Cuti Idul Adha Belum Dongkrak Okupansi Hotel, Pengusaha Incar Libur Sekolah
kumparanBISNIS June 10, 2025 12:40 AM
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran, mengatakan cuti bersama Idul Adha belum mampu mendongkrak okupansi hotel secara nasional.
Berdasarkan catatan PHRI, peningkatan okupansi hotel pada momen cuti bersama periode 6-9 Juni 2025, masih di bawah harapan para pengusaha hotel.
“Hari H itu ada lonjakan, tapi tidak signifikan. Paling sekitar rata-rata 50 persenan. Jadi umumnya yang kita ekspektasi itu memang libur panjang ini kita bisa mencapai angka di 80 persenan,” kata Maulana kepada kumparan, Senin (9/6).
Menurut dia, rata-rata peningkatan okupansi 50 persen yang ada juga masih cukup rendah jika dibandingkan musim liburan lainnya. Berdasarkan evaluasi PHRI, peningkatan okupansi dari hari libur terakhir Idul Adha hari ini (9/6) juga hampir tidak ada.
Yusran memperkirakan hal tersebut disebabkan karena terdapat beberapa libur yang cukup panjang dalam waktu yang berdekatan. Dia memberi contoh di bulan Mei saja sudah terdapat dua musim libur, yakni libur Waisak dan libur Kenaikan Yesus Kristus. Hal ini membuat masyarakat lebih selektif untuk liburan.
“Ini juga harus dipertimbangkan kan untuk men-trigger orang terus pergi berlibur itu kan juga tergantung dari kemampuan, tidak otomatis setiap hari libur mereka bepergian. Karena yang namanya leisure itu kan juga mereka mempunyai budget plan untuk melakukan liburan,” ujarnya.
Untuk itu, Yusran justru mengincar momen libur sekolah semester genap yang akan datang sebagai momen yang dapat meningkatkan okupansi hotel di waktu dekat.
“Mungkin ini menjadi satu pertimbangan kenapa mereka belum melakukan kegiatan perjalanan yang cukup masif pada libur Idul Adha karena juga berdekatan dengan libur anak sekolah. Karena pada saat libur anak sekolah itu kan mayoritas keluarga yang memiliki anak liburnya bersamaan. Mereka bisa bepergian juga bersama,” kata Yusran.
Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran. Foto: kumparan
Selain itu, Yusran juga memiliki harapan pada insentif pemerintah di beberapa sektor yang dikucurkan untuk bulan Juni sampai Juli agar bisa berdampak pada okupansi hotel di masa libur sekolah.
Sebelumnya, pemerintah memiliki stimulus insentif berupa i diskon transportasi termasuk pesawat, diskon tarif tol, penebalan bantuan sosial, Bantuan Subsidi Upah (BSU) sampai Perpanjangan Diskon Iuran Jaminan Kehilangan Kerja (JKK).
“Dengan adanya insentif yang diberikan pemerintah terhadap tol antar provinsi, kemudian juga termasuk tiket pesawat, kita berharap memang ini men-trigger masyarakat untuk berlibur di Indonesia saja,” ujarnya.
Meski begitu, Yusran belum bisa memberi proyeksi persentase peningkatan saat momen liburan sekolah meski sudah ada insentif dari pemerintah ke beberapa sektor. Optimisme peningkatan juga tidak sebesar libur sekolah di tahun-tahun sebelumnya.
Kembali ke alasan yang sudah disebutnya, menurut Yusran memang ada beberapa momen libur dalam waktu yang berdekatan sehingga masyarakat lebih cermat dalam merencanakan liburan.
“Masyarakat juga sudah menjadi smart traveler. Jadi mereka bisa memilih untuk tidak melakukan rebutan di libur yang bersamaan sehingga mereka punya banyak pilihan. Nah itu juga menjadi salah satu tantangan pada saat libur anak sekolah nanti,” kata Yusran.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.