meletus perang Pajang dan Mataram. Sepulang dari pertempuran, Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia. Sepeninggal Sultan Hadiwijaya, Pajang mulai mengalami kemunduran karena terjadi perebutan takhta.
Putra Sultan Hadiwijaya, Pangeran Benawa, dan menantunya yang bernama Arya Pangiri saling bersaing untuk menjadi raja. Arya Pangiri berhasil naik takhta pada 1583, sedangkan Pangeran Benawa tersingkir ke Jipang.
Namun selama pemerintahannya, Arya Pangiri hanya disibukkan dengan usaha balas dendam terhadap Mataram, sementara kehidupan rakyatnya terabaikan. Hal itu membuat Pangeran Benawa merasa prihatin dan melancarkan serangan pada 1586, dibantu oleh Sutawijaya dari Mataram.
Dalam serangan itu, Arya Pangiri kalah dan dipulangkan ke Demak. Sementara Pangeran Benawa dinobatkan sebagai raja Kerajaan Pajang ketiga.
Pemerintahan Pangeran Benawa hanya berlangsung singkat karena ia lebih memilih menjadi penyebar agama Islam. Pada 1587, kekuasaannya pun berakhir tanpa meninggalkan putra mahkota.
Atas kebijakan Sutawijaya, Pajang kemudian dijadikan negeri bawahan Mataram. Riwayat Kerajaan Pajang benar-benar berakhir pada 1618 saat dihancurkan oleh pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Agung.