TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (HBAT), emiten properti berbasis di Sulawesi Utara membukukan kenaikan penjualan sebesar 5,25 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp39,47 miliar pada 2024, dari sebelumnya Rp37,5 miliar.
Meskipun realisasi ini baru mencapai 60,04 persen dari target penjualan tahunan sebesar Rp65,4 miliar, Perseroan tetap berhasil mencetak laba komprehensif sebesar Rp8,47 miliar.
Direktur Utama HBAT Go Ronny Nugroho mengatakan, secara neraca, total aset HBAT naik signifikan sebesar 15,98 persen menjadi Rp82,08 miliar, dengan kenaikan ekuitas sebesar 12,14 persen menjadi Rp78,3 miliar.
"Liabilitas juga meningkat menjadi Rp3,78 miliar, hampir dua kali lipat dari posisi akhir 2023 sebesar Rp950,97 juta," katanya saat dalam Paparan Publik usai RUPST Tahun Buku 2024 di Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Dikatakannya, untuk laba bruto tercatat sedikit terkoreksi sebesar 6,86 persen menjadi Rp17,64 miliar, seiring naiknya beban pokok penjualan sebesar 17,68 persen.
Go Ronny menambahkan, dukungan kebijakan fiskal nasional dan prospek ekonomi Sulawesi Utara menjadi pendorong permintaan sektor properti.
“Kami optimistis bahwa pada 2025 dan tahun-tahun mendatang, bisnis HBAT akan mengalami pertumbuhan positif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Menyambut tahun 2025, HBAT menyiapkan serangkaian kebijakan strategis untuk menjaga momentum pertumbuhan.
Beberapa strategi utamanya adalah ekspansi lahan di lokasi strategis Sulawesi Utara, diversifikasi pendapatan antara recurring income dan penjualan properti, manajemen arus kas yang disiplin dan peningkatan kompetensi SDM untuk mendukung operasional dan pembangunan proyek tepat waktu.
"Kebijakan ini merupakan kelanjutan dari strategi tahun sebelumnya yang mengedepankan efisiensi biaya, penguatan kanal pemasaran, dan pengembangan fasilitas kawasan untuk meningkatkan daya saing produk," katanya.
Terkait dana hasil IPO, Direktur HBAT, Andrie Rianto, menyampaikan bahwa dari total dana bersih sebesar Rp23,8 miliar, hingga akhir 2024 telah terealisasi Rp20,03 miliar atau sekitar 84 persen.
Dana tersebut dialokasikan untuk pembelian lahan (46,20 persen), pembangunan fasilitas umum (45,36 persen), serta modal kerja (8,44 persen).
Sisa dana sebesar Rp3,79 miliar masih akan dimanfaatkan untuk mendukung operasional pada 2025.
“Kami akan tetap fokus menjaga efisiensi operasional, namun tidak mengurangi kualitas dan nilai proyek. Kombinasi strategi ekspansi dan penguatan internal diharapkan menjadi motor pertumbuhan berkelanjutan,” kata Andrie.
Dengan fundamental yang semakin kokoh dan kesiapan menghadapi dinamika pasar, HBAT menargetkan kinerja yang lebih agresif dan berorientasi jangka panjang pada 2025.