TIMESINDONESIA, MALANG – Politeknik Negeri Malang (Polinema) kembali menggelar Expo Hasil Riset dan Inovasi 2025 yang berlangsung pada 10–11 Juni di Graha Polinema. Kegiatan ini menjadi ajang strategis dalam memperkenalkan karya mahasiswa dan dosen kepada masyarakat, pelaku industri, hingga pemerintah.
Dengan mengusung tema “Penguatan Ekosistem Inovasi untuk Akselerasi Hasil Riset dan Kolaborasi Pentahelix”, expo ini diharapkan mampu menjembatani hasil penelitian agar dapat diimplementasikan di berbagai sektor.
Direktur Polinema, Ir. Supriatna Adhisuwignjo, ST., MT., menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai sarana publikasi sekaligus hilirisasi hasil riset.
“Kami ingin karya mahasiswa dan dosen, baik dari Polinema maupun kampus mitra, tidak hanya berhenti di laboratorium. Kami berharap hasil riset ini bisa diaplikasikan secara nyata untuk menjawab kebutuhan masyarakat dan dunia industri,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa hasil riset yang berhasil dikembangkan memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, khususnya di kawasan Malang Raya. Oleh sebab itu, Polinema mendorong adanya keterlibatan aktif dari pemerintah dan stakeholder lain agar inovasi yang dihasilkan tidak hanya bersifat akademis, melainkan juga memiliki dampak sosial dan ekonomi.
Selama ini, Polinema secara aktif memfasilitasi pengembangan inovasi dosen dan mahasiswa melalui proses hilirisasi. Setiap tahun, sekitar 30 judul riset dihasilkan dan sebagian besar telah dimanfaatkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat maupun kerja sama industri.
“Kami berusaha mendorong karya yang memiliki nilai ekonomis untuk segera dipatenkan. Ini adalah bagian dari tanggung jawab kampus vokasi dalam menciptakan inovasi yang berkelanjutan,” imbuh Supriatna.
Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Polinema, Prof. Dr. Ratna Ika Putri, ST., MT., menyebut bahwa expo kali ini diikuti oleh 42 stan yang menampilkan karya dari 10 perguruan tinggi mitra, 9 perusahaan industri, UMKM, desa mitra, serta mahasiswa Polinema sendiri.
“Expo ini tidak hanya menjadi wadah untuk memperkenalkan hasil riset, tetapi juga membuka ruang kolaborasi dan memperkuat jejaring antar pemangku kepentingan,” terang Ratna.
Acara ini juga diramaikan dengan rangkaian kegiatan tambahan seperti talk show, diskusi kelompok terfokus (FGD), pitching riset, hingga sesi pendampingan pemberdayaan masyarakat. Harapannya expo hasil riset ini dapat mengakselerasi pemanfaatan hasil penelitian yang mampu menjawab tantangan di masyarakat serta mendorong penguatan teknologi tepat guna. (*)